JAKARTA (TUGUBANDUNG.ID) – Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana siap kembali memberikan Sharing Komunikasi dan Motivasi pada pekan ini. Doktor komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran tersebut akan menyampaikan sharing dengan tajuk “Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Personel Korpolairud Baharkam Polri Untuk Mengoptimalkan Pelaksanaan Tugas”.
Pada sharing yang dilaksanakan Selasa 16 Januari 2024 di Markas Korpolairud Jl. R. E. Martadinata No. I/1 Tanjung Priok, Jakarta Utara itu, Dr Aqua Dwipayana akan berbicara di hadapan sekitar 1.250 personel Korps Kepolisian Air dan Udara Badan Pemeliharaan Keamanan Kepolisian Republik Indonesia atau biasa disingkat Korpolairud Baharkam Polri.
Sebagian peserta yang tersebar di 34 Polda se-Indonesia mengikuti acara itu secara daring. Mereka di antaranya para komandan kapal bersama anak buah kapal dan semua pilot beserta krunya yang sedang tugas di berbagai provinsi.
Korpolairud adalah satuan di Polri yang mendukung tugas-tugas kepolisian lewat air (sungai/laut) dan udara. Dr Aqua Dwipayana diundang oleh Kepala Korpolairud Irjen Pol M Yasin Kosasih yang merupakan salah seorang sahabat karibnya.
Undangan itu disampaikan kepada Dr Aqua Dwipayana saat mereka ketemu di Mabes Polri pada Senin siang (8/1/2024). “Selasa pagi (16/1/2024) seusai “Commander Wish” dari saya, mohon Mas Aqua berkenan memberikan Sharing Komunikasi dan Motivasi kepada para anggota saya. Setelah itu saya minta Mas Aqua melakukan kegiatan serupa di Direktorat Polairud 34 Polda se-Indonesia,” ucap Yasin.
Dr Aqua Dwipayana yang pertama kali ketemu Yasin di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut di Jakarta pada 2007 menyatakan siap memenuhi semua amanah dari jenderal bintang dua yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat itu.
Menurut Dr Aqua Dwipayana, peningkatan kemampuan komunikasi menjadi prioritas utama untuk memastikan personel dapat berinteraksi secara efektif baik dalam tugas sehari-hari maupun saat situasi darurat.
“Kemampuan komunikasi yang baik akan mendukung koordinasi antarunit di tengah laut dan udara, kolaborasi dengan instansi terkait, dan memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat. Oleh karena itu, pelatihan bagi setiap personel di lingkungan Korpolairud Baharkam Polri harus ditekankan pada pengembangan soft skill, ” kata Dr Aqua Dwipayana yang memiliki jejaring pertemanan sangat luas ini.
Pembicara laris yang telah memotivasi lebih dari sejuta orang baik di Indonesia maupun puluhan negara itu mengungkapkan aspek yang mesti ditekankan sebagai bagian dari kompetensi mendasar komunikasi bagi para personel. Mencakup peningkatan keterampilan berbicara di depan umum, menyimak secara efektif, serta pemahaman komunikasi non-verbal seperti bahasa tubuh dan ekspresi wajah.
Selain itu, lanjut Dr Aqua Dwipayana, personel juga akan diberikan simulasi tugas yang mensimulasikan situasi darurat di tengah laut dan udara, di mana komunikasi yang tepat waktu dan jelas menjadi kunci keberhasilan operasi. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan responsibilitas dan koordinasi tim dalam setiap tugas yang diemban.
Diharapkan, dengan peningkatan kemampuan komunikasi ini, ucap Dr Aqua Dwipayana, personel Korpolairud Baharkam Polri dapat lebih efektif dalam melaksanakan tugasnya, baik itu dalam penanggulangan kejahatan di laut, penegakan hukum, maupun operasi penyelamatan. Program ini juga sejalan dengan komitmen Polri untuk terus meningkatkan profesionalisme dan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Visi dan Misi Korpolairud
Visi
Terwujudnya polisi perairan dan udara yang dipercaya masyarakat di semua titik dan lini pelayanan masyarakat dalam rangka membangun kemitraan dengan masyarakat guna mewujudkan keamanan dalam negeri dan tegaknya hukum di wilayah perairan dan udara sebagai sinergi pencapaian hasil pembangunan yang berwawasan keamanan.
