TASIKMALAYA, (TUGU BANDUNG ID).- Menanggapi kritik atas kinerjanya dari sejumlah warga Kota Tasikmalaya, mahasiswa, pegiat komunitas dan akademisi, Pj Walikota Tasikmalaya Dr. Cheka Virgowansyah mengatakan, hal itu sebagai masukan dan bentuk perhatian warga terhadap kemajuan kotanya.
Menurutnya, berbicara fokus penanganan sampah memang itu salah satu program yang sedang giat digalakan dalam upaya mengembalikan citra Kota Tasikmalaya sebagai Kota Resik.
Menurutnya, hal ini dilakukan dengan pembentukan Satgas Tasik Resik. Namun seluruh hal yang dilakukan oleh pemerintah maupun satgas Tasik Resik tidak akan maksimal jika masyarakat Kota Tasikmalaya tidak turut berpartisipasi aktif dalam upaya penanganan permasalahan sampah dan kebersihan.
“Permasalahan sampah tidak akan tuntas sekaligus karena penyelesaiannya harus dilakukan dari hulu ke hilir, mulai dari mengurangi sampah anorganik yang salah satunya melalui bank sampah, mengurangi sampah organik dengan budidaya maggot hingga sampai penyelesaian pengangkutan sampah ke TPA Ciangir,” kata Dr. Cheka, Sabtu (28/1/2023).
Selain permasalahan sampah tersebut, kata Dr. Cheka, Pemerintah Kota Tasikmalaya bersama seluruh perangkat daerah didalamnya, memiliki fokus terhadap penanggulangan kemiskinan melalui berbagai program dan strategi.
Pertama, strategi mengurangi beban masyarakat miskin melalui fasilitasi jaminan kesehatan PBI Integrasi atau KIS, jampersal, KIP, beasiswa mahasiswa miskin berprestasi, rehab rutilahu, bantuan pangan atau BPNT, PKH, bantuan pupuk, subsidi migas dan lainya.
Kemudian, kata Dr. Cheka, strategi meningkatkan pendapatan masyarakat miskin melalui pelatihan, pemberdayaan, bantuan modal kerja, bantuan usaha UMKM, petani, pedagang kecil.
Lalu dengan strategi meningkatkan koordinasi penanggulangan kemiskinan melalui rakor TKPKD, kolaborasi pentahelix.
“Seluruh upaya yang dilakukan bersifat holistic artinya merupakan suatu kesatuan. Sehingga satu dengan yang lainnya akan saling berhubungan,” ujarnya.
Kaitan dengan sanitasi, lanjut Dr. Cheka, Pemerintah Kota Tasikmalaya pada tahun 2023 melaksanakan program sanitasi, baik yang bersumber dari Dana Perimbangan maupun APBD.
Program sanitasi yang dilaksanakan mulai dari pembangunan sarana prasarana dan infrastruktur, maupun kegiatan sosialisasi serta penyuluhan kepada masyarakat.
Adapun program pembangunan infrastrukutur diantaranya, pembangunan MCK komunal dan IPAL komunal, pembangunan IPAL komunal dan pembangunan septic tank individu.
Berkaitan dengan upaya mengurangi angka pengangguran, Dr. Cheka menyebut, salah satu upaya konkrit yang dilakukan adalah peningkatan UMKM yang ada di Kota Tasikmalaya.
Sebagai contoh dengan memperkuat UMKM makanan dan minuman olahan yang saat ini tercatat berjumlah 1.066 unit usaha dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 5.143 orang.
“Apabila UMKM ini terus diperkuat maka akan menambah jumlah penyerapan tenaga kerja di Kota Tasikmalaya sehingga akan mampu mengurangi angka pengangguran,” katanya.
Sebagai informasi, kata Dr. Cheka, beberapa waktu yang lalu Pemerintah Kota Tasikmalaya telah menyerahkan sertifikasi halal bagi 100 UMKM makanan dan minuman olahan.
“Kedepannya hal ini akan terus dilakukan guna meningkatkan daya saing UMKM Kota Tasikmalaya,” ujarnya.
Kaitan dengan rumah tidak layak huni, Dr. Cheka menyebut, Pemerintah Kota Tasikmalaya pada tahun 2023 menargetkan penanganan 250 unit rumah tidak layak huni yang tersebar di 10 kecamatan.
Selain itu, Pemerintah Kota Tasikmalaya juga bekerjasama dengan Baznas Kota Tasikmalaya untuk turut serta dalam program perbaikan rumah tidak layak huni.
“Seperti halnya yang telah rampung dan diserahkan ke pemiliknya di wilayah Tamansari beberapa waktu yang lalu,” pungkasnya.***