KOTA BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID) – Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar Sidang Terbuka Peringatan 104 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia (PTTI) di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha, Rabu (3/7/2024). ITB yang pada tahun 2024 ini berusia 104 tahun, menjadi perguruan teknik tertua di Indonesia, yang diawali dengan pendirian Technische Hoogeschool te Bandoeng pada 3 Juli 1920.
Pada tahun ini, ITB tengah menuntaskan sejumlah pembangunan fasilitas strategis baru, antara lain Science Techno Park Ganesha di Gedebage, Laboratorium Kerja Sama Riset Indonesia-Cina New Energy Materials and Metalurgical Engineering Technology di ITB Kampus Jatinangor, Teleskop Radio VLBI Global Observing System (VGOS) di Observatorium Bosscha, serta Laboratorium XV Gedung Rekayasa Molekuler dan Material Fungsional. Keberadaan fasilitas tersebut menjadi bagian dari proses modernisasi dan penguatan ITB dalam paruh kedua 100 tahun ke depan.
Rektor ITB, Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D., dalam sambutannya mengatakan, sejak di masa awal kelahirannya, PTTI telah memberikan sumbangsihnya bagi kemajuan rakyat dan bangsa Indonesia.
“Sebagai sebuah lembaga pendidikan tinggi teknik yang tertua, ITB telah memusatkan perhatian dan memainkan peranan kepeloporan pada pendidikan, pengembangan, dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek),” ujarnya.
Selain itu, ITB telah merumuskan Budaya Ilmiah Unggul sebagai intellectual platform ITB untuk memastikan excellence dalam scientific quality dan added value yang tinggi dari berbagai kegiatan ITB. Dalam kurun waktu 2020-2023, ITB terus mengalami peningkatan dalam produktivitas dan reputasi ilmiah (scientific productivity and reputation), dan bertahan pada peringkat teratas di Tanah Air. Data dari SCIVAL dan SINTA menunjukkan bahwa ITB senantiasa mempertahankan skor yang tinggi dalam “Top Tier (Q1) Publications/Faculty,” serta angka rata-rata kutipan ilmiah (scientific citation) per dosen tertinggi, pada tingkat nasional. Capaian tersebut tidak terlepas dari peningkatan kolaborasi antara ITB dan perguruan-perguruan tinggi terkemuka seperti Massachusetts Institute of Technology, University of Oxford, dan University of Cambridge, yang telah menghasilkan publikasi bersama, dengan Journal Impact Factor (JIF) yang tinggi.
Sementara itu, Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) ITB, Budi Gunadi Sadikin, S.Si., CHCF., CLU., yang disampaikan oleh Sekretaris Eksekutif MWA Prof. Dr. Irawati, M.S. mengatakan, pendidikan tinggi teknik hadir bak pintu gerbang yang menghantarkan manusia kepada kemajuan peradaban. Menduduki peringkat ketiga di tanah air, ke-13 di Asia Tenggara, dan ke-256 perguruan tinggi terbaik di dunia (QS World University Rankings, 2025), ITB menghadapi tantangan sekaligus peluang untuk menjadi universitas kelas dunia dan membawa manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat.
“Saya mengajak alumni, mahasiswa, akademisi, pemerintah, industri, lembaga mitra pembangunan, dan seluruh elemen masyarakat, baik di dalam maupun luar negeri, untuk berkolaborasi demi kemajuan ITB khususnya dan kemaslahatan masyarakat pada umumnya,” ujarnya.
Ketua Senat Akademik ITB, Prof. Edy Tri Baskoro, M.Sc., Ph.D., mengatakan, ITB telah menegaskan komitmennya menjadi pelopor dalam pengembangan humaniora, seni, teknologi, dan sains.
Pada era teknologi yang semakin maju, humaniora berperan krusial dalam membentuk generasi yang unggul secara teknis dan memiliki pemahaman mendalam tentang nilai-nilai kemanusiaan. Pengintegrasian humaniora dalam kurikulum teknik dapat memperkaya pengetahuan mahasiswa dan membentuk karakter mereka agar menjadi pemimpin yang bijaksana dan bertanggung jawab.
“Dalam pendidikan tinggi teknik, humaniora memainkan peran penting dalam membentuk kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan pemahaman etika,” tuturnya.
Pada Peringatan 104 Tahun PTTI kali ini, Prof. Dr. Ir. I Gusti Bagus Ngurah Makertihartha, IPU. dari Fakultas Teknologi Industri ITB memberikan Orasi Ilmiah yang berjudul “Pengembangan Teknologi Proses Produksi Bahan Bakar Nabati di Indonesia”
Dalam kesempatan ini pun, ITB memberikan 12 penghargaan kepada akademisi, pejabat negara, industri, dan instansi/lembaga atas prestasinya masing-masing untuk lima kategori yaitu Ganesa Prajamanggala Bakti Adiutama, Ganesa Widya Jasa Adiutama, Ganesa Widya Jasa Utama, Ganesa Wirya Jasa Utama, dan Ganesa Widya Jasa. Untuk itu, ITB mengucapkan selamat kepada para penerima penghargaan.
Ganesa Prajamanggala Bakti Adiutama
1. Dr. (H.C.) Ir. H. Suharso Monoarfa (Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional sekaligus sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Anggota DPR-RI)
Ganesa Widya Jasa Adiutama
1. Dr. Ir. Suyus Windayana, M.App.Sc. (Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN))
2. Prof. Hideki Shimada (Guru Besar Kyushu University (KU), Jepang)
Ganesa Widya Jasa Utama
1. Komite Nasional Keselamatan Transportasi
2. Dipl.-Ing. Putu Gde Wanya (Pendiri PT Lelangon)
3. apt. Audrey Clarissa, S.Si. (Managing Director PT Imedco Djaja, Advisory Board SF ITB)
4. PT Meprofarm Pharmaceutical Industries
5. PT Astra Agro Lestari Tbk.
Ganesa Wirya Jasa Utama
1. USAID Indonesia
2. Filda Citra Yusgiantoro, S.T., M.B.M., M.B.A., Ph.D. (Chairman Purnomo Yusgiantoro Center)
3. Ir. Ricardo Irwan Rei, M.Sc., M.B.A. (Managing Director PT Multi Talent Indonesia)
Ganesa Widya Jasa
1. Ir. Teddy Sutadi Kardin (Ahli Geologi Militer)
ITB sebagai lembaga pendidikan tinggi teknik akan memainkan peranan yang semakin penting, baik dalam mewujudkan visi Indonesia Emas, maupun dalam merespons permasalahan global yang semakin dinamis. Untuk ini, diperlukan pembaruan cara pandang terhadap pendidikan tinggi teknik, dan transformasi peranan dari lembaga pendidikan tinggi teknik itu sendiri. Kebersamaan dan kontribusi berbagai pihak, mulai dari lembaga-lembaga pemerintahan, para pelaku di sektor ekonomi, dan masyarakat pada umumnya, merupakan faktor yang sangat berharga dan penting bagi peningkatan peranan pendidikan tinggi teknik dalam mewujudkan kemajuan bangsa Indonesia. (Pun)***