KOTA BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID) – Kinerja Perbankan Syariah Jawa Barat bertumbuh positif dan kontributif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut disampaikan Kepala OJK Regional 2 Jawa Barat, Indarto Budiwitono dalam kegiatan Media Update di Kantor Regional 2 Jawa Barat, Kamis (13/4/2023).
“Pembiayaan Perbankan Syariah di Februari 2023 tumbuh lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan Kredit Perbankan Konvensional, dengan pembiayaan Bank Umum Syariah yang bertumbuh 13,94% (yoy), Unit Usaha Syariah 12,2% dan BPR Syariah 21,9%,” paparnya.
Porsi pembiayaan Perbankan Syariah dibandingkan total pembiayaan/kredit Perbankan Jawa Barat terus mengalami peningkatan bahkan di masa pandemi, yang tercermin dari peningkatan share dari tahun 2018 s.d. 2023 (Februari) masing-masing sebesar 8,4%, 8,7%, 9,1%, 9,3%, 9,4%, 10,1% dan 10,4%. Baki debet pembiayaan mencapai Rp59 triliun, dengan risiko pembiayaan bermasalah atau Non Performing Finance (NPF) yang masih terjaga sebesar 3,08%.
“Perbankan syariah diproyeksikan akan terus menunjukkan pertumbuhan positif, meskipun masih terdapat beberapa isu strategis serta tantangan yang masih perlu diselesaikan,” lanjutnya.
Berdasarkan Kajian Transformasi Perbankan Syariah yang disusun Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terdapat beberapa isu strategis yang masih menghambat akselerasi pertumbuhan bisnis perbankan syariah, antara lain belum adanya diferensiasi model bisnis yang signifikan, kualitas, dan kuantitas SDM yang kurang optimal serta rendahnya tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah.
Berdasarkan hasil Survey Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) OJK Tahun 2022, menunjukkan tingkat literasi dan tingkat inklusi keuangan syariah nasional berturut-turut sebesar 9,14 dan 12,12%. Sementara di Jawa Barat, tingkat literasi dan tingkat inklusi keuangan syariah berturut-turut sebesar 19,74% dan 23,38%.
“Meskipun indeks literasi dan jumlah pengguna produk dan layanan keuangan syariah di Jawa Barat lebih besar dari indeks Nasional, namun harus terus kita upayakan untuk peningkatan yang lebih tinggi lagi, mengingat dengan tingkat inklusi keuangan saat ini sebesar 23%, artinya baru 23 dari 100 masyarakat Jawa Barat yang mengakses produk keuangan syariah,” jelas Indarto.
Dengan kinerja Perbankan Syariah yang terus bertumbuh dan disertai dengan upaya-upaya literasi keuangan syariah kepada masyarakat dengan bersinergi dengan seluruh stakeholders terkait, Indarto optimis inklusi keuangan syariah akan turut meningkat. (Pun) ***