KOTA SABANG (TUGUBANDUNG.ID) – Di tengah aktivitas mendampingi Ketua Umum KONI Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman memeriksa persiapan pelaksanaan dan pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024, Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana tetap berkomitmen melaksanakan Sharing Komunikasi dan Motivasi.
Sebagaimana diketahui, PON XXI 2024 digelar bersama di dua provinsi yakni Aceh dan Sumatera Utara. Pembukaan sudah dilaksanakan di Stadion Harapan Bangsa Banda Aceh oleh Presiden Joko Widodo pada Senin (9/9/2024) malam. Belasan ribu orang dari seluruh Indonesia hadir dan 7.000 orang di antaranya warga Aceh.
Kegiatan ini bersejarah. Untuk pertama kali Aceh jadi tuan rumah PON. Selain itu PON XXI ini dilaksanakan di dua provinsi yakni Aceh dan Sumatera Utara (Sumut). Juga diikuti wakil dari Ibu Kota Nusantara, di samping atlet dari 38 provinsi. Dr Aqua Dwipayana hadir di acara tersebut bersama Ketua Umum KONI Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman dan pengurus KONI lainnya.
Bahkan, Dr Aqua Dwipayana yang juga Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat ini sudah sejak jauh hari berada di Aceh. Marciano Kamis (5/9/2024) siang tiba di Banda Aceh, Aceh, dari Medan, Sumut. Ia didampingi Ketua Komisi Keabsahan PON XXI 2024 Aceh-Sumut Mayjen TNI Purn Soedarmo.
Begitu mendarat di Bandara Sultan Iskandar Muda Aceh Besar, agenda Marciano padat sekali. Melihat kesiapan pelaksanaan PON XXI dan menyaksikan berbagai pertandingan olahraga. Sejak Marciano tiba di Aceh, Dr Aqua Dwipayana bergabung dengan Marciano. Mereka selalu bertiga bersama Soedarmo.
Pada Selasa (10/9/2024) mendadak Dr Aqua Dwipayana diminta untuk memberikan S
haring Komunikasi dan Motivasi kepada puluhan mahasiswa S2 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas (Fisip Unand) Padang, Sumatera Barat. Meski berada ribuan km jauhnya dari Padang, pembicara laris yang tengah berada di “KM 0 Indonesia” yakni Kota Sabang, Provinsi Aceh itu tetap memenuhi undangan yang disebutnya sebagai amanah tersebut.Pria dengan jejaring pertemanan sangat luas tersebut menyampaikan sharing secara virtual melalui aplikasi Zoom Meeting kepada para mahahasiswa magister. Mereka berasal dari beragam propfesi yakni ASN dari pemda/pemkab, kemudian kepolisian, serta para mahasiswa fresh graduate. Dr Aqua Dwipayana memberikan sharing dengan tajuk “Media dan Publikasi Humas (Kuliah Umum dari Pakar)”.
Mencintai pekerjaan
Dalam pernyataannya, Dr Aqua Dwipayana mengungkapkan, praktisi public relation (PR) harus mencintai pekerjaannya, sehingga dengan begitu, ia bisa totalitas dalam bekerja. Karena, seorang PR yang bagus terlihat ketika ia mampu menangani krisis. Selain itu, nilai-nilai lain yang harus dimiliki seorang PR menurut mantan wartawan di banyak media besar ini, adalah harus humble dan mau belajar. “Setiap orang adalah guru dan setiap tempat merupakan kelas,” ucap Dr Aqua Dwipayana.
Pria rendah hati ini mengatakan, menjalin dan mempertahankan hubungan baik dengan media juga sangatlah penting bagi seorang Public Relations Officer atau Petugas Hubungan Masyarakat (Humas). Sebab media adalah sarana publikasi, di mana segala informasi tentang perusahaan disalurkan. Selain itu media juga merupakan sarana untuk membangun reputasi.
“Media merupakan bentuk strategi komunikasi seorang Public Relations professional. Olah karena itu, mereka yang bekerja dalam bidang Kehumasan di lembaga manapun harus memiliki kompetensi dan keterampilan dalam menjaga hubungan dengan media,” jelas mantan Humas PT Semen Cibinong ini.
Dalam pandangan Dr Aqua Dwipayana, petugas humas atau public relations officer, posisi dan perannya sangat strategis dan menentukan guna menciptakan dan memperoleh good image dari masyarakat (publik internal maupun publik eksternal) terhadap instansi atau lembaga di mana humas tersebut bekerja.
“Citra baik dari lembaga bergantung dari bagaimana keluwesan pergaulan dan luasnya jejaring pertemanan seorang humas. Di sinilah maka silaturahim dan kompetensi berkomunikasi secara efektif menjadi salah satu syarat kinerja terbaik seorang humas,” kata Dr Aqua Dwipayana yang juga Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Pusat ini.
Sempat menjalani profesi sebagai wartawan di banyak media nasional, Dr Aqua Dwipayana juga pernah bekerja di sektor Kehumasan. Bahkan menjadi Humas di sebuah perusahaan besar nasional.
“Saya pernah sekitar 17 tahun bekerja di sembilan perusahaan yang berbeda-beda. Pengalaman saya, seenak-enaknya jadi karyawan dengan berbagai fasilitas, jauh lebih enak mandiri, jadi diri sendiri. Atasan satu-satunya hanya Allah SWT, tidak ada yang lainnya,” ungkap Dr Aqua Dwipayana.
Secara sadar dan dipenuhi keyakinan yang kuat, pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara, 23 Januari 1970 serta alumnus Prodi Magister dan Doktoral dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran tersebut membuat keputusan besar dalam hidupnya.
