SIDOARJO (TUGUBANDUNG.ID) – Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana mengapresiasi dan kagum pada kesabaran semua orangtua yang merawat anaknya yang difabel. Apalagi itu dilakukan dalam waktu yang lama hingga puluhan tahun.
Kekaguman itu disampaikan Dr Aqua merespons Fatkhur Rokhim yang salah seorang anaknya, Ectania Yolanda Marseila sejak lahir pada 30 Maret 2001 tunarungu. Sampai kini bapak empat anak itu dengan suka cita merawat Yolanda.
“Saya kagum sekali pada Pak Fatkhur dan semua orang tua yang anaknya difabel. Mereka orang pilihan yang mendapat titipan dari Tuhan untuk merawat anaknya yang berkebutuhan khusus,” ungkap Dr Aqua.
Fatkhur bercerita, begitu tahu Yolanda difabel, dia dan istrinya Dwi Sumiasih bertekad untuk merawatnya sampai mandiri. Mereka sekeluarga sayang pada anak kedua dari empat bersaudara tersebut.
Dia menyampaikan hal itu saat sesi tanya-jawab pada Sharing Komunikasi dan Motivasi dengan tajuk “Bukan Halangan bagi Difabel untuk Menjadi Seorang Entrepreneur” Senin pagi, 3 Oktober 2022 lalu di SLBN Juwet Kenongo, Jl. Juwet Utara No. 269 Porong, Gondang Selatan, Juwet Kenongo, Sidoarjo Jawa Timur. Dia mewakili para orang tua siswa yang hadir.
Sementara menurut Fatkhur ada tetangga yang mencibirnya karena memiliki anak yang difabel. Namun dia tidak memedulikannya.
“Saya dan istri dengan penuh kasih sayang merawat Yolanda. Kami tidak peduli dengan omongan orang. Kami yakin Yolanda memiliki semangat untuk berprestasi dan berbagai kelebihan meskipun tunarungu,” ujar Fatkhur yang disambut tepuk tangan seluruh yang hadir.
Setiap hari kecuali saat libur, dia mengantar Yolanda ke sekolahnya di Sidoarjo dari rumahnya di Kabupaten Mojokerto. Jarak tempuhnya sekitar 35 menit pakai motor.
Semua yang disampaikan Fatkhur merupakan pesan buat orang tua yang anaknya difabel. Agar jangan putus asa dengan cobaan dari Tuhan. Yakinlah ada solusi terbaik termasuk merawat anak yang berkebutuhan khusus.
Yolanda paling semangat
Sementara di antara belasan anak tunarungu yang hadir di acara Sharing Komunikasi dan Motivasi itu, Dr Aqua mengamati Yolanda paling semangat. Sehingga dipanggil ke depan untuk diskusi.
Lewat penerjemahnya Citra Cahya Ningrum yang juga tunarungu, Yolanda mengatakan cita-citanya ingin jadi orang sukses. Makanya selalu semangat dan kerja keras tanpa pernah pantang menyerah.
“Saya ingin sukses. Menurut saya tunarungu bukan hambatan untuk maju. Saya harus bisa mewujudkan cita-cita saya. Lahir sebagai difabel harus bisa saya harus bisa saya terima karena semua itu kodrat dari Allah SWT,” ujar saudara kandung Aditya Bagus Setiawan, Claura Tiara Shinta, dan Muhammad Bima Syahputra kepada Dr Aqua lewat WhatsApp (WA).
Yolanda tidak sekadar berucap, tapi sejak SD sampai SMA sudah berprestasi. Banyak sekali menjadi juara berbagai lomba di Kabupaten Sidoarjo.
“Saya antara lain juara I lomba lari 100 m pada 2014, juara I lomba lompat jauh (2017), juara harapan III lomba fashion show (2018), juara III pertandingan bulu tangkis (2018), juara I lomba lompat jauh di Porkab difabel NPC Sidoarjo (2020), juara II lomba tata upacara pembukaan latihan penggalang (2020), dan juara harapan I lomba peraturan baris berbaris (2021),” terang Yolanda.
Sedangkan kepada seluruh guru yang mengajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) Dr Aqua mengingatkan agar selalu sabar menghadapi semua anak didiknya. Sebab kondisinya berbeda dengan siswa yang normal.
