Guru Bahasa Daerah SMP se-Jabar Ikuti Program Peningkatan Kompetensi Revitalisasi Bahasa Daerah

KAB. BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID)- Sebanyak lebih dari 122 orang guru-guru bahasa daerah se-Jabar mengikuti kegiatan Peningkatan Kompetensi Guru Utama Revitalisasi Bahasa Daerah untuk Tunas Bahasa Ibu Jenjang SMP di Jawa Barat 2024, yang digelar Balai Bahasa Provinsi Jabar di Soreang Kabupaten Bandung selama 4 hari, Kamis-Minggu (18-21/42024). Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) merupakan upaya memperlambat kepunahan bahasa daerah. RBD digelar oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek sejak 2021. Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, Herawati, dalam sambutan pembukaannya mengatakan, Balai Bahasa Jabar sebagai unit pelaksana teknis (UPT) Badan Pengembengan dan Pembinaan Bahasa di daerah memiliki tiga program prioritas, salah satunya adalah revitalisasi bahasa daerah.

“Fokus kami dalam program prioritas itu adalah literasi kebahasaan dan kesastraan, perlindungan bahasa dan sastra daerah, serta internasionalisasi bahasa Indonesia. Program revitalisasi bahasa daerah yang masuk dalam program prioritas kedua, sebagai wujud dari kurikulum merdeka belajar episode ke-17,” katanya.

Menurut Herawati dari tahun ke tahun sejak 2021, partisipan program revitalisasi bahasa daerah semakin meningkat, di mana Jawa Barat menjadi pionir dalam program tersebut di tahun 2021 bersama Provinsi Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan.

“Tahun ini peserta Peningkatan Kompetensi Guru Utama Revitalisasi Bahasa Daerah bukan hanya guru bahasa Sunda, tetapi ada juga kepala sekolah, pengawas, bahkan ada guru mata pelajaran bahasa Indonesia,” jelasnya.

Menurut Herawati, hal itu sangat menggembirakan, karena para peserta yang banyak ini nantinya akan mengimbaskan materi yang didapat kepada sejawat dan siswa-siswinya.

Wakil Bupati Bandung Syharul Gunawan yang hadir untuk membuka acara, mengapresiasi upaya Balai Bahasa dalam Revitalisasi Bahasa Daerah. Hal itu sejalan dengan upaya Pemerintah Kabupaten Bandung dalam melestarikan bahasa dan budaya Sunda.

“Selain kepada Balai Bahasa, Saya perlu juga mengapresiasi tugas bapak ibu guru yang mulia ini dalam melestarikan bahasa dan budaya Sunda melalui pengajaran di sekolah. Karena ada dua perekat di masyarakat Kabupaten Bandung khususnya yang banyak ini, yaitu keagaman dan budaya,” ujarnya.

Syahrul berharap khususnya di Kabupaten Bandung, bahasa dan budaya Sunda tidak menjadi asing di masyarakatnya sendiri.

“Salah satunya melalui peran bapak ibu inilah, bahasa dan budaya Sunda itu akan terus hidup di sini,” pungkas Syahrul.

Selama 4 hari, para peserta mendapatkan berbagai materi bahan ajar yang berkaitan dengan Bahasa dan Sastra Sunda seperti biantara (pidato), dongeng, nulis carpon, borangan (stand up comedy), nembang pupuh dan maca sajak. Pematerinya adalah para mentor di bidangnya dari kalangan akademisi dan praktisi, seperti Iman Soleh (teater), Dede Kosasih (UPI), Mamat Ruhimat (Unpad), Taufik Faturohman (budayawan), Darpan (budayawan), Ida Rosida (penembang), dan Dadan Sutisna (sastrawan). (Pun)***

Komentar