TASIKMALAYA, (TUGU BANDUNG ID).- Puluhan TPS liar yang tersebar di Kota Tasikmalaya mulai dibersihkan dan dipasangi garis peringatan serta spanduk larangan. Hal ini agar warga paham dan tidak membuang sampah seenaknya.
“Gebrakan pertama karena TPS liar cukup banyak. Sehingga Tidak elok dan mengganggu keindahan Kota Tasikmalaya,” kata Sekda Kota Tasikmalaya Ivan Diksan usai bersih-bersih di kawasan Jalan Ampera Barat, Senin (2/1/2023).
Maka, ungkap Ivan, dibersihkan dulu semua TPS ini secara bersama-sama. Semua OPD dan tim juga dari babinsa dan bhabinkamtibmas dibagi-bagi tugas untuk menyisir TPS liar.
“Ada sebanyak 45 titik TPS liar, termasuk di kawasan jalan Ampera Barat Kelurahan Panglayungan Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya yang sudah bertahun-tahun jadi TPS liar. Kita bersihkan semuanya,” katanya.
Kata Ivan, sambil berjalan ada proses edukasi yang dilakukan pihaknya. Bagaimana cara mengurangi sampah karena kapasitas TPA Ciangir memang sudah sangat terbatas.
“Bagaiamana caranya sampah itu bisa diolah sehingga mengurangi sebelum dikirim ke Ciangir. Sekarang ini juga digalakan di kelurahan-kelurahan bank sampah. Kita pilah sampah organik dan sampah bukan organik,” ungkapnya.
Sampah organik, lanjut Ivan, bisa diurai dengan budidaya maggot bisa juga dijadikan kompos. Sampah bukan organik bisa diolah atau di daur ulang. Setelah dipilah dan disalurkan ke bank sampah.
“Kita coba semua program itu, sehingga sampah bisa berkurang, karena TPA Ciangir kapasitasnya semakin terbatas,” ucapnya.
Selain itu, Ivan menyebut, sampah yang sudah dipilah-pilah itu semua bisa memiliki nilai ekonomis.
“Kita juga himbau di kantor-kantor Pemkot agar bisa mengolah atau menyelesaikan masalah sampah di kantornya masing-masing. Sehingga tidak perlu lagi diangkut ke Ciangir,” tegasnya.
Ini bisa jadi dorongan kepada masyarakat, bahwa sampah di rumah tangga bisa dipilah terlebih dahulu sebelum dibuang ke bak sampah.
“Jadi tidak semua langsung dibuang, yang berniali ekonomis bisa dipilah dan mudahan-mudahan kedepan tidak benyak permasalahan sampah terutama di rumah tangga,” katanya.
Pemilahan sampah ini, kata Ivan, bisa dilakukan dimulai di rumah tangga. Selain tentunya ada Tim Satgas juga ikut terlibat langsung.
“Tim satgas ini melibatkan kelurahan, babinsa, bhabinkamtibmas, karang taruna, tokoh masyarakat untuk mengedukasi warga dan kita dorong agar di setiap kelurahan ada bank sampah,” ujarnya.
“Tahun ini Pak Wali rencananya ada kontainer-kontainer yang disimpan di setiap kelurahan. Sehingga masyarakat tidak bingung harus membuang sampah ke mana,” sambungnya.
Sementara untuk lokasi, kata Ivan, masih dibicarakan. “Lokasi kita cari penempatannya dimana, karena memang harus musyawarah dengan warga masyarakat yang bersedia,” katanya.
“Mudah-mudahan itu bisa segera terlaksana. Karena jika semua sampah harus langsung dibuang ke TPA, rasanya masyarakat tidak akan mau,” pungkasnya.***