KOTA BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID) – Festival UMKM dan Batik yang digelar di Graha Manggala Siliwangi Jl. Aceh Kota Bandung, adalah upaya untuk membangkitkan sektor ekonomi kreatif, sekaligus menjadi wadah promosi dan pemasaran produk lokal.
“Kegiatan ini dilakukan untuk mengenalkan produk para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah kepada publik, serta mengembangkan dan membangkitkan sektor ekonomi kreatif, sekaligus menjadi sarana pemasaran yang efektif bagi produk lokal yang dihasilkan masyarakat di daerah,” ucap Kasdam III/Siliwangi Mayjen TNI Aminudin, saat menyampaikan sambutan tertulis Pangdam III Siliwangi.
Festival UMKM dan Batik digelar sejak 29 Mei hingga 2 Juni 2024, diikuti oleh 86 UMKM pengrajin kain batik, kain tenun, kain bordir, aksesoris dari seluruh Indonesia. Festival tersebut diselenggarakan dalam rangkaian HUT ke-78 Kodam III/Silwangi.
Salah seorang peserta festival, pemilik Tenun Garut (Tegar) Santi Rosyanti mengungkapkan, meskipun pameran kali ini terbilang menurun dari sisi omset, namun dirinya tetap antusias mengikuti pameran atau festival sebagai ajang promosi dan pemasaran.
“Terbilang sepi ya, mungkin selepas pandemi ekonomi belum terlalu baik. Sebelum pandemi bagus sekali omsetnya, kalau sekarang selama 4 hari baru mencapai 20 juta,” katanya, saat ditemui di Graha Manggala Siliwangi, Sabtu (1/6/2024)
Menurut Sri, Tenun Garut yang digelutinya sudah turun temurun. Saat ini omset per bulannya mencapai Rp30 juta dibantu dengan jualan secara on line. Sementara itu pengrajin batik dari galery Ishwarya Solo, Sri Mulyani menyebut, pameran seperti ini bisa meningkatkan penjualan.
“Kan transaksinya bukan hanya di pameran ini, tetapi nanti biasanya pelanggan berlanjut transaksinya di luar pameran secara berkelanjutan. Itu keuntungannya,” kata Sri.
Penyelenggara pameran Desay Safitri dari Maxxindo mengungkapkan dengan festival atau pameran serupa, banyak UMKM yang sudah meningkat menjadi pengusaha cukup mapan.
“Saya sudah 56 kali menggelar pameran serupa di seluruh Indonesia. Ada peserta yang tadinya benar-banar UMKM, sehingga kita gratiskan untuk biaya stan, kini banyak yang sudah menjadi pengusaha mapan. Salah satu indikatornya, ada pengusaha yang kini sudah memiliki mesin tenun atau bordir,” jelasnya.
Desay berharap, pemerintah terus mendukung upaya pembinaan UMKM sehingga mereka bisa terus dikenal dan berkembang. (Pun)***