KBB (TUGUBANDUNG.ID) – Tahun 2023 menjadi momen yang istimewa bagi dunia astronomi Indonesia. Pada tahun ini Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB) telah berusia 100 tahun.
Sebagai institusi pendidikan dan penelitian di bidang astronomi, Observatorium Bosscha telah
berkontribusi pada pengembangan astronomi dan sains di Indonesia bahkan dunia. Untuk itu,
pada 30 Januari 2023, ITB menyelenggarakan Peringatan 100 Tahun Observatorium Bosscha di
Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Observatorium Bosscha berterima kasih atas dukungan dari berbagai pihak yang telah menjadikan Observatorium Bosscha tetap tegak dan berfungsi dalam usianya 100 tahun sebagai observatorium astronomi yang aktif berkontribusi pada pengembangan ilmu astronomi dan pendidikan sains untuk masyarakat.
Mengutip release Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) ITB, sejarah panjang Observatorium Bosscha dimulai pada tahun 1920 dengan pembentukan
Nederlands Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) yang diprakarsai dan dipimpin oleh K. A. R. Bosscha untuk menghimpun sumber daya, pemikiran, dan persiapan untuk mendirikan fasilitas
pengamatan astronomi. Pada tanggal 1 Januari 1923 Observatorium Bosscha diresmikan dan menjadi perintis astronomi modern di Asia Tenggara dengan mengambil astrofisika bintang
sebagai topik riset utama, dengan dorongan terobosan sains fisika dunia pada awal abad ke-20.
Teleskop refraktor ganda Zeiss dihadiahkan oleh K.A.R. Bosscha kepada Observatorium Bosscha
pada tahun 1928, yang menjadikan observatorium ini terbesar ketiga dan termodern di bumi
bagian Selatan pada era itu.
Setelah upaya restorasi kondisi fasilitas dan pengelolaan yang terbengkalai selama Perang Dunia
Kedua, pada tahun 1951 Observatorium Bosscha diserahkan oleh NISV ke Republik Indonesia
melalui FIPIA Universitas Indonesia yang kemudian menjadi FMIPA Institut Teknologi Bandung.
Ini sekaligus menjadi saat dimulainya pendidikan tinggi astronomi di Indonesia.
Penguatan sumber daya manusia, perluasan kerja sama, pengembangan fasilitas, menghasilkan diversifikasi penelitian yang kemudian mencakup astrofisika bintang, Tata Surya, dan Galaksi Bima Sakti.
Posisi Observatorium Bosscha yang dekat ekuator ke arah Selatan amat menguntungkan dalam area langit astronomis yang dapat dicakup.
Sebagai bagian dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi
Bandung, Observatorium Bosscha menjalankan amanah Tridharma Perguruan Tinggi dengan lingkup pekerjaan:
Penelitian: (1) Pengamatan: Bulan, Matahari, Tata Surya, Bintang, dan Galaksi Bima Sakti; (2)
Komputasional dan teoretik: semua di atas, plus ekstragalaksi dan kosmologi; dan (3)
Pengembangan instrumentasi pengamatan dan IT: remote robotic telescope, monitor cuaca,
optik, elektromekanik, dan pendukung instrumentasi pengamatan. Pendidikan: mendukung
program S1, S2, dan S3 Program Studi Astronomi dan memfasilitasi penelitian tugas akhir, tesis,
dan lain-lain, untuk mahasiswa ITB dan luar ITB. Pengabdian Pada Masyarakat: (1) Pengembangan materi dan metode penyampaian edukasi astronomi sebagai sains; (2) Pemberian berbagai layanan
edukasi untuk sekolah dan masyarakat umum, daring maupun luring; (3) Penyediaan arena
antarmuka untuk pendidikan dan pengembangan STEAM yang relevan dengan astronomi, untuk
pendidikan maupun untuk keperluan praktis sebagai bagian dari upaya pencapaian beberapa bulir Sustainable Development Goals.
Pengembangan ke depan mencakup antara lain: jaringan teleskop robotik di multi lokasi,
pemanfaatan big data science secara internasional, pengembangan astronomi radio, merintis dan memperkuat jejaring komunitas dan fasilitas astronomi di Indonesia.
Rencana Program Tahun 2023:
– Acara Peringatan Seabad Observatorium Bosscha: 30 Januari 2023: kesempatan untuk
berterima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam menjaga dan
mengembangkan Observatorium Bosscha dalam upayanya berkontribusi pada pemajuan
ilmu astronomi dunia dan meningkatkan pendidikan astronomi di Indonesia. Sekaligus
untuk mendengarkan aspirasi para pemangku kepentingan tentang masa depan
Observatorium Bosscha dan astronomi di Indonesia.
Acara peringatan 100 tahun Obesvatorium Boscha dihadiri Gubernur Jabar Ridwan Kamil, yang berkomitmen terus menjaga Observatorium demi kepentingan ilmu pengetahuan. (Purnawan)