PALEMBANG (TUGUBANDUNG.ID) – Menjelang akhir pekan pada minggu kedua “Bulan Kemerdekaan” Agustus 2024, Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana sudah berada di Kota “Serambi Hadramaut” Palembang, Sumatera Selatan.
Di salah satu kota tertua di Indonesia tersebut, doktor Komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran tersebut kembali bersafari silaturahim serta Sharing Komunikasi dan motivasi. Pria yang berasal dari Kota Padang, Sumatera Barat, yang memutuskan berhenti bekerja karena ingin menjadikan Tuhan sebagai “satu-satunya atasan” tersebut kembali diundang untuk menjadi pengajar pada Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) yang diselenggarakan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat tersebut.
Inilah untuk kedua kalinya, Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Pusat tersebut menjadi pengajar pada sesi SJI 2024 yang digelar di beberapa kota secara berkesinambungan tersebut. Sebelumnya, Dr Aqua Dwipayana yang dikenal memiliki jejaring pertemanan sangat luas itu menjadi salah seorang pengajar di SJI Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Saat di Banjarmasin, 11 Juli 2024, Dr Aqua Dwipayana yang terus berkeliling Nusantara menyampaikan Sharing Komunikasi dan Motivasi ke berbagai wilayah, menyampaikan materi dengan tema “Membangun Jejaring Kerja Wartawan yang Berintegritas” di Hotel TreePark Jalan Ahmad Yani Km 6,2 Banjarmasin.
Di Kota Palembang, Jumat 9 Agustus 2024, penulis buku super best seller Trilogi The Power of Silaturahim itu kembali menyampaikan materi dengan tema serupa. Tempatnya di Stisipol Candradimuka Jalan Swadaya Sekip Ujung No. 20 Ilir II, Ilir Timur I, Talang Aman, Kecamatan Kemuning, Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Dr Aqua Dwipayana yang pernah menjadi wartawan di berbagai media nasional senantiasa memberikan atensi dan kepedulian pada program dan aktivitas insan pers nasional. Dirinya menyambut positif amanah menjadi salah seorang pengajar di SJI PWI Pusat.
“Hal ini merupakan sebuah kehormatan bagi saya. Menjadi salah satu bagian dari program yang sangat baik dan positif dari PWI Pusat yakni SJI ini. Wartawan memang harus senantiasa mengembangkan dan terus mengasah diri karena mereka harus satu langkah lebih depan dibandingkan masyarakat pembacanya. Jika wartawan tidak memiliki pengetahuan dan kesadaran etik yang tinggi bagaimana dia bisa memberikan dampak positif melalui tulisan atau liputan jurnalistiknya,” ungkap Dr Aqua Dwipayana.
Sosok santun dan rendah hati ini senantiasa bersemangat dan antusias ketika akan memberikan pembekalan dan berbicara di hadapan para wartawan pekerja media. “Saya in syaah Allah selalu siap dan bersemangat ketika kembali berjumpa dan berbincang dengan para wartawan,” ungkap Dr Aqua Dwipayana.
Relasi berkelanjutan
Dalam pandangan Dr Aqua Dwipayana, membangun hubungan yang baik dan berkelanjutan dalam profesi wartawan adalah kunci untuk mendapatkan akses yang lebih baik ke sumber-sumber informasi, memahami berita dengan lebih baik, dan menjalankan tugas jurnalistik dengan efektif.
Namun, kesemuanya mesti dilandasi oleh iktikad kuat dan keikhlasan dalam menjaga reputasi dan integritas diri sebagai wartawan profesional. Bapak dari dua anak ini menegaskan tetap menjaga integritas dan prinsip etik adalah hal utama.
Pastikan untuk memahami kode etik jurnalistik yang berlaku. Hindari konflik kepentingan yang dapat memengaruhi objektivitas pada liputan yang sedang dilakukan. “Luangkan waktu untuk memahami sumber-sumber informasi, baik itu narasumber, lembaga, atau komunitas yang dilaporkan,” ucap pembicara laris yang telah memotivasi lebih dari 2 juta orang baik di Indonesia maupun di puluhan negara itu.
Juga, lanjut Dr Aqua Dwipayana, tunjukkan minat yang tulus pada topik yang dilaporkan dan berusaha untuk memahami perspektif mereka. Selanjutnya adalah membangun kepercayaan. Itu adalah kunci dalam hubungan dengan narasumber dan komunitas.
Jaga janji kita dan berkomunikasi secara jujur. Hindari mengejar cerita spektakuler dengan mengorbankan kebenaran atau etika. “Cobalah untuk membangun hubungan personal dengan narasumber. Bertemu mereka secara langsung, berbicaralah dengan mereka, dan simak cerita mereka. Jangan hanya menghubungi narasumber saat Anda membutuhkan informasi. Ciptakan hubungan yang berkelanjutan,” kata Dr Aqua Dwipayana.
Pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara, 23 Januari 1970 ini juga menegaskan pentingnya memanfaatkan media sosial termasuk e-mail untuk menjaga kontak dengan narasumber dan kolega wartawan. Tetap terhubung dengan berita dan tren terkini di media sosial.