“Menghadapi para siswa yang belajar di SLB tentunya harus ekstra sabar. Kemampuan mereka terbatas dibandingkan murid-murid di sekolah normal,” ungkap Dr Aqua.
Terkait itu, pria yang menaruh perhatian besar pada orang-orang yang kurang beruntung dalam hidupnya menyarankan agar semua guru di SLB menekuni profesinya yang mulia tersebut dengan fokus dan totalitas. Bukan sekadar mencari kesibukan karena tidak ada pekerjaan lain.
Di samping itu menganggap semua siswa di SLB sebagai anaknya sendiri. Tidak membeda-bedakan terutama dalam memberikan perhatian dan kasih sayang. Dengan begitu seluruh anak didiknya merasa nyaman dan betah selama belajar di sekolah.
“Menjadi guru di SLB selain sangat mulia, juga merupakan kesempatan emas untuk mendapatkan pahala. Sehingga saya dengan tegas mengatakan semua guru SLB adalah ahli surga asal konsisten menjalani dengan ikhlas,” tutur Dr Aqua yang kagum dengan kesabaran seluruh guru SLB.
Sebagai apresiasi kepada para guru SLB, saat acara itu Dr Aqua menyatakan kesediaan dan kesiapannya mendatangi seluruh SLB di Jawa Timur untuk memberikan Sharing Komunikasi dan Motivasi. Untuk itu pria yang senang membantu banyak orang ini “menantang” Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Provinsi Jawa Timur yang juga pemilik perusahaan pembuat sepatu PT Widaya Inti Plasma Sidoarjo Bapak Njo Winyoto Gunawan melaksanakannya.
Dr Aqua mempersilakan Awi panggilan akrab Njo Winyoto Gunawan untuk menjadwalkannya keliling Jawa Timur. Meski agenda Sharing Komunikasi dan Motivasi serta silaturahimnya padat, namun bapak dua anak itu janji akan memprioritaskannya.
“Jadwal saya untuk memberikan Sharing Komunikasi dan Motivasi serta silaturahim memang padat. Hingga awal 2023 sudah penuh. Meski begitu khusus buat para guru SLB di Jawa Timur saya akan memprioritaskannya. Silakan Pak Awi jadwalkan,” ujar Dr Aqua.
Pengalaman mengesankan
Sharing Komunikasi dan Motivasi kepada para difabel itu menjadi pengalaman unik dan mengesankan bagi Dr Aqua. Betapa tidak, pada kegiatan tersebut untuk pertama kalinya motivator laris yang sudah menyampaikan sharing komunikasi dan motivasi kepada lebih dari sejuta orang itu berbicara kepada peserta dari kelompok tunarungu. Saat menyampaikan materi sharing, doktor Komunikasi lulusan Fikom Universitas Padjadjaran tersebut dibantu oleh penerjemah khusus.
Selama ini Dr Aqua dikenal dengan aktivitas produktifnya menjalankan Sharing Komunikasi dan Motivasi ke berbagai kalangan dan wilayah di Tanah Air bahkan hingga mancanegara. Sudah ratusan sesi Sharing Komunikasi dan Motivasi disampaikan kepada sejuta lebih peserta dari beragam latar belakang profesi dan pekerjaan.
“Saya mendapat undangan langsung dari Pak Awi untuk berbicara di hadapan peserta yang di antaranya adalah penyandang difabel. Ini menjadi pengalaman terbaik dan sangat mengesankan,” ungkap Dr Aqua.
Ia menegaskan sangat bersemangat mendorong teman-teman penyandang difabel untuk tidak menyerah pada kondisi. Justru peluang terbaik akan didapat jika mampu bangkit dan bekerja keras.
Awi selain menjabat Ketua Aprisindo Jatim, juga pemilk perusahaan pembuat sepatu PT Widaya Inti Plasma Sidoarjo dan sebagai Sekjen Forum Komunikasi Asosiasi Pengusaha (Forkas) Jawa Timur.
Bersyukur dan berbagi
Dalam paparannya, Dr Aqua menegaskan bahwa setiap manusia mempunyai kekurangan dan kelebihan. “Kekurangan untuk di syukuri dan kelebihan untuk berbagi,” kata pria yang juga menjadi Staf Ahli Ketua KONI Pusat bidang Komunikasi Publik ini.
