KOTA BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID) – Partisipasi anak muda dalam kontestasi politik, seperti Pemilu Serentak 2024 perlu ditingkatkan. Pasalnya, anak muda merupakan penentu suksesnya hajatan demokrasi lima tahunan tersebut.
Pada Pemilu Serentak 2024, mayoritas pemilih atau sekira 60 persennya merupakan anak muda. Kalangan tersebut bahkan mendominasi daftar pemilih tetap (DPT) sebagai pemilik hak suara.
Atas dasar itu, pemahaman mengenai partisipasi politik perlu terus ditanamkan kepada masyarakat, khususnya anak muda. Sehingga, mereka dapat memahami pentingnya memberikan hak suara di Pemilu 2024.
“Kami tidak ingin mereka tidak berpartisipasi. Ini (Pemilu) hajat besar negara. Ketika berhasil, maka itu bagian dari bela negara,” kata Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Jabar, Iip Hidayat di sela acara bertajuk Gotik (Generasi Orangmuda Politik) di Kantor Bakesbangpol Jabar, Kota Bandung, Selasa (8/11/2022).
Dalam acara tersebut, Bakesbangpol Jabar menghadirkan sejumlah narasumber untuk memberikan pemahaman politik kepada anak muda. Diskusi dikemas dengan interaksi antara narasumber dan audiens dalam sesi tanya jawab.
“Saya datangkan akademisi, KPU, praktisi, anggota dewan, biar mereka punya wawasan yang clear. Suasana kebatinan dibuat nyaman sehingga enak untuk ngobrol,” terang Iip.
Di samping itu, Bakesbangpol Jabar juga terus berupaya mencegah radikalisme dan intoleransi yang berkembang di media sosial. Sebab menjelang Pemilu Serentak 2024, radikalisme dan intoleransi disinyalir akan banyak bermunculan.
“Kalau ada yang apatis mungkin ada karena pengaruh dari media sosial, karena itu selalu ada saja informasi negatif yang notabene ingin merusak NKRI,” tuturnya.
Sementara terkait peta rawan konflik pada Pemilu Serentak 2024, Iip memastikan indeks kerawanan berada dalam kondisi baik. Namun, pihaknya tetap melakukan antisipasi untuk menjaga kekondusifan gelaran kontestasi politik mendatang.
Dalam pelaksanaannya, terang Iip, Bakesbangpol Jabar terus berkoordinasi dengan forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) setempat, termasuk menghimpun berbagai informasi dari Badan Intelijen Negara (BIN) serta Komite Intelijen Daerah (Kominda).
“Kami lebih memilih mengantisipasi. Kita tidak ingin kejadian dulu, baru diselesaikan. Jadi langkah antisipatif lebih kita kedepankan,” tandasnya. (Ade Bayu Indra/Tugu Bandung). ***