MUNGKIN ini sudah takdir penulis. Ahad 19 Maret 2023 lalu saya mendapat undangan untuk menghadiri resepsi pernikahan di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Kota Semarang. Alamat persisnya berada di Jalan Gajah Raya, Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Gayam Sari. Lokasi ini berada di pusat kota dan berdekatan dengan gedung-gedung pemerintahan.
Beruntung penulis dapat datang ke Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah ini sehari sebelumnya. Dengan demikian dapat bermalam di kota ini. Tempat nginapnya pun berada di lingkungan MAJT. Sarana ibadah ini memang menempati area sangat luas yakni 10 hektare atau 100.000 m2.
Selain bangunan masjid seluas 7.699 m2 dan berdaya tampung 15.000 jemaah, MAJT dilengkapi beberapa fasilitas, yakni penginapan, auditorium, ruang akad nikah, museum perkembangan Islam, perpustakaan, dan kafe di bagian Menara Al-Husna setinggi 99 meter.
Dari puncak Menara Al-Husna ini, pengunjung dapat melihat megahnya MAJT. Selain itu juga bisa melihat pemandangan Kota Semarang dan pesisir laut yang indah dengan menggunakan teropong.
Selain itu, keunikan masjid ini adalah dengan adanya payung hidrolik. Pada bagian depan masjid, terdapat enam payung hidrolik raksasa yang dapat terbuka dan tertutup secara otomatis. Ini merupakan adaptasi arsitek bangunan Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi.
Payung raksasa ini akan dibuka pada saat salat Jumat, Idul Fitri atau Idul Adha dengan catatan bila angin tidak melebihi 200 knot. Harap maklum, karena payung hidrolik ini tingginya masing-masing 20 meter dan bentangannya hingga 14 meter.
Kelebihan MAJT ini –yang memang “ditawarkan” kepada mereka yang sedang dalam perjalanan melintasi Semarang atau sedang piknik di Kota Semarang– untuk berhenti sejenak di masjid ini. Tiada lain tujuannya selain untuk beribadah juga menikmati indahnya Kota Semarang dari Menara Al-Husna. (Rifqi, khazanahmasjid.com, 8/6/2021)
Tanah wakaf Bupati Semarang
Umur MAJT ini relatif masih muda dibanding umumnya masjid agung di kota-kota besar lainnya di Indonesia yang memiliki nilai sejarah. Karena MAJT baru dibangun pada tahun 2002 lalu. Pembangunan masjid ini dilakukan di atas tanah wakaf Bupati Semarang pertama, Ki Ageng Pandanaran II.
Untuk mempermudah proses pembangunannya, Gubernur Jawa Tengah (waktu itu), Mayor Jenderal Mardiyanto langsung ikut turun dalam pembangunan masjid ini. Meski peresmiannya baru terlaksana pada 14 November 2006 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, namun masjid ini telah difungsikan untuk ibadah jauh sebelum tanggal tersebut, tepatnya tahun 2004.
MAJT didesain dengan dasar gaya arsitektur yang eksotiks: corak campuran Jawa, Romawi, dan Islam. Adapun arsitekturnya oleh Ir. H. Ahmad Fanani dari PT Atelier Enam Jakarta.
Gaya romawi dapat terlihat dari 25 pilar yang terdapat di pelataran masjid. Pilar-pilar itu berarsitektur seperti gaya koloseum Athena di Romawi. Namun bedanya, pilar-pilar dimaksud dihiasi dengan kaligrafi-kaligrafi yang sangat indah dan menyimbolkan 25 Nabi dan Rasul.
Di gerbang masjid terdapat tulisan dua kalimat syahadat dan pada bidang datar tersebut tertulis huruf Arab Melayu “Sucining Guni Gapuraning Gusti”. Artinya, kemauan dan upaya yang tulus membawa ke arah ridha Allah.
Di halaman parkirnya yang sangat luas, hari itu tampak berderet banyak bus pariwisata dan mobil pengunjung. Meski banyak pengunjung, masjid tampak bersih. WC dan semua sarana penunjang lainnya pun bersih dan tertata rapi. Halamannya asri, banyak tanaman.
Kegiatan Ramadan di MAJT
Untuk mengisi bulan Ramadan ini, Pengurus MAJT menggelar beberapa kegiatan. Yakni, ngabuburit dan salat tarawih, kajian rutin, pesantren Ramadan, iktikaf bersama, Nuzulul Quran, tablig akbar, dan salat Idul Fitri. (hariane.com, Kamis, 23/3/2023)
Dalam suasana berbuka puasa, pengurus menyediakan takjil dan buka puasa bersama. Sedangkan salat tarawih dipimpin oleh beberapa qory internasional –secara bergantian– dengan bacaan satu juz per harinya.
Kajian agama secara rutin diadakan setiap bakda zuhur dengan tema pembahasan terkait Kitab Nashaihul Ibad dan Tafsir Tematik Al-Quran. Sedangkan pesantren Ramadan diadakan secara singkat, dengan didampingi Remaja (RISMA) MAJT (badan otonom di bawah naungan MAJT).
Iktikaf bersama mulai 12 April akan diisi dengan ibadah bersama, mulai dari mujahaddah Asmaul Husna, salat qiyamul lail, tausyiah, tadarus Al-Quran bersama Santri Tahfidz MAJT-Baznas Jateng.
MAJT juga akan menyelenggarakan acara Nuzulul Quran pada 7 April nanti di Aula Sekretariat MAJT. Tema diskusi dan kajiannya “Sejarah Mushaf Al-Quran dan Keragamannya”.
Beragam kegiatan tersebut merupakan salah satu cara untuk kembali meningkatkan semangat dan motivasi beribadah umat Islam. Terlebih lagi, momen spesial bulan suci ini dapat menjadi waktu yang tepat untuk berlomba-lomba mencari pahala dan keberkahan. (Widodo A, TuguBandung.id)***