TASIKMALAYA, (TUGU BANDUNG ID).- Banyaknya kasus keracunan akibat jajanan Cikbul atau Ciki Ngebul, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ullum melarang penjualan Ciki Bengbul (Cikbul) di wilayah Jawa Barat.
Ia juga meminta jika ada yang menemukan penjual cikbul agar ditegur saja dan diberikan peringatan agar tidak berjualan makanan tersebut.
“Kepada para pedagang dilarang jualan Ciki Ngebul, karena berbahaya bagi kesehatan. Saya minta di Jabar tidak ada lagi pedagang yang berjualan cikbul. Biasanya itu ada di pasar malam. Sore dan malam hari jualannya,” kata Uu saat agenda kerja di Tasikmalaya, Sabtu (21/1/2023).
Ia juga beberapa waktu lalu menyempatkan berkunjung ke SDN Ciawang, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya. Dimana pada November 2022 ada sebanyak 24 siswa sekolah dasar tersebut mengalami keracunan usai menyantap cikbul. Bahkan satu korban sempat di rawat di rumah sakit.
Selain itu, Uu mengaku, pihaknya juga sudah memberikan pemahaman dan pengertian kepada kepala sekolah dan guru untuk lebih aktif mengawasi pedagang.
Wagub juga sempat berkomunikasi dengan sejumlah pedagang SDN Ciawang mengenai kesehatan jajanan itu. Uu juga meminta mereka untuk menjaga kesehatan daganganya dengan mengikuti penyuluhan isndustri rumah tangga.
Sehingga bisa lebih tau mana makanan yang sehat dan mana makanan yang tidak sehat. Terkait cikbul, lanjut Uu, dirinya meminta pedagang jangan berdagang lagi makanan tersebut. Karena berbahaya bagi kesehatan.
Diharapkan, setiap pedagang yang berjualan di sekolah harus ditanya terlebih dulu apa yang dijualnya. “Jika pedagang berjuakan di sekolah terlebih jajanan anak, agara jangan dibiarkan asa berjualan. Tapi harus ditanya dulu makanan apa yang dijual dan apa bahannya,” katanya.
Selain itu, Uu juga meminta kepada Puskesmas agar melakukan pemantauan dan melakukan uji sampel makanan yang dijual para pedagang ymag biasa berjualan di sekolah-sekolah.
“Ya, minimal satu bulan satu kali makanan yang dijual oleh pedagang di sekolah-sekolah di cek bahannya berbahaya atau tidak,” katanya.
Ia menyebut kejadian puluhan siswa SDN Ciawang Kabupaten Tasikmalaya ini, harua jadi perhatian dan pelajaran. Agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
“Ini jadi pelajaran bagi semua pihak, kita ambil hikmahnya agar kedepan lebih waspada dan meningkatkan pengawasan makanan,” ujarnya.***