KOTA BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID) – Kemacetan di Kota Bandung masih menjadi PR besar yang terus dibenahi Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Untuk mengurai permasalahan ini bersama, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama sejumlah stakeholder terkait, yakni akademisi, Dishub, Dinas SDABM, Kepolisian, dan DPRD.
Menanggapi kegiatan ini, Wali Kota Bandung, Yana Mulyana menyampaikan, permasalahan kemacetan di Kota Bandung merupakan keniscayaan. Sebab, jumlah penduduk Kota Bandung makin bertambah saat siang hari.
“Siang hari, jumlah penduduk mencapai 3,7 juta jiwa. Sedangkan malam hari mencapai 2,5 juta. Tentunya daya dukung jalan perlu ditambah seiring penggunaan kendaraan baru yang kian banyak,” ujar Yana, Rabu 2 November 2022.
Ia mengatakan, Pemkot Bandung telah berupaya mendorong penggunaan transportasi publik untuk terintegrasi agar bisa mengurai kemacetan dalam jangka menengah hingga panjang.
“Untuk jangka pendek sudah dilakukan, seperti rekayasa jalan. Sedangkan jangka menengah, kita perlu optimalisasi transportasi publik yang sudah ada dan mendorong masyarakat untuk menggunakannya,” ungkapnya.
Bahkan, untuk rencana jangka panjang, ia menuturkan, transportsi publik berbasis kereta akan bertambah di Kota Bandung seperti MRT dan LRT.
“Koridor utara-selatan MRT dari Babakan Siliwangi-Stasiun Leuwipanjang sudah selesai. Kami berharap akhir tahun 2022 atau awal tahun 2023 sudah ada proses lelang di provinsi karena ini bantuan dari pusat dan provinsi,” ucapnya.
Bus juga bisa menjadi salah satu solusi yang dioptimalkan sebagai upaya mengurai kemacetan di Kota Bandung. Bahkan, wacananya akan hadir Bus ASN demi mengurangi kepadatan kendaraan.
Namun, ia mengaku masih perlu dicari titik poin ke poin untuk memudahkan para ASN memarkir kendaraan pribadinya dan berangkat.
“Kita tentukan parkir motornya di poin tersebut, nanti pakai bus ke Balai Kota dan Jalan Cianjur. Semoga ini bisa mengurangi kepadatan juga karena rata-rata kemacetan itu di pagi dan sore hari,” tuturnya.
Sedangkan untuk jangka menengah dan panjang, Yana berharap,brekomendasi lainnya bisa lahir dari hasil FGD ini.
“Mudah-mudahan FGD ini bisa melahirkan kebijakan atau rencana jangka pendek, menengah, dan panjang untuk mengurai permasalahan kemacetan di Kota Bandung,” harapnya.
Hal serupa disampaikan Kepala Dishub Kota Bandung, Dadang Darmawan. Ia mengatakan, upaya-upaya yang telah dilakukan salah satunya rekayasa jalan, seperti di Jalan Sukajadi dan Cipaganti.
“Baru-baru ini kita lakukan juga di Jalan Sukabumi. Lalu, dengan adanya flyover Kopo yang baru juga membantu mengurai kemacetan di kawasan sekitar Jalan Kopo, Leuwipanjang, Cibaduyut, sampai ke Moh. Toha,” aku Dadang.
Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM), Didi Ruswandi mengatakan, perbaikan jalan akan terus dilakukan untuk mengurangi kemacetan.
“Jalan Ahmad Yani dari Kosambi sampai Lapangan Persib lagi berproses untuk dibenahi. Selain itu hanya perbaikan kecil. Jalan berlubang terus kita lakukan penambalannya” kata Didi.
Untuk pelebaran jalan, menurutnya, belum menjadi kebijakan saat ini. Sebab, perlu disesuaikan juga dengan anggaran yang dimiliki DSDABM.
Ia menambahkan, sedangkan untuk mencegah banjir yang merupakan salah satu sebab kemacetan pun, pihaknya akan memanfaatkan kembali kali mati Cisaranten Lama.
“Rencana akan kita buka dan pantau. Kalau aman, itu akan jadi salah satu pengaliran dari banjir di persimpangan Gedebage. Untuk jumlah tanggul yang perlu diperbaiki sisa 29 lagi. Tapi kecil perbaikannya,” imbuhnya.
Sementara itu, Kanit Lantas Polsekta Bandung Kulon, Briptu Pepen Ahmad Supriatna menuturkan, selain pembenahan yang dilakukan Pemkot Bandung dan stakeholder lainnya, peran masyarakat juga sangat penting untuk mengurai kemacetan di Kota Bandung.
“Tentunya fasilitas di Kota Bandung seperti jalan dan transportasinya sudah mendukung. Tapi, kita butuh peran masyarakat untuk mendukung semua fasilitas ini. Contohnya, jangan buang sampah sembarangan. Karena banjir yang terjadi pun menyebabkan kemacetan,” ungkap Pepen.
Ia berharap, seluruh lapisan elemen masyarakat bisa sama-sama mencintai Kota Bandung, merasa memiliki sehingga ikut terlibat dan menjaga agar kondisi Kota Bandung semakin lebih baik.
“Peran di kepolisian juga penting. Dari mulai 06.00 WIB semua sudah harus berada di plotting masing-masing membantu agar lalu lintas tetap berjalan lancar,” ujarnya.
Untuk jangka panjangnya, ia mengungkapkan, perlu adanya peran lebih jauh dari para ahli. Sebab, butuh waktu untuk meneliti dan menimbang kebijakan jangka panjang terkait permasalahan kemacetan di Kota Bandung.
“Tadi juga membahas sadar lalu lintas untuk usia dini. Karena sangat penting jika generasi muda kita latih dari sekarang untuk tertib lalu lintas,” tambahnya.
FGD ini dihadiri 100 peserta dari stakeholder terkait, seperti Dishub, Satlantas, DSDABM, akademisi, juga anggota dewan. Hasil dari FGD ini akan berupa rekomendasi terkait rencana upaya Pemkot menangani kemacetan di Kota Bandung. (Ade Bayu Indra/Tugu Bandung)***