KOTA BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID) – Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Bandung panen raya budidaya ikan dalam ember (budikdamber) di seluruh kecamatan. Kali ini, Kecamatan Lengkong dan Mandalajati memanen ratusan ekor lele, Selasa (28/2/2023).
Mengutip siaran pers Humas Kota Bandung, Ketua TP PKK Kota Bandung, Yunimar Mulyana menyampaikan, tak hanya panen lele, masyarakat pun memanfaatkan lahan dan permukaan ember dengan menanam kangkung.
“Alhamdulillah hari ini kecamatan kedua yang panen raya budidaya ikan dalam ember (budikdamber). Lokasi pertama yang saya kunjungi itu di Kecamatan Lengkong. Lalu sekarang kedua di Kecamatan Mandalajati yang dikelola Bu Sri. Alhamdulillah mereka sudah panen kangkung 7 kali,” jelas Yunimar
Menurutnya, budikdamber menjadi salah satu upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung untuk menekan angka stunting. Tak hanya itu, budikdamber juga bisa memberdayakan perekonomian masyarakat menengah bawah.
Tak hanya dari tataran organisasi perangkat daerah (OPD) dan TP PKK, Baznas pun turut mengambil peran menuntaskan permasalahan stunting di Kota Bandung. Misalnya Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) yang juga memberikan tanaman-tanaman sayuran untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat.
“Kita berharap bisa memberikan bantuan untuk pemberdayaan keluarga Tanginas dibantu juga dari Baznas. Harapannya masyarakat bisa berdaya secara ekonomi. Tidak hanya pada saat satu kali saja mereka mendapatkan bantuan, tapi bisa terus diberdayakan sampai kapan pun,” ucapnya.
Sedangkan, Baznas Kota Bandung memberikan bantuan berupa 755 budikdamber kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
“Ini bertahap. Tapi kita akan berkolaborasi dengan pihak ketiga. PKK juga terus berinovasi apa saja yang bisa dilakukan untuk menekan stunting di kota Bandung,” jelasnya.
Bicara mengenai stunting, pada tahun 2021 prevalensi stunting di Kota Bandung mencapai 26,4%. Lalu turun 7 persen di tahun 2022 menjadi 19%.
“Kita optimis dengan kolaborasi semua pihak bisa turunkan stunting sampai prevalensi angka 14 persen. Masyarakat juga harus mau diedukasi dan dibina mengenai permasalahan stunting ini. Semua harus ikut terjun untuk memberikan sosialisasi mengenai bahayanya stunting,” ungkapnya.
Selain budikdamber, TP PKK juga bekerja sama dengan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPKB) dan Dinas Kesehatan untuk membuat Dapur Dahsyat dengan melibatkan pihak swasta yakni hotel-hotel di Kota Bandung.
Mereka menghadirkan chef dari hotel untuk menciptakan resep-resep dari ikan lele yang bisa menjadi menu MPASI balita atau makanan bagi bayi ibu hamil dan ibu menyusui.
“Jadi, setiap chef memberikan resep-resep yang bisa dibuat oleh para orang tua demi memenuhi kebutuhan gizi anak dan juga ibu hamil serta ibu menyusui. Di samping lele itu murah gampang, tapi juga tetap berkualitas,” imbuhnya.
Untuk memantau program budikdamber ini, setiap kecamatan yang menerima bantuan memiliki pendamping.
“Pendamping ini sudah mendapatkan pelatihan dari kita. Bagi daerah yang belum bisa mencapai harapan angka stunting, akan kita terus dampingi,” katanya.
Sementara itu, Sri Sugiarti, salah satu KPM Budikdamber di Kelurahan Karang Pamulang, Kecamatan Mandalajati RW 08 menuturkan, ia sudah panen kangkung sebanyak 7 kali. Sedangkan untuk lelenya baru kali ini bisa dipanen setelah menunggu 3 bulan.
“Anak-anak jadi lebih sehat karena kita pelihara lelenya sendiri. Beda dengan di luar kan kita kurang tahu ya ternak lelenya dikasih apa. Kalau diurus sendiri kan kita berikan pakan terbaik karena akan dikonsumsi juga oleh kita,” tutur Sri.
Setelah panen, biasanya Sri akan membagikan kepada lima penerima manfaat seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi di bawah dua tahun (baduta).
Menurut data Posyandu RW 08 Karang Pamulang, terdapat 9 anak yang mengalami stunting berusia di bawah 5 tahun.
“Faktor terbanyak karena perekonomian, sehingga orang tua sulit memberikan gizi terbaik untuk anak-anaknya,” akunya.
Salah satu warga penerima manfaat, Maria yang juga seorang ibu menyusui mengatakan, program ini sangat membantu ia dan tumbuh kembang anaknya.
“Bagus program ini. Bisa membantu orang seperti saya. Saya juga punya anak usia saya 5 bulan. Alhamdulillah jadi bisa makan bergizi,” kata Maria.
Sementara itu, menurut Pendamping Teknis Tanginas Kecamatan Mandalajati dan Arcamanik, Mulyadi, dalam satu kelurahan terdapat 5 KPM yang mengelola budikdamber.
“Di 1 kelurahan ada 5 KPM. Di Mandalajati ada 4 kelurahan berarti ada 20 KPM. Ini kita bantu dampingi dan terus lakukan sosialisasi mengenai stunting dan bagaimana mengelola budikdamber yang benar,” jelas Mulyadi. (Pun)***