KOTA TASIKMALAYA, (TUGU BANDUNG.ID).- Industri Wedding Organizer (WO) yang mulai ramai di Kota Tasikmalaya merupakan salah satu peluang bisnis yang menjanjikan. Selain tentunya bisa menyerap tenaga kerja, juga bisa mendongkrak wira usaha penyerta lainnya.
Perputaran uang pada industri wedding ini tidak sedikit, sehingga menjadi magnet para pelaku usaha untuk lebih serius dan profesional dalam pengelolaanya.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan Dan Pariwisata Dedy Mulyana mengatakan, industri wedding ini semakin dilirik para pelaku usaha. Menurutnya, banyaknya WO menjawab kebutuhan masyarakat Tasikmalaya dan sekitarnya terkait dengan pesta pernikahan.
Hadirnya festival wedding di Tasikmalaya ini bisa menjadikan kiblat wedding di Priangan Timur. Inovasi dan kreatif menjadi tantangan untuk bisa meraih konsumen.
“Dalam festival ini masyarakat bisa bertemu langsung dengan para vendor, maupun WO dan bisa memilih langsung vendor disesuaikan dengan keuangan dan kemampuan,” katanya usai pembukaan Tasik Wedding Festival (TWF) di Plaza Asia Kota Tasikmalaya, Jumat (1/9/2023).
Dikatakanya, tantangan kedepan bagi para pelaku usaha dibidang wedding ini harus terus membangun kolaborasi, karena tantangan bukan hanya pebisnis di Tasikmalaya saja, tapi dari semua wilayah di Priangan Timur bisa bersaing untuk meraih konsumen yang akan melaksanakan pernikahan di Tasikmalaya.
Ditambahkan Dedy, pihaknya siap mengkolaborasikan festival wedding ini dengan event tahunan Pemkot Tasikmalaya yakni Tasik Oktober Festival. Pasalnya event ini bisa mencapai 463 transaksi dengan perputaran uang mencapai Rp13 miliar.
“Ini bukan uang yang sedikit, sehingga kami mengajak berkolaborasi dengan TOF untuk membuat event TWF lebih besar lagi. WO dari Tasikmalaya juga sudah bisa bersaing di Bandung dan Jakarta, itu harus terus dikembangkan dengan lebih kreatif dan inovatif lagi,” katanya.
Pihaknya juga mengingatkan agar berhati-hati dan jangan mengecewakan klien.
Ketua Panitia Tasik Wedding Festival, Olivia Darmawan menyebutkan, festival ini merupakan yang ke 8. Dalam helaran yang digelar selama 3 hari ini mengambil tema Tak Berhenti Mewujudkan Mimpi.
Ini punya pesan peting dalam mengingatkan kembali kepada para calon pengantin untuk terus mewujudkan apa yang dicita-citakan. Selain itu, kata pegiat wedding Taravty Project ini juga tak pernah bosan untuk mengingatkan pada pasangan calon pemgantin untuk memelihara adat budaya.
Sebab, sekali dalam seumur hidup kita kembali menjungjung adat istiadat juga budaya di pesta pernikahan.
“Kita juga berperan mengangkat budaya, karena akarnya dari kita sebagai pelaku WO untuk membawa adat budaya kedalam paket pesta pernikahan para klien,” ungkapnya.
Namun tidak menutup kemungkinan bagi para calon juga jika memiliki pilihan berbeda. Sebagai WO tetap profesional dalam melayani klien.
Sementara, milenial mengadung pesan yang jelas di era milenial tetap bisa memberikan nuansa tradisional.
Meski para kaum milenial saat ini lebih cenderung menginginkan pesta pernikahannya yang modern tapi tetap bisa dikolaborasikan hingga tidak menghilangkan unsur tradisinya.
Saat ini, kata Olive, ada 50 vendor yang mengikuti festival, namun jika di total para pelaku wedding ada sekitar 100 vendor datang dari Tasikmalaya, Ciamis, Banjar dan Pangandaran. Berbagai vendor pernikahan dari mulai Dekorasi, Catering, Make up dan Kebaya , Foto dan Video, Percetakan Undangan dan Souvenir, Gedung sampai Wedding Organizer ikut festival.
“Selain itu, berbagai perlombaan di gelar diantaranya wedding singer contes, lomba Make Up, fashion show dan beragam perlombaan lainnya,” katanya.***