Misi
- Meningkatkan kinerja Korpolairud secara profesional, transparan, akuntabel guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan;
- Memberikan pelayanan prima, proporsional, tidak diskriminatif, menjunjung tinggi hak azasi manusia dan responsif di setiap titik wilayah perairan dan udara Negara Kesatuan Republik Indonesia agar masyarakat terbebas dari segala bentuk gangguan;
- Memanfaatkan peralatan dan teknologi masa kini (modern) untuk mendukung tugas operasional di wilayah perairan dan udara;
- Meningkatkan pengawasan internal dalam mewujudkan kinerja kepolisian perairan dan udara yang bersih, berwibawa, terpercaya, dan modern;
- Membentuk jejaring Polri dan masyarakat di perairan untuk bermitra dan bersinergi menyelenggarakan kegiatan-kegiatan dalam hubungan yang harmonis untuk mencapai kondisi perairan dan udara yang aman dan tertib;
- Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan perpolisian masyarakat berbasis pada masyarakat patuh hukum di wilayah perairan dan udara.
Pimpinan: Irjen Pol M Yasin Kosasih, S.I.K, M.Si, M.Tr.Opsla (Kepala Korpolairud)
Sejarah Korpolairud
Saat masa revolusi kemerdekaan, pemerintah berupaya untuk membentuk Polisi Perairan pada tahun 1948 di Pelabuhan Tuban, Jawa Timur. Namun, usaha tersebut gagal dikarenakan adanya Agresi Militer Belanda II akhir tahun 1948 dan mendaratnya kembali Belanda di Pantai Glondong, Tuban. Oleh karena itu, pembentukan Polisi Perairan bisa dilaksanakan pada tahun 1950, setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia melalui Konferensi Meja Bundar pada tahun 1949 di Den Haag, Belanda.
Pada 1961 dengan adanya UU No. 13 tahun 1961 tentang UU Pokok Kepolisian Negara, maka struktur organisasi Polri secara otomatis berubah. Oleh karena itu, Dinas Perairan dan Udara berubah menjadi Korps Airud yang berada dibawah Asisten I Menteri KKN bedasarkan Peraturan Menteri KKN No.7/Prt/M.K./1961 tanggal 31 Desember 1961 tentang susunan Departemen Kepolisian (DEPAK) dan Skep Menteri KKN No.Pol. 14/7/62/M.K.K.N tanggal 16 Januari 1962 tentang penunjukan para pejabat utama di lingkungan DEPAK, termasuk Korps Airud dengan ditunjuknya KBP R. Hartono sebagai Panglima Korps Airud sesuai dengan Skep yang dimaksud.
Pada tahun1965, Korps Airud mengalami perubahan kembali menjadi Direktorat Perairan dan Udara yang dipimpin oleh seorang Direktur berdasarkan Skep MEN/PANGAK No.Pol. 11/SK/MK/1964 tanggal 25 Oktober 1964 tentang perubahan struktur organisasi DEPAK. Namun, hanya berlangsung selama setahun dan kembali menjadi Korps Airud.
Pada 1976, terjadilah reorganisasi Polri bedasarkan SK Menhankam No.15/1976 pada 1976. SK tersebut berdampak pada organisasi Korps Airud sehingga, Korps Airud dilikuidasi pada tahun 1977 bedasarkan Skep Kapolri No. Skep/53/VII/1977, No.Skep/54/VII/1977, dan No. Skep/55/VII/1977.
Pada masa reformasi melalui TAP MPR No: TAP/VI/MPR/2000 tentang pemisahan TNI dan Polri dan TAP/VII/MPR/2000 tentang peran TNI dan Polri, Dengan adanya pemisahan Polri dari ABRI sejak saat itu juga melakukan reorganisasi di dalam tubuh Polri terutama Dit Samapta Polri dan Subdit-subditnya.
Sehingga pada 2000, Subdit Polair dan Subdit Poludara kembali dipersatukan menjadi Direktorat Polairud yang dipimpin oleh Brigjen Pol Drs F. X. Soemardi SH. kemudian, Kapolri mengeluarkan SK No. Skep/9/V/2001 tanggal 25 Mei 2001 yang mengatur bahwa Dit Polairud dibawah koordinasi Deops Kapolri yang membawahi Subdit Polair dan Subdit Poludara.
Pada 2017, berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 5 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia, kembali Ditpolair dan Ditpoludara mengalami perubahan organisasi, yang semula dibawah langsung Baharkam Polri sekarang menjadi di bawah Korpolairud (Korps Kepolisian Perairan dan Udara) Baharkam Polri. Korpolairud Baharkam Polri merupakan unsur pelaksana utama yang berada di bawah Kabaharkam Polri yang dipimpin oleh Kakorpolairud dan bertanggung jawab kepada Kabaharkam Polri, serta membawahi dua Direktorat yaitu Direktorat Kepolisian Perairan dan Direktorat Kepolisian Udara.***