Setelah sempat bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar terkemuka nasional di antaranya Suara Indonesia, Jawa Pos, Surabaya Minggu, dan Bisnis Indonesia, Dr Aqua Dwipayana sempat berpindah “spektrum” pekerjaan dengan menjadi Humas Semen Cibinong.
Sesudah sekitar sepuluh tahun mengabdi di salah satu perusahaan besar nasional tersebut, pada 30 September 2005, pria rendah hati itu memutuskan berhenti bekerja. “Saya ingin menjadi orang yang ‘merdeka’ seutuhnya. Menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya atasan,” imbuh Dr Aqua Dwipayana.
Sebuah pilihan yang ternyata tidaklah salah. Iktikad kuat bapak dua anak itu untuk tidak mau menjadi bawahan dan hanya menjadikan Allah SWT sebagai satu-satunya atasan, mengubah jalan hidupnya.
Dr Aqua Dwipayana telah menjelma menjadi seorang motivator dan konsultan komunikasi nasional. Sudah ratusan instansi baik pemerintah maupun swasta juga personal yang memakai jasanya. Telah jutaan khalayak yang menyimak materi Sharing Komunikasi dan Motivasi bagi sosok yang hobi silaturahim dan menolong banyak orang tersebut.
Lebih jauh disampaikan Dr Aqua Dwipayana, dalam menghadapi dinamika media sosial dengan beragam komentar negatif dan positif dari pengguna internet, dalam konteks PR, penulis buku super best seller Trilogi The Power of Silaturahim ini menyodorkan prinsip “tak mesti menyenangkan semua orang”.
Meski demikian, setiap unsur dalam bidang PR harus selalu update dan intens memonitor media sosial. Sekecil apapun komponen yang disampaikan jangan dibiarkan, karena bisa jadi bola liar. Setiap pegawai pun bisa menjadi PR bagi perusahaannya.
“Paling penting adalah memperkuat internal, tak perlu khawatir pada netizen. Justru itu menjadi masukan. Sekecil apapun yang dikomentari, jangan diabaikan dan harus menjadi masukan,” kata Dr Aqua Dwipayana.
Dr Aqua Dwipayana menegaskan bahwa tantangan yang dihadapi oleh profesi PR saat ini jauh lebih besar, terutama karena kehadiran media sosial. Hal ini menunjukkan bahwa dalam era digital dan internet, PR harus menghadapi dinamika yang lebih kompleks saat membangun citra dan menjaga reputasi klien atau perusahaan yang mereka wakili.
“Media sosial telah mengubah cara orang berinteraksi, berkomunikasi, dan mendapatkan informasi. Sebagai hasilnya, PR harus lebih adaptif dalam mengelola berbagai platform media sosial untuk memperkuat pesan klien mereka, memperluas jangkauan audiens, dan menjaga reputasi yang baik dalam lingkungan online yang seringkali tidak terduga dan cepat berubah,” ungkap Dr Aqua Dwipayana.
Menurut penulis banyak buku super best seller ini, beberapa di antara tantangan utama yang dihadapi oleh PR dalam era media sosial adalah cepatnya penyebaran informasi. Informasi dapat dengan cepat menyebar secara viral di media sosial, baik itu berita baik maupun buruk. PR harus memiliki strategi yang efektif untuk merespons situasi tersebut dengan cepat dan tepat.
“Kemudian, konten yang menjadi viral di media sosial dapat memiliki dampak yang besar terhadap citra dan reputasi suatu organisasi. PR harus mampu mengelola konten tersebut dengan bijaksana agar tidak menimbulkan krisis yang merugikan,” kata Dr Aqua Dwipayana.
Pria yang hobi silaturahim itu melanjutkan, media sosial memberikan platform bagi individu untuk menyuarakan pendapat mereka secara terbuka. PR harus dapat mengidentifikasi opini publik yang kuat dan meresponsnya dengan strategi yang sesuai.
Dalam lingkungan media sosial, lanjut Dr Aqua Dwipayana, kontrol atas narasi bisa lebih sulit karena berbagai pihak memiliki kemampuan untuk membagikan informasi dan menginterpretasikannya sesuai dengan sudut pandang mereka sendiri. PR harus berusaha untuk memengaruhi narasi secara positif melalui upaya-upaya komunikasi yang terencana.
“Oleh karenanya, media sosial meningkatkan tuntutan akan transparansi dan keterbukaan dari perusahaan atau organisasi. PR harus bersikap jujur dan transparan dalam mengelola komunikasi dengan publik. Dengan memahami tantangan-tantangan ini, PR dapat mengembangkan strategi yang efektif dalam menghadapi lingkungan komunikasi yang semakin kompleks di era media sosial,” ucap Dr Aqua Dwipayana.
Prodi S2 Komunikasi FISIP Unand
Visi
Menjadikan Program Magister Ilmu Komunikasi sebagai pusat pendidikan dan penelitian di bidang komunikasi khususnya public relations dan media studies yang unggul dan bermartabat di Sumatera pada tahun 2020.
Misi
· Menyelenggarakan proses pendidikan yang menghasilkan lulusan unggul dengan mempunyai wawasan dan ketrampilan dalam bidang komunikasi khususnya public relations dan media studies.
· Melakukan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka pengembangan ilmu komunikasi khususnya public relations dan media studies yang inovatif.
· Melakukan publikasi yang mencerminkan karakter profesionalitas yang unggul dalam bidang komunikasi khususnya public relations dan media studies, baik secara mandiri ataupun melalui kolaborasi dengan lembaga komunikasi dalam dan luar negeri.***