Pesantren Sit In SMP Darul Hikam Internasional Lembang, Kampanyekan Anti Perundungan

KABUPATEN BANDUNG BARAT (TUGUBANDUNG.ID) – Maraknya kasus perundungan dikalangan pelajar menggugah SMP Darul Hikam Internasional Lembang untuk mengangkat tema anti bullying pada kegiatan Pesantren Sit In tahun ini.

Kegiatan Pesantren Sit In itu sendiri untuk tahun ini diadakan di Pesantren Ahlul Quran Ibadurraham, di Kampung Pasir Ipis, Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Menurut Ketua Pelaksana Fadli Khoerun Tanzil, kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari itu ditekankan pada pendidikan anti bullying, sebagai salah satu upaya mengedukasi para santri di pesantren tersebut mengenai apa itu perundungan dan dampaknya.

“Nanti akan ada simulasi oleh siswa SMP Darul Hikam Internasional Lembang berupa “games simulation” seperti tebak gambar dan tebak kata, yang menggambarkan bahwa perundungan tidak dibenarkan dan tidak boleh dilakukan ke siapapun”, kata Fadli, Rabu, 28 Februari 2024.

Kegiatan itu tutur Fadli diikuti oleh 60 orang peserta kelas 7 dan 8, dan pesantren Ibadurrahman dipilih jadi lokasi kegiatan karena punya program yang bagus dengan harapan siswa SMP Darul Hikam Internasional Lembang bisa belajar tentang kitab dan adab di pesantren tersebut.

“Dengan penguatan soal anti bullying, siswa dibekali dengan modal yang kuat berupa pelajaran adab dan kitab disini supaya para siswa bisa menghormati teman, berkata yang baik, intinya lebih pada penguatan adab dan akhlak sejak dini,” tambah Fadli.

Sementara itu Fathia siswa kelas 8 SMP Internasional Darul Hikam Lembang menuturkan bahwa kegiatan tersebut sangat seru dan sarat ilmu.

Meskipun kegiatannya padat, Fathia mengatakan dia bisa dapat banyak ilmu dan pengalaman terutama soal adab dan ilmu.

“Selain dapat banyak ilmu agama, kita juga diajarkan dan mempraktekan adab seperti adab sama guru, batas pergaulan antara ikhwan dan akhwat, dan kita bisa sharing cerita sama temen-temen disini,” tambahnya.

Hal serupa diutarakan oleh santri aponpes Ibadurrahman Muhammad Labib. Siswa kelas 10 itu mengatakan bahwa kedatangan siswa Darul Hikam menjadi pengalaman yang sangat berharga.

“Jarang sekali ada pesantren atau sekolah sekelas DH yang datang ke pesantren kita. Sangat senang dapat pengalaman baru dan teman baru, jadi suatu hal yang menyenangkan kita bisa tau bagaimana kehidupan santri di sekolah lain,” tandasnya.

Menurut Labib, 26 santri di pondok tersebut menyambut antusias karena sebisa mungkin saat ada tamu datang mereka jadikan suatu kesempatan utnuk saling belajar dan bersosialsiasi.

“Beda pesantren, beda karakter santrinya dan gurunya. Dengan kedatangan siswa DH bisa mengambil banyak pelajaran yang diambil terutama materinya soal perundungan yang memang kita harus pahami meskipun di ponpes tidak pernah terjadi hal ieu tapi jadi menambah wawasan kami,” ujarnya.

Pesantren Sit In sendiri menurut Fadli merupakan media pembelajaran siswa DHIS Secondary untuk mempraktekan pelajaran agama yang didapatnya di sekolah.

Selain itu mereka pun bisa belajar sosialisasi dengan masyarakat dan santri di pesantren, dan apa yang bisa didapatkan bisa diterapkan di sekolah dan sebaliknya apa yang mereka bawa bisa diterapkan di pesantren.

“Dengan merasakan hidup di pesantren mulai kesederhaanaan hingga ikut mengadaptasi kegiatan di dalamnya, diharapkan jadi penguatan dari yang mereka  dapat di sekolah lalu diterapkan di sekolah dan masyarakat,” pungkasnya.***

Komentar