PROVINS, PRANCIS (TUGUBANDUNG.ID) – Atlet putri terkemuka asal Belanda, Marianne Vos (Jumbo Visma) tampil ngotot dan melakukan break away bersama empat atlet lainnya pada etape II balap sepeda Tour de France (TdF) putri, Senin (25/7/2022) menempuh rute datar 136 km (Meaux – Provins) dan memenangi adu sprint finis, mengalahkan Silvia Persico (Valcar/Italia) dan Katarzyna Niewiadoma (Canyon-Sram/Polandia) di urutan kedua dan tiga dengan waktu sama 3 jam 14 menit 2 detik.
Sementara pemegang kaus kuning Lorena Wiebes (DSM/Belanda) berada di peloton tertinggal 29 detik sehingga kaus kuning yang digenggamnya berpindah tangan kini dikuasai Marianne Vos yang di etape I finis kedua kalah oleh Wiebes.
Setelah etape II, Vos (35) Juara road race Olimpiade London 2012 menguasai kaus kuning dengan keunggulan 10 detik atas runner up Silvia Persico (Valcar/Italia) dan ketiga Katarzyna Niewiadoma (Canyon-Sram/Polandia) + 12 detik. Sedangkan Lorena Wiebes pemegang kaus kuning sebelumnya turun ke urutan ke enam + 35 detik.
“Saya tidak pernah memimpikan memakai kaus kuning (pimpinan umum) Tour de France karena tidak ada TdF putri sejak saya masih kecil. Sejak kecil saya senang olahraga sepeda, TdF favorit dan saya sering menonton langsung di Prancis bersama ayah dan ibu, ke rute pegunungan Alpen, di antaranya Alpe d’ Huez dan Col de Galibier,” kenang Vos.
“Kini TdF putri benar benar ada dan saya berlomba di TdF putri 2022. Kaus kuning kini benar benar saya memakainya meski saya tidak pernah memimpikannya, sangat spesial memakai kaus kuning yang dulu selalu saya saksikan di lomba TdF langsung maupun di tv,“ tutur Vos.
Perihal usianya yang tidak muda lagi, Vos (35) mengatakan tidak masalah karena dia masih amat bersemangat dan dalam kondisi fisik yang prima. “Usia hanyalah angka, yang terpenting adalah kondisi fisik yang terjaga melalui latihan rutin dan selalu semangat tinggi dan aktif, menjadikan kita tetap muda secara fisik,” ungkapnya.
Selasa (267/2022) etape III, Reims – Epernay 133 km rute datar, akan menjadi persaingan sprinter kecuali ada break away yang sukses. (Bambang Kunthady)***