KOTA BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID) -Pemerintah pusat berupaya membenahi dan meningkatkan kualitas tenaga pendidik yang bertugas di sekolah.
Fokus lainnya adalah dari sisi kesejahteraan serta bangunan kelas yang harus layak.
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Atip Latipulhayat menyatakan kompetensi tenaga pendidik harus berbanding lurus dengan perkembangan di dunia Pendidikan.
“Untuk peningkatan kompetensi guru, kami akan melakukan banyak pelatihan dan keterampian memadai termasuk beasiswa,” jelas dia usai acara Darul Hikam Education Conference (DHEC) di Kota Bandung, Jumat (29/11/2024).
“Salah satu yang menjadi prioritas adalah kompetensi guru di bidang pelajaran saintek, angkanya perlu ditingkatkan lagi. Lalu tunjangan berbasis sertifikasi akan ada lagi tahun depan, sedang disusun,” dia melanjutkan.
Selain itu, ia menyatakan bakal memberikan banyak bantuan pada lembaga sekolah swasta mulai dari PAUD hingga sekolah menengah atas (SMA) seperti untuk perbaikan sekolah hingga kemudahan pengangkatan guru menjadi aparatur sipil negara (ASN/P3K).
Lalu, termuat pula kolaborasi atau kemitraan dengan sekolah swasta. Kebijakan ini sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo.
“Misal terkait dengan P3K ini kami sudah datang ke berbagai tempat. Intinya nanti guru P3K ini setelah diangkat menjadi ASN dapat bekerja kembali di pendidikan swasta tempat dia berasal,” ujar Atip.
Tak hanya itu, pemerintah menyiapkan anggaran lebih dari Rp20 triliun untuk memperbaiki sekolah milik swasta yang terkendala dana. Menurut dia, pendataan terus berjalan, saat ini sudah ada sekitar 11 ribu lembaga pendidikan swasta yang bisa mendapatkan bantuan tersebut.
Sementara itu, Ketua MPR Ahmad Muzani berharap dengan adanya kebijakan tersebut bisa membuat guru di sekolah negeri maupun swasta menjalankan tugas lebih semangat.
“Kesadaran pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan lebih baik sudah luar biasa, keinginan kita untuk memperbaiki SDM ke depan,” kata Muzani.
Muzani mengungkapkan, IPM saat ini pelan-pelan naik, literasi dan kemampuan membaca juga mulai baik. Menurutnya membangun pendidikan itu tidak gampang, apalagi membangun tradisi keilmuan dan pembangunan peradaban bangsa.
“Keunggulan keilmuan akan ditentukan oleh SDM dan keadaan politik akan menentukan keilmuan peradaban bangsa. Saya berharap 5-10 tahun pendatang ada penemuan keilmuan sains dan teknologi akibat dari tradisi yang kita bangun sangat bagus,” tuturnya.
Diketahui, DHEC yang diselenggarakan pada Jumat (29/11/2024) merupakan yang ke lima kali diadakan sejak pertama kali digulirkan pada tahun 2016 oleh Majelis Pendidikan Darul Hikam (MPDH).
Direktur MPDH Ruri B Ramadhanti menjelaskan, DHEC adalah sebuah ruang untuk bertemu berbagai pemangku kebijakan pendidikan. Tujuannya, selain sebagai ajang silaturahmi, juga untuk menghimpun ide-ide segar, kreatif serta solusi terhadap tantangan dunia pendidikan.
“Dalam forum ini juga disediakan ruang kolaborasi dan diskusi yang hasilnya dapat dipraktikkan di institusi pendidikan masing masing bahkan dapat juga menjadi rekomendasi bagi pemerintah,” ucap dia.
Setiap penyelengaraannya, DHEC diikuti oleh sekitar 200– 250 peserta yang datang dari berbagai kalangan, mulai dari guru, kepala sekolah, akademisi, ketua yayasan pendidikan, organisasi profesi pendidik, pemerhati dan LSM Pendidikan serta masyarakat luas.
Tahun ini, peserta yang hadir dari berbagai kota di Indonesia, seperti Banda Aceh, Medan, Batam, Balikpapan, Makasar, Banten, Jabodetabek dan tentunya kawasan Bandung Raya.
Ketua Yayasan Darul Hikam Sodik Mudjahid mengatakan bahwa DHEC sendiri menjadi sarana diskusi untuk mengevaluasi tentang pendidikan yang terjadi di Indonesia.
“Soal perbaikan kesejahteraan guru dan P3K menjadi salah satu masalah besar yang kita diskusikan. Melalui acara ini diharapkan pula kita mampu merumuskan pendidikan yang berkualitas untuk semua,” katanya.
Sodik menambahkan visi Kemendikdasmen sekarang adalah pendidikan berkualitas untuk semua, Darul Hikam merumuskan konsep pendidikan berkualitas adanya integrasi pendidikan nilai, pendidikan teknologi, dan pendidikan lingkungan.***