Menu

Mode Gelap

Feature · 13 Des 2022 07:16 WIB ·

Pesantren Lansia, Menyongsong Hidup Akhir Bahagia

 PROGRAM yang dikhususkan untuk para lansia tersebut dinamakan sebagai Pesantren Masa Keemasan (PMK). Program Pesantren Masa Keemasan ini merupakan program khusus untuk para lansia di atas usia 45 tahun ke atas.* Perbesar

PROGRAM yang dikhususkan untuk para lansia tersebut dinamakan sebagai Pesantren Masa Keemasan (PMK). Program Pesantren Masa Keemasan ini merupakan program khusus untuk para lansia di atas usia 45 tahun ke atas.*

“Tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahat”.

SABDA Rasulullah SAW tersebut menggambarkan apa yang diterapkan oleh Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung. Sebuah pesantren yang peserta didiknya tidak hanya remaja saja tapi juga terdapat lansia.

Ketika pesantren pada umumnya hanya menerima peserta didik yang duduk ditingkat SMP atau SMA, Ponpes Daarut Tauhid membuka kesempatan bagi para lansia untuk belajar ilmu Agama Islam. Senada dengan sabda Rasulullah SAW, bagi Ponpes Daarut Tauhid, tidak ada kata terlambat dalam menuntut ilmu.

Program yang dikhususkan untuk para lansia tersebut dinamakan sebagai Pesantren Masa Keemasan (PMK). Program Pesantren Masa Keemasan ini merupakan program khusus untuk para lansia di atas usia 45 tahun ke atas. Menurut Halim, Kepala Bagian (KaBag) program tersebut, program PMK ini diperuntukkan bagi para lansia yang sudah tidak ada kesibukan lain atau para pensiunan.

“Program khusus untuk para lansia di atas usia 45 tahun ke atas baik ayah atau bunda yang tidak ada lagi aktivitasnya selain mengurus cucu ataupun para pensiunan”, ujar Abdul Halim dalam perbincangan di Masjid Daarut Tauhid beberapa waktu lalu.

SUASANA pengajian pesantren masa keemasan.*

Program ini sejatinya sudah hadir sejak tahun 2005. Namun, pada tahun tersebut program PMK masih dinamai sebagai Bimbingan Muslimah Masa Keemasan atau biasa disebut BM2K. Program BM2K ini tidak jauh berbeda dengan program PMK, tapi program BM2K dikhususkan untuk para lansia perempuan saja. Sedangkan untuk para lansia laki-laki masih bernama Dauroh Khusnul Khotimah.

Hingga akhirnya kedua program tersebut digabung dan berganti nama menjadi Pesantren Masa Keemasan. “Dari 2005 mulai ada kegiatan yang namanya BM2K, kemudian itu khusus untuk para yang bunda-bunda saja, kalau ayah-ayah terpisah namanya Dauroh Khusnul Khotimah. Ketika digabung menjadi program PMK (Pesantren Masa Keemasan)”, jelas Halim.

Latar belakang hadirnya program PMK ini sendiri juga dikarenakan kebutuhan para jamaah lansia itu sendiri. Halim mengatakan, para jamaah lansia menganggap kebanyakan pesantren diperuntukkan bagi pelajar atau usia di bawah 17 tahun. Mereka melihat belum ada pesantren yang khusus untuk usia mereka.

“Mereka melihat belum ada program yang khusus di usianya, sedangkan pada umumnya pesantren-pesantren itu untuk yang di bawah usia 17 atau masih pelajar”, tutur Halim.

Para lansia yang mengikuti program PMK ini diberi pembelajaran dan pembiasaan ibadah, mulai dari dzikir hingga salat tepat waktu di masjid. Mereka akan dibiasakan untuk beribadah di masjid secara tepat waktu. “Kalau mungkin sebelumnya atau di rumah solatnya hanya di masjid, atau di rumah, nah sekarang dibiasakan di masjid”, ujar Abdul Halim. Para peserta program PMK juga akan belajar beberapa ilmu agama, mulai Al Quran dasar hingga Islam dasar.

Selain itu, mereka juga akan ada aktivitas yang dilakukan di indoor dan outdoor. “Ada kegiatan belajar mengajar dimana di dalamnya berkaitan dengan al quran dasar, agama, Islam dasar, dan lainnya. ada aktivitas indoor dan ada aktivitas outdoor juga”, tambah Halim.

TAK ada kata terlambat untuk mendapatkan ilmu dan belajar, terutama ilmu agama.*

Menurut penuturan Halim, motivasi para lansia mengikuti program ini adalah mencapai gelar khusnul khotimah, yaitu akhir hidup bahagia. Salah satu cara mencapai gelar tersebut yaitu dengan belajar ibadah dengan baik.

“Motivasi terbesar mereka adalah mencapai gelar khusnul khotimah, yaitu akhir hidup bahagia, itu saja. Rata-rata mereka memang fokus untuk bisa menggapai khusnul khotimah. Nah bagaimana Langkah-langkah nya yaitu tadi, belajar ibadah dengan baik, kemudian berfikir yang baik, kemudian beramal sebanyak-banyaknya, seperti itu”, tutup Halim.

Para lansia tersebut seakan mendengar nasihat dari ‘Amru bin Al Wardi, yang berbunyi “Tuntutlah ilmu dan janganlah malas, alangkah jauhnya kebaikan dari orang yang malas. Dan jangan katakan sudah lewat masanya untuk belajar, karena semua yang berjalan di atas jalannya akan sampai”. (Muhammad Fariz At Thariqi, mahasiswa Prodi Ilkom FPIS Universitas Pendidikan Indonesia)***

Artikel ini telah dibaca 2,964 kali

Baca Lainnya

PIK-R  Bukit Gado-Gado, Lumbung Literasi Digital dan Teladan Generasui Muda Indonesia

27 November 2024 - 17:56 WIB

Bisnis Employee Benefit Generali Indonesia Semakin Meningkat  

22 November 2024 - 08:53 WIB

Kang Rahmat Toleng: Pengawal Ketahanan Pangan Jawa Barat dari Tanah “Lumbung Padi” Karawang, Kini Menakhodai Komisi 1 DPRD Jabar

18 November 2024 - 11:06 WIB

Srikandi Gerindra di Komisi IV DPRD Jawa Barat; Prasetyawati Berjuang untuk Keadilan dan Kesejahteraan Masyarakat

18 November 2024 - 10:45 WIB

Teddy Rusmawan: Politisi PKS yang Menginspirasi

18 November 2024 - 10:33 WIB

Dr. H. Buky Wibawa Karya Guna, S.Pd, M.Si: Sosok Budayawan di Pucuk Pimpinan Parlemen Jawa Barat

12 November 2024 - 18:42 WIB

Trending di Feature