KOTA BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID) – Satuan Tugas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (Satgas PMK) melaporkan bahwa 3,66 juta ekor hewan ternak telah menjalani vaksinasi PMK hingga Kamis, pukul 12.00 WIB. Data Satgas PMK yang diterima di Jakarta, Kamis, menyatakan hewan ternak yang divaksinasi PMK itu terdiri dari 3,34 juta ekor sapi, 68.974 ekor kerbau, 40.574 ekor domba, 104.050 ekor kambing, dan 103.066 ekor babi.
Data Satgas PMK memperlihatkan bahwa PMK telah menular di 301 kabupaten/kota di 25 provinsi di Indonesia dengan mayoritas menyerang sapi.
Sejauh ini, 548.603 hewan ternak telah terjangkit penyakit itu dengan 437.509 ekor telah sembuh, 89.219 belum sembuh, 9.603 ekor mati, dan 12.327 ekor potong bersyarat.
Rincian dari yang sakit adalah 519.325 sapi, 22.871 kerbau, 1.948 domba, 4.371 kambing, dan 88 babi. Sementara hewan ternak yang telah dinyatakan sembuh adalah 413.201 sapi, 19.782 kerbau, 1.446 domba, 3.000 kambing, dan 80 babi.
Hewan yang belum sembuh adalah 84.822 sapi, 2.766 kerbau, 433 domba, 1.193 kambing, dan lima babi.
Hewan ternak yang dinyatakan mati akibat PMK di seluruh Indonesia dengan rincian 9.138 sapi, 220 kerbau, 46 domba, dan 94 kambing, dan tiga babi.
Sementara itu, hewan ternak yang dilakukan potong bersyarat akibat PMK, yakni 12.164 sapi, 103 kerbau, 23 domba, dan 82 kambing.
Sementara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan kurban.
Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil– memastikan penanganan terhadap infeksi virus PMK di Jabar dilakukan dengan maksimal. Salah satunya dengan mempercepat vaksinasi.
“Masyarakat Jabar tetap tenang, penanganan PMK hewan di Jabar tertangani dengan baik menjelang Iduladha bulan depan, jangan khawatir,” kata Kang Emil.
Ia menjelaskan, pelaksanaan vaksinasi PMK pada hewan ternak di Jabar dilakukan tiga tahap yakni suntikan pertama, kedua, dan booster.
“Sama seperti vaksinasi COVID-19 suntikan pertama, kedua dan booster,” ucap Kang Emil.
Bagi hewan ternak yang sudah diperiksa sehat dan cukup umur, kata Kang Emil, akan diberikan sertifikat yang dipasangkan pada leher hewan. Hal itu menandakan bahwa hewan tersebut sehat dan siap untuk dikonsumsi.
“Semua yang sehat akan dikasih sertifikat yang bisa dicek menggunakan handphone. Jadi nanti di setiap kuping sapi sehat bisa di-scan barcode-nya, menandakan itu siap untuk dilakukan kegiatan khususnya untuk sapi potong,” tandasnya. ***