KOTA BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID) – Bank Indonesia Jawa Barat bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat kembali menyelenggarakan event tahunan West Java Industrial Meeting (WJIM). Pada gelaran ke-4 kalinya ini, WJIM mengangkat tema “Meningkatkan Kinerja Sektor Ekonomi Berdaya Ungkit Tinggi Guna Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat yang Berkelanjutan”
WJIM 2024 secara khusus mengangkat isu sinergi dukungan bagi pelaku industri dalam meningkatkan efisiensi dan daya saing melalui optimalisasi penggunaan Local Currency Settlement Transaction (LCT) dan Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM). Kegiatan diselenggarakan pada Jumat (28/6/2024) sebagai paralel event KKJ – PKJB 2024 dan dihadiri oleh perwakilan 370 pelaku industri pengolahan di Jawa Barat.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Muslimin Anwar, dalam keynote speech-nya menyampaikan pentingnya sinergi antara berbagai pemangku kepentingan untuk menjaga ketahanan ekonomi.
“Terutama dalam menghadapi ketidakpastian global. Ekonomi Jawa Barat menunjukkan ketahanan yang kuat dengan pertumbuhan positif, permintaan domestik yang kuat serta belanja pemerintah harus senantiasa dipertahankan kinerjanya sebagai pendorong utama perekonomian dari sisi permintaan,” terangnya.
Muslimin menghimbau Pemerintah Jawa Barat bersama instansi vertikal dapat terus berkoordinasi dengan sektor industri terkait kebutuhan dukungan kebijakan dan insentif yang tepat untuk mendorong produktivitas sektor tersebut.
“Bank Indonesia melalui kebijakan LCT dan KLM diharapkan dapat meningkatkan stabilitas dan daya saing sektor industri Indonesia, khususnya Jawa Barat,” tambahnya.
Senada dengan Muslimin Anwar, Ketua Umum KADIN Jabar, Cucu Sutara menyampaikan komitmen KADIN yang siap menjadi mitra terbaik bagi pemerintah dan Bank Indonesia Jawa Barat dalam terus memajukan kinerja industri pengolahan sebagai motor pertumbuhan Jawa Barat dan nasional.
Dalam kegiatan tersebut, narasumber dari Departemen Kebijakan Makroprudensial – Bank Indonesia, Ina Nurmalia, menyampaikan KLM dirancang untuk memastikan ketersediaan likuiditas yang memadai di sektor perbankan guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
“Kebijakan ini meliputi pengurangan Giro Wajib Minimum di Bank Indonesia jika perbankan memenuhi target penyaluran pembiayaan sektor prioritas, sehingga likuiditas tersebut dapat mendorong intermediasi dan penyaluran kredit,” katanya.
Dengan demikian, KLM membantu menjaga stabilitas sistem keuangan dan meningkatkan daya saing industri melalui akses pembiayaan yang lebih baik. (Pun)***