KABUPATEN GARUT (TUGUBANDUNG.ID) – Satuan Tugas (Satgas) Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Kabupaten Garut merilis, 5.118 ekor hewan ternak yang ada di Kabupaten Garut sembuh dari gejala PMK. Sementara, untuk hewan yang bergejala PMK dan suportif diternak tak bergejala, Tim Teknis Kesehatan Hewan telah melakukan pelayanan kesehatan hewan berupa pengobatan kepada 6.662 ekor ternak.
Meskipun angka kesembuhan PMK di Kabupaten Garut cukup tinggi, namun tetap ada beberapa hewan ternak yang mati dengan gejala penyakit yang banyak menyerang sapi. Terhitung sebanyak 488 ekor ternak mati dengan gejala PMK.
Dilaporkan pula, wabah PMK, kini sudah menyebar di 26 kecamatan yang ada di Kabupaten Garut. Meski begitu, tim satgas terus melakukan langkah penanganan PMK, seperti karantina wilayah, biosekuriti, pengobatan ternak bergejala PMK, vaksinasi PMK, penyemprotan disinfektan di area kandang yang terdampak, dan upaya lainnya.
Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Kadiskanak) Garut Sofyan Yani, dalam keterangan tertulisnya memaparkan pihaknya sudah menyerahkan dana kerohiman untuk 174 ekor ternak dari 130 orang peternak.
“Ada 130 peternak yang sudah diberikan bantuan,” pungkas Sofyan.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan kurban.
Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil– memastikan penanganan terhadap infeksi virus PMK di Jabar dilakukan dengan maksimal. Salah satunya dengan mempercepat vaksinasi.
“Masyarakat Jabar tetap tenang, penanganan PMK hewan di Jabar tertangani dengan baik menjelang Iduladha bulan depan, jangan khawatir,” kata Kang Emil.
Ia menjelaskan, pelaksanaan vaksinasi PMK pada hewan ternak di Jabar dilakukan tiga tahap yakni suntikan pertama, kedua, dan booster.
“Sama seperti vaksinasi COVID-19 suntikan pertama, kedua dan booster,” ucap Kang Emil.
Bagi hewan ternak yang sudah diperiksa sehat dan cukup umur, kata Kang Emil, akan diberikan sertifikat yang dipasangkan pada leher hewan. Hal itu menandakan bahwa hewan tersebut sehat dan siap untuk dikonsumsi.
“Semua yang sehat akan dikasih sertifikat yang bisa dicek menggunakan handphone. Jadi nanti di setiap kuping sapi sehat bisa di-scan barcode-nya, menandakan itu siap untuk dilakukan kegiatan khususnya untuk sapi potong,” tandasnya.***