Dr Aqua melanjutkan, kunci hidup bahagia adalah menjalani kehidupan termasuk melaksanakan aktivitas mulia meski dalam keterbatasan, menikmatinya, selalu mengedepankan rasa syukur, dan menerima apapun dengan ikhlas.
“Kebahagiaan tidaklah identik menjadi milik mereka yang memiliki segalanya. Rasa bahagia hanya akan menghampiri mereka yang bersyukur atas apapun situasi dan kondisi yang dialami. Oleh karena itu, hidup bahagia itu rumusnya syukur dan bekerja ikhlas,” kata Dr Aqua menegaskan.
Penulis banyak buku super best seller ini mengungkapkan untuk hidup bahagia dan tanpa beban maka kita mesti menjalani kehidupan ini dengan sederhana.
Selalu bersyukur dan bekerja dengan ikhlas, kata Dr Aqua, gampang diucapkan dan sangat bisa dilaksanakan. Bukan seperti yang selama ini dikatakan banyak orang yakni mudah mengucapkannya dan sulit melaksanakannya. “Jika dari awal berpikirnya sulit selalu bersyukur dan bekerja dengan ikhlas, maka sampai kapan pun tidak akan pernah bisa mewujudkan. Kenapa? Karena dari awal pikirannya sudah menyatakan tidak bisa,” ungkap Dr Aqua.
Dalam kaitan ini, Dr Aqua memberikan spirit kuat kepada para difabel untuk senantiasa bersyukur atas apa apapun situasi dan kondisi. “Bersyukur disertai dengan keyakinan bahwa ketika kita menjalani sesuatu dengan tekun maka hasil terbaik akan kita dapatkan,” ujarnya.
Selanjutnya Dr Aqua juga mengutip kata-kata bijak dari Helen Keller, seorang penulis dan inspirator, bahwa “ Optimisme adalah keyakinan yang mengarah pada pencapaian. Tidak ada yang bisa dilakukan tanpa harapan dan kepercayaan diri.”
Untuk itu, Dr Aqua menegaskan, apapun halangan dan rintangan yang menghadang, pastilah akan ada jalan keluar untuk setiap persoalan, manakala kita menghadapinya dengan jiwa bersyukur dan mengedepankan spirit yang kuat.
Sementara itu, Awi mengatakan para peserta Sharing Komunikasi dan Motivasi tidak hanya kalangan peserta pelatihan. “Mereka di antaranya juga adalah para penyelia, manajer/pengusaha, yayasan, serta guru-guru pembimbing ,” ungkap Ketua Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia Surabaya tersebut.
Menjadi mitra
Peserta pelatihan mencapai puluhan orang dengan 16 orang di antaranya difabel yakni tunarungu. Usia mereka 18-30 tahun. Mereka sedang ikut pelatihan selama 20 hari dan sudah dilaksanakan selama 5 hari. Pukul 07.00 – 15.00. Dananya dari BLK Kabupaten Sidoarjo.
Semua peserta pelatihan setelah selesai kegiatan itu menjadi mitra PT Widaya Inti Plasma untuk ikut membuat bagian dari sepatu di rumahnya masing-masing. Awi sebagai pemilik pabrik sepatu ingin memberdayakan mereka.“Dengan mendapat pelatihan diharapkan mereka memiliki ketrampilan membuat bagian dari sepatu. Sehingga aktivitas sehari-harinya produktif dan menghasilkan uang. Hal tersebut membuat mereka menjadi mandiri, tidak terus-menerus tergantung pada orang lain termasuk orang tuanya,” ungkap Awi.
Dengan memiliki keterampilan membuat bagian dari sepatu, lanjut Awi, mereka pasti lebih percaya diri. Sebab mempunyai keahlian yang tidak semua orang bisa melakukan hal serupa.
Peserta pelatihan angkatan pertama khusus para tunarungu ini merupakan uji coba. Jika berhasil bakal dilanjutkan dengan angkatan berikutnya. Sekretaris Aprisindo Jatim Ali Mas’ud mengatakan sejak 2018 pihaknya sudah melatih sekitar 500 orang di Surabaya dan Brebes. Setiap angkatan selalu ada daeri kelompok difabel. Jumlahnya akan ditambah terus.***