JAKARTA (TUGUBANDUNG.ID) – Salah satu kegiatan penting seorang peneliti adalah untuk mendapatkan dan berbagi pengetahuan.
Oleh karena itu, diseminasi hasil penelitian perlu dilakukan untuk melaksanakan roda kegiatan penelitian. Beberapa institusi akademik masih mendesak perlunya konferensi untuk dilaksanakan karena itu adalah tanggung jawab universitas dan juga komunitas peneliti dunia untuk menyebarluaskan penelitian.
Fakultas Psikologi Universitas Pancasila memiliki visi menjadi fakultas terbaik berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan memiliki Psikologi Bisnis sebagai karakteristik unik, bekerja sama dengan Research Synergy Foundation (RSF) telah berhasil menyelenggarakan International Conference on Psychology and Interdisipliner Behavioral Studies (ICP-IBS) pada tanggal 15-16 November 2022.
Tema Konferensi yang diusung tahun ini adalah “Recover Together Recover Stronger: Building Global Resiliency Through Green Economy, Business Psychology and Digital Transformation.”
Kegiatan ini membuka kesempatan bagi para peneliti, dosen, mahasiswa, dan akademisi dari seluruh dunia untuk berpartisipasi, sehingga memperkaya dunia penelitian dalam kajian psikologi dan ilmu perilaku.
Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi, konferensi ini berhasil diadakan secara langsung di Aula Fakultas Psikologi Universitas Pancasila dan virtual melalui platform ZOOM. Sebanyak 43 presenter, 6 keynote speakers, 8 session chairs, dan 431 attendees dari 19 negara telah terdaftar untuk menghadiri konferensi ini. Konferensi ini didukung oleh berbagai organisasi bertaraf global seperti Scholarvein, Reviewer Track, Research Synergy Institute, F1000research, Cogent OA, dan Taylor & Francis Group. Adapun bidang studi yang menjadi tema-tema besar di dalam konferensi ini berkaitan dengan ilmu psikologi, perilaku, dan organisasi.
Dengan adanya 3 (tiga) tema besar tersebut, konferensi ini terbilang interdisipliner, sehingga semakin memperkaya presentasi dan diskusi ilmiah di dalamnya. Peserta yang mendaftar dan mengikuti konferensi berasal dari 19 negara: Indonesia, Philippines, Switzerland, Malaysia, Austria, United Kingdom, Pakistan, Taiwan, Ukraine, Thailand, Nigeria, India, Ethiopia, Afghanistan, Morocco, Iraq, Sierra Leone, Tanzania, Uganda.
Adapun tujuan dari kegiatan International Conference on Psychology and Interdisipliner Behavioral Studies (ICP-IBS) 2022 adalah sebagai berikut:
1. Menjadi forum global yang menghasilkan kontribusi pemikiran untuk memahami dan meningkatkan pengelolaan isu-isu global di bidang psikologi, studi perilaku, transformasi digital, dan topik terkait lainnya.
2. Meningkatkan produktivitas kerjasama di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Konferensi ini diadakan selama 2 (dua) hari berturut-turut. Pada hari pertama, konferensi dibuka secara resmi oleh Dr. Silverius Y Soeharso, MM., M.Psi, Psikolog selaku Ketua konferensi ICP-IBS sekaligus Dekan dari Fakultas Psikologi, Universitas Pancasila. Kemudian dilanjutkan oleh Speech dari Prof. Dr. Edie Toet Hendratno, SH., M.Si., FCBArb selaku Rektor dari Universitas Pancasila.
Sebelum sesi foto bersama di awal acara, Dr. Hendrati Dwi Mulyaningsih, juga memberikan penjelasan singkat namun menyeluruh mengenai Research Synergy Foundation sebagai ekosistem riset global yang telah hadir sejak tahun 2017 dan didukung oleh 20 ribuan anggota yang telah mengikuti program-programnya dan berasal dari berbagai negara di belahan dunia. Dengan adanya Ekosistem Penelitian Global yang telah dirintis oleh Research Synergy Foundation, harapannya akan membuka banyak akses dan juga kesempatan bagi para peneliti, dosen, mahasiswa, akademisi, maupun praktisi untuk bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas publikasi ilmiahnya di skala internasional.
Konferensi yang mengusung tema “Recover Together Recover Stronger: Building Global Resiliency Through Green Economy, Business Psychology and Digital Transformation” ini juga menghadirkan beberapa pembicara undangan di antaranya:
Prof. Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc. sebagai Keynote Speaker yang menjabat Menteri di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia yang diwakili oleh Bapak Ir. Ary Sudiarto, Kepala Badan Standardisasi Instrument KLHK RI yang menyampaikan topik tentang Climate Changes, Carbon Trading, Folu Net Sink, and Nationally Determined Contribution.
Dr. – Phil. Hora Tjitra sebagai ketua dan Co-Founder Insight Web Academy Jakarta, Indonesia, yang menyampaikan topik terkait Cross-Cultural Psychology.
Prof. Dr. Stefan Kammhuber yang merupakan Head of Institute for Communication and Intercultural Competence dari Eastern Switzerland University of Applied Sciences. Beliau menyampaikan materi yang bertopik: When Organizational Cultures Collide – The Psychology of National Mergers from an Intercultural Perspective.
Assistant Prof. Dr. Crendy Tan Yen Teng dari Department of Psychology, UCSI University, Malaysia, yang menyampaikan Topik tentang “Is Technology a Tool or We are the tool of Technology?”.
Prof. Dr. Severin Hornung, PD, PhD, MSc, BEng dari Institute of Psychology of the University of Innsbruck, Austria. Beliau memaparkan materi topik yang berjudul: Building Social Resilience Beyond Neoliberal Ideology: The Emerging Movement for a Critical Future of Work and Organizational Psychology”.
Dr. Stephen Benton, B.Sc., Ph.D., M.I.O.A., C.Sci., C.Psychol dari BPsy Ltd., United Kingdom yang menyampaikan topik tentang “Business Psychology: A Template for Strategic Competence.”
Berbagai topik diskusi dalam konferensi ini diharapkan menjadi daya tarik tersendiri bagi para peneliti. Kegiatan konferensi internasional tidak hanya memberikan kesempatan untuk berbagi ide dan penelitian tetapi juga memberikan kesempatan untuk membangun jaringan. Pada akhirnya, komunitas riset yang berkolaborasi dan bekerja sama di masa depan terbentuk.
Kegiatan ini merupakan wujud komitmen dari Fakultas Psikologi Universitas Pancasila untuk tetap meningkatkan kualitas penelitian, pengembangan pendidikan, dan upaya memajukan sumber daya manusia sehingga memiliki daya saing dan kompetensi secara global.
Pertemuan ilmiah semacam ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi seluruh pihak terkait, juga meningkatkan produktivitas sumber daya manusia, membangun dan memperkuat kolaborasi ilmiah, serta mempromosikan kontribusi dan inovasi di berbagai bidang ilmu pengetahuan kepada khalayak luas. ***
Komentar