KOTA BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID) – Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat M. Arifin Soedjajana keluhkan jumlah vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang diterima Pemprov Jawa Barat dari Kementerian Pertanian belum ideal.
“Saat ini Jabar baru dikasih 120.000, sementara baru 800.000 (vaksin impor) datang. Padahal informasinya, sampai dengan 3 juta dosis vaksin yang akan diadakan Kementerian. Mudah-mudahan kita diberikan lagi, kan satu ekor hewan itu mendapatkan 3 kali vaksinasi, karena kan harus ada pengulangan,” kata Arifin.
Arifin menuturkan, setelah mendapat vaksin pertama, satu bulan kemudian ternak itu harus mendapat dosis kedua. Selanjutnya, kata dia, vaksin booster akan diberikan enam bulan setelah dosis kedua.
“Dengan skema tersebut, idealnya 600.000 target hewan ternak yang harus divaksin membutuhkan 1,8 juta dosis vaksin,” ucapnya.
Arifin menambahkan saat ini hewan ternak yang terjangkit PMK tersebar di 25 kabupaten/kota. Dua daerah yang aman di Jabar yaitu Pangandaran dan Kota Sukabumi.
Meski penyebaran PMK ada di 25 kabupaten/kota, tetapi dari total desa/ kelurahan hanya 7 persen yang terjangkit penyakit PMK.
“Penambahan kasus ada tapi tingkat kesembuhannya sudah 40 persen. Jadi terus berkurang, yang terkena sudah mulai sembuh dan sekarang total yang sakit (PMK) di angka 23.000, tapi sembuh 40 persen,” tandasnya.
Sementara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan kurban.
Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil– memastikan penanganan terhadap infeksi virus PMK di Jabar dilakukan dengan maksimal. Salah satunya dengan mempercepat vaksinasi.
“Masyarakat Jabar tetap tenang, penanganan PMK hewan di Jabar tertangani dengan baik menjelang Iduladha bulan depan, jangan khawatir,” kata Kang Emil.
Ia menjelaskan, pelaksanaan vaksinasi PMK pada hewan ternak di Jabar dilakukan tiga tahap yakni suntikan pertama, kedua, dan booster.
“Sama seperti vaksinasi COVID-19 suntikan pertama, kedua dan booster,” ucap Kang Emil.
Bagi hewan ternak yang sudah diperiksa sehat dan cukup umur, kata Kang Emil, akan diberikan sertifikat yang dipasangkan pada leher hewan. Hal itu menandakan bahwa hewan tersebut sehat dan siap untuk dikonsumsi.
“Semua yang sehat akan dikasih sertifikat yang bisa dicek menggunakan handphone. Jadi nanti di setiap kuping sapi sehat bisa di-scan barcode-nya, menandakan itu siap untuk dilakukan kegiatan khususnya untuk sapi potong,” tandasnya. ***