“Bergabunglah dengan organisasi wartawan atau kelompok diskusi untuk membangun jaringan dan memperoleh dukungan kolega. Hadiri konferensi dan acara industri untuk memperluas jaringan,” pesan Dr Aqua Dwipayana.
Kemudian, tambah pria yang sangat menikmati saat jadi wartawan ini, teruslan belajar. Pertahankan pengetahuan Anda tentang berita, teknologi, dan tren terkini dalam jurnalisme. Belajar dari pengalaman dan kesalahan Anda. Selain itu, lindungi sumber-sumber Anda, terutama jika mereka ingin tetap anonim.
Para wartawan, tambah Dr Aqua Dwipayana, ketika berkomunikasi dengan banyak orang termasuk para narasumber hendaknya melandasi semua dengan spirit silaturahim yang ikhlas dan jangan pernah transaksional.
Pria yang hobi membantu banyak orang ini pernah menekuni pekerjaan sebagai wartawan dan humas sebelum kemudian memilih berhenti dan hanya menjadikan Tuhan sebagai “atasan”.
Saat masih jadi wartawan, aktivitas silaturahim itu dirasakannya sangat menyenangkan sehingga melakukannya dengan penuh suka cita. Hasilnya dahsyat dan luar biasa. Sampai sekarang masih berkomunikasi baik dengan orang-orang yang dikenalnya sejak sekira 36 tahun lalu.
Mereka respek sekali padanya, bahkan sangat menghargai Dr Aqua Dwipayana yang kiprahnya luar biasa terutama memotivasi banyak orang. “Sikap positif tersebut muncul karena persahabatannya tulus dan ikhlas. Tidak transaksional. Hanya bersikap baik kalau membutuhkan saja,” ungkap Dr Aqua Dwipayana.
Dalam pembekalannya, pria yang sejak puluhan tahun lalu konsisten melaksanakan silaturahim dengan ikhlas menceritakan pengalamannya yang sangat menarik berkomunikasi dengan banyak orang termasuk para narasumbernya saat masih jadi wartawan.
Daftar Peserta SJI Palembang:
M Rofei (Media: Real New, Ruswana (Global Sumatera), Rusmiyati Yori (Majalah News Yoka), Rahmat Hariansyah (Majalah News Yoka), Iwan Saputra (Suara Sumsel News), Fitria Agustina (Poskita.id), Ema (beritasriwijaya.co), Sigit Wiryadi (Sentralpos.co), Kaydzar Alghifary (Sentralpos.co), Wardoyo (pingintau.co), Herwanto (Swarnanews.co.id) Dahri Maulana (Populinews.co.id), Atika (oranrakyat.co.id), Amru Salam (Nagara.id), M Andrian (onews.id.com), Hardaya (Reformasi RI), Sri Gumay (Swarnanews), Kailani (unggahan.id), Efirman (Metrorakyat.com), Emi S (Indofaktual.com), Iskadi (Link Sumsel), Herman Zen (Pilar Indonesia), Gopar (Mutiarapendidikan.com), Junaidi (Beritatgas.com), Arman (Wartaterkini), Agung Tamara (Agung Post), Rahayu Tamara (Agung Post), Mellawati (Sumselheadline.com), Syandi Fran Widodo (Sumselupdate.com), Saryanto (Sk Sumaja Post), Saptarina (Media Indonesia), Ridho (Buana Indonesia), Abror (Wideazone), Marintan (Tabloid Inmanas), Kawar Dante (Matapublik.com).
SJI PWI Pusat
SJI yang diselenggarakan oleh PWI Pusat merupakan program pelatihan jurnalistik yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi wartawan muda di Indonesia. SJI memfokuskan diri pada pelatihan jurnalistik praktis dengan menghadirkan pengajar dari kalangan jurnalis profesional dan berpengalaman.
Kurikulum
Kurikulum SJI dirancang untuk membekali peserta dengan berbagai keterampilan jurnalistik yang esensial, termasuk:
Metode Pembelajaran SJI
SJI menggunakan metode pembelajaran yang beragam, antara lain:
- Kuliah umum: menghadirkan pembicara dari kalangan jurnalis profesional dan pakar media.
- Diskusi kelas: mendorong peserta untuk saling bertukar ide dan pengalaman.
- Simulasi jurnalistik: memberikan peserta kesempatan untuk mempraktikkan keterampilan jurnalistik yang telah dipelajari.
- Mentorship: menghubungkan peserta dengan jurnalis profesional untuk mendapatkan bimbingan dan arahan.
Manfaat Mengikuti SJI
Berikut beberapa manfaat mengikuti SJI:
- Meningkatkan keterampilan jurnalistik: peserta akan mendapatkan pengetahuan dan kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi jurnalis yang profesional dan kompeten.
- Membangun jaringan: peserta akan bertemu dan berjejaring dengan jurnalis profesional dan calon jurnalis lainnya.
- Meningkatkan peluang karir: peserta akan memiliki peluang yang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan di media massa.
SJI PWI Pusat merupakan program pelatihan jurnalistik yang berkualitas dan bermanfaat bagi para jurnalis muda di Indonesia. SJI menawarkan kurikulum yang komprehensif, metode pembelajaran yang efektif, dan berbagai manfaat bagi para pesertanya.***