SALERNO, ITALIA (TUGUBANDUNG.ID) – Bukan Giro d’Italia kalau tidak ada chaos (kemelut), peralihan cuaca bulan Mei dari musim dingin/semi ke musim panas menyebabkan kondisi alam sulit diprediksi, hujan, angin kencang dan salju serta bencana alam bisa terjadi setiap saat.
Kondisi alam inilah yang selalu dikhawatirkan peserta dan jadi kenyataan di etape V, Rabu (10/5/2023) Atripalda – Salerno 171 km, chaos terjadi dari start hingga finis akibat hujan terus menerus. Jalan licin menyebabkan peserta berjatuhan di tikungan dan di jalur lurus saling bertabrakan.
Hujan hampir sepanjang rute ini benar benar menyengsarakan atlet peserta karena konsentrasi jadi terpecah, menjaga agar tidak terjatuh dan bersaing mencari posisi yang aman. Peserta yang jatuh mengalami luka bervariasi ada yang cukup parah, ataupun sekadar luka-luka di berbagai bagian tubuh.
“Sangat membahayakan kondisi jalan di etape V ini, cedera yang dialami jelas membuat kondisi yang mengalami kecelakaan akan mengalami kendala pada etape berikutnya karena luka itu mengganggu pergerakan tubuh dan akan terasa sakit beberapa hari karena juga memar,” ujar David Dekker sprinter tim Arkea Samsic yang tergelincir di pertengahan lomba dan mengalami luka lecet di paha dan bahu.
Di antaranya pembalap terkemuka yang jatuh, unggulan teratas juara dunia Remco Evenepoel (Soudal –Quick Step) yang dua kali jatuh, pertama akibat menghindar anjing yang masuk ke jalan kemudian 1,5 km jelang finis saling bersenggolan jatuh dan luka memar yang belum diketahui akibatnya.
Unggulan lainnya Primoz Roglic (Jumbo Visma) juga terjatuh pada tikungan lebar 7 km menuju finis bersama banyak pembalap lainnya, termasuk yang terjebak pada insiden kecelakaan ini pemegang kaus pink (maglia rosa) Andreas Leknessund (tim DSM).
Ikut terjatuh juga pada insiden saling tabrakan pada 7 km terakhir ini sprinter Australia, Kaden Groves (Alpecin-Deceuninck) yang menjadi pemenang etape V.
Pada adu sprint menuju finis etape V ini juga diwaranai insiden spinter terkemuka Mark Cavendish (Astana/Inggris) tergelincir jatuh tepat dibel akang tiga sprinter yang adu sprint ke garis finis.
Tampil sebagai pemenang, Kaden Groves 24 tahun asal Australia dari tim Alpecin-Deceuninck yang pada dua etape sebelumnya, etape II dan III finis urutan ketiga dua kali. Posisi kedua Jonathan Milan (Bahrain Victorious/Italia) dan ketiga Mads Pedersen (Trek Segafredo/Denmark), ketiganya dan peloton kecil mendapat waktu sama 4 jam 30 menit 19 detik.
“Ini adalah kejutan yang tak terduga setelah sebelumnya saya terjatuh 7 km menuju finis. Semuanya bejalan lancar sebelum saya terjatuh, rantai sepeda lepas tapi saya bisa memperbaikinya cukup cepat sehingga saya bisa mengejar grup terdepan. Ini semua juga berkat dukungan rekan-rekan setim Alpecin yang membantu sejak 10 km jelang finis,” ungkap Groves (24) pada Eurosport.
“Memasuki 500 m terakhir posisi beruntung sangat bagus, kondisi fisik cukup bertenaga untuk adu sprint dan saya bisa menyelesaikan dengan baik. Ini adalah impian bisa memenangi etape di “grand tour” Giro d’Italia, setelah dua etape sebelumnya selalu finis ketiga,” tegasnya.
Sementara di klasemen tidak ada perubahan hingga etape V, pimpinan klasemen (kaus pink) oleh Andreas Leknessund (tim DSM/Norwegia), kedua Remco Evenepoel (Soudal Qiock Step/Belgia) + 28 detik, ketiga Aurelien Pentre (AG2R Citroen/Prancis) + 30 detik, keempat Joao Almeida (UAE Team Emirates/Portugal) + 1 menit, kelima Primoz Roglic (Jumbo Visma/Slovenia) + 1 menit 12 detik.
Kamis (11/5/2023) etape VI, menempuh rute tanjakan kategori 2 dan 3 kemudian datar, Napoli-Napoli 162 km. Kesempatan bagi sprinter dan oportunis unjuk gigi lagi. (Bambang Kunthady)***