TASIKMALAYA, (TUGU BANDUNG ID).- Upaya pengembangan perikanan dan budidaya maggot Danrem 062 Tarumanagara tebar benih ikan sekaligus menebar bios 44 di Demplot dan Maggot di belakang Koramil 1201/ Tawang, Kota Tasikmalaya, Rabu (4/1/2023).
Komandan Korem 062 Tarumanagara Kolonel Inf Asep Sukarna mengatakan, Pengaplikasian bios 44 pada budidaya ikan serta penanaman bibit ikan 4 Januari 2023 dan akan memasuki masa panen ikan pada tanggal 4 Maret 2023.
“Kegiatan pengaplikasian bios 44 pada budidaya ikan sangatlah bagus dan dapat mempercepat pembesaran pada pertumbuhan ikan dan kesehatan ikan,” katanya usai menebar bibit ikan bersama Unsur Muspida Kota Tasikmalaya.
Sehingga, kata Asep, ikan tidak rentan terkena penyakit dan sangat bagus untuk jadi ikan konsumsi. Guna membantu dalam ketahanan pangan masyarakat Kota Tasikmalaya juga peningkatan produksi hasil pertanian dan percepatan pertumbuhan ikan.
“Cairan hasil riset TNI ini merupakan substansi organik multiguna yang digunakan sebagai pengurai dalam mengembalikan kesuburan lahan tanah dan perairan,” katanya.
Selain itu budidaya maggot yang dilakukan Kodim 0612/Tsm sangatlah bermanfaat bagi perekonomian daerah. Sebab maggot tersebut bisa dijadikan pakan ikan maupun ternak. Sehingga bisa menekan biaya operasional para peternak atau petani ikan.
Pada peninjauan demplot maggot itu Komandan Korem 062/TN didampingi oleh Dandim 0612/Tasikmalaya Letkol Inf Raden Henra Sukmadjidibrata.
“Dapat di kembangkan supaya lebih besar budidaya maggot ini untuk mencukupi sebagai bahan pakan untuk peternakan seperti unggas,ikan dan lain sebagainya,” ujarnya.
Pihaknya juga berharap agar semua anggotanya bisa mengembangkan budidaya maggot maupun perikanan. Sehingga bisa meningkatkan ketahanan pangan juga peningkatan perekonomian.
Ditambahkan Asep, pengawasan juga harus dilakukan dengan baik. Sehingga bisa berhasil dan berjalan dengan lancar. “Seperti contoh di Kodim 0612/Tasikmalaya ini ada pengolahan sampah yang awalnya sampah itu kotor, menjijikan tetapi kalo diolah dengan baik bisa berdampak bagi masyarakat sekitar,” katanya.
Misal, lanjut Asep, sampah organik dapat dijadikan budidaya maggot yang nantinya untuk pakan ikan, burung bahkan bisa dijadikan olahan makanan.
“Mudah-mudahan dengan adanya pengolahan sampah ini masyarakat bisa lebih sadar dan bisa menghasilkan sehingga masyarakat lebih sejahtera. Ditambah kolaborasi dan terpadu dengan pemerintah daerah dan kegiatan ini merupakan percontohan dalam berinovasi,” katanya.***