MALANG (TUGUBANDUNG.ID) – Perguruan tinggi jangan menjadi “menara gading” yang hanya fokus pada hasil riset dan inovasi tanpa memberikan dampak nyata pada masyarakat dan dunia industri. Harus dapat mengambil langkah nyata untuk mencegah kampus menjadi terlalu terpencil dan menjaga agar riset dan inovasi memiliki relevansi serta dampak yang lebih luas.
Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana menegaskan demikian menjelang Sharing Komunikasi dan Motivasi bertajuk “Pengembangan Inovasi” yang diperuntukkan bagi kalangan dosen di lingkungan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK UB) Malang, Jawa Timur.
Sharing untuk sesi para dosen ini dilangsungkan pada Jumat 18 Agustus 2023 siang di Exhibition Room Fakultas FPIK UB Jalan Veteran Malang.
Sebelumnya pada pagi hari, doktor Komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran itu menyampaikan sharing serupa kepada sebanyak 1.065 mahasiswa baru bertajuk “Generasi Baru Penakluk Samudera Biru” di Lapangan Basket FPIK UB. Aktivitas tersebut dirangkaikan dengan kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru FPIK UB (Pinishi).
Pada pukul 10.00 pagi, sharing dilanjutkan kepada para tenaga kependidikan atau tendik dengan tema “Bekerja Adalah Ibadah”. Dr Aqua Dwipayana mendapat undangan langsung dari Dekan FKIP Universitas Brawijaya Prof Maftuch.
Dalam pandangan pria dengan jejaring pertemanan sangat luas itu, perguruan tinggi harus aktif terlibat berkomunikasi dengan masyarakat dan industri untuk memahami kebutuhan, tantangan, dan masalah yang dihadapi. Ini dapat dilakukan melalui survei, dialog, dan pertemuan dengan pihak industri.
“Bekerjasama dengan industri dalam bentuk kemitraan, proyek bersama, dan program magang adalah cara yang efektif untuk menjaga relevansi riset dan inovasi. Kolaborasi semacam ini membantu perguruan tinggi tetap berada dalam konteks dunia nyata dan memecahkan masalah yang aktual,” kata Dr Aqua Dwipayana menguraikan.
Selanjutnya, pria yang pendidikannya S1, S2, dan S3 linier Ilmu Komunikasi itu menegaskan, perguruan tinggi harus merancang kurikulum yang berfokus pada pengembangan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri. Ini termasuk keterampilan teknis, kepemimpinan, kolaborasi, dan kemampuan berpikir kritis.
Selain riset murni, lanjut Dr Aqua Dwipayana, berinvestasi dalam penelitian terapan yang langsung berhubungan dengan solusi nyata untuk masalah industri dan masyarakat agar dapat meningkatkan relevansi riset dan inovasi.
“Mendukung pengembangan startup dan inovasi yang berasal dari kampus dapat membantu menghubungkan riset dengan implementasi praktis. Ini dapat menciptakan jembatan antara lingkungan akademis dan dunia bisnis. Perguruan tinggi seharusnya memiliki mekanisme untuk mengevaluasi dampak dari riset dan inovasi mereka. Ini dapat mencakup pengukuran kontribusi terhadap industri, masyarakat, dan ekonomi,” papar Dr Aqua Dwipayana.
Komunikasi
Pembicara laris itu lebih jauh mengatakan komunikasi yang jujur dan transparan tentang riset dan inovasi kampus penting untuk menjaga koneksi dengan masyarakat dan industri. Sampaikan manfaat nyata yang dihasilkan dari riset dan bagaimana itu berkontribusi pada perkembangan lebih lanjut.
Menurut Dr Aqua Dwipayana perguruan tinggi dapat aktif berpartisipasi dalam proyek-proyek riset bersama dengan industri untuk memecahkan masalah konkret dan menghasilkan solusi yang praktis.
“Penghargaan dan pengakuan bagi dosen dan mahasiswa dapat diberikan berdasarkan dampak riset dan inovasi mereka pada industri dan masyarakat, bukan hanya berdasarkan publikasi akademis. Dengan mengambil langkah-langkah ini, perguruan tinggi bisa menjaga agar riset dan inovasi mereka tetap relevan dan memberikan manfaat nyata bagi industri, masyarakat, dan dunia kerja secara keseluruhan,” ucap pria rendah hati yang murah senyum itu.
Berikut adalah beberapa strategi yang mengkomunikasikan hasil riset dan inovasi kampus agar dapat diserap oleh industri sebagaimana dijelaskan Dr Aqua Dwipayana.
Pertama, ikut serta dalam pameran atau konferensi industri adalah cara yang bagus untuk memamerkan hasil riset dan inovasi Anda kepada pemangku kepentingan industri. Ini memberi kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan perwakilan industri, menjelaskan konsep Anda, dan mendapatkan umpan balik.
“Publikasikan hasil riset dalam jurnal-jurnal ilmiah yang terkait dengan industri tertentu. Selain itu, presentasikan temuan Anda dalam konferensi atau seminar yang dihadiri oleh profesional industri. Ini akan membantu memperluas jaringan dan membuat hasil riset lebih dikenal,” ungkap Dr Aqua Dwipayana.
Selanjutnya, buatlah pusat inovasi atau laboratorium terbuka di kampus Anda yang dapat dikunjungi oleh perwakilan industri. Ini akan memungkinkan mereka untuk melihat langsung proyek-proyek riset yang sedang berlangsung dan berpotensi untuk berkolaborasi.
Bangun relasi dengan perusahaan dan organisasi industri melalui program magang, kuliah tamu, atau kerjasama dalam proyek riset. Dengan berinteraksi secara aktif dengan industri, Anda dapat memahami lebih baik kebutuhan mereka dan sekaligus mempromosikan hasil riset.
“Sajikan studi kasus konkret yang menunjukkan bagaimana hasil riset Anda dapat diterapkan dalam konteks industri. Ceritakan kisah sukses tentang bagaimana solusi Anda telah membantu perusahaan lain,” kata Dr Aqua Dwipayana menguraikan.
Pria yang hobi silaturahim itu menyarankan untuk mengadakan workshop atau pelatihan bagi para profesional industri. Ini dapat berfokus pada pengenalan terhadap konsep-konsep baru atau penggunaan teknologi hasil riset. Gunakan media sosial dan platform digital lainnya untuk berbagi informasi tentang riset dan inovasi kampus. Buat konten menarik seperti video, infografis, atau artikel yang menjelaskan dengan jelas manfaat dan potensi aplikasi hasil riset.
Kepada industri yang tertarik dengan hasil riset Anda, pesan Dr Aqua Dwipayana, pertimbangkan untuk membentuk kemitraan formal. Ini bisa berupa kesepakatan lisensi, paten bersama, atau proyek riset bersama. “Beberapa program akselerasi atau inkubasi fokus pada menghubungkan startup atau inovator dengan industri. Bergabung dengan program semacam itu dapat membantu mempercepat adopsi hasil riset oleh industri,” pungkas Dr Aqua Dwipayana.
Butuh penyegaran
Dekan FPIK UB Prof Maftuch sangat berterima kasih kepada Dr Aqua Dwipayana karena memberikan tiga sesi sekaligus. Hal itu besar sekali manfaatnya buat jajarannya.
Rencana semula mengundang Dr Aqua Dwipayana ke FPIK UB hanya memberikan Sharing Komunikasi dan Motivasi kepada mahasiswa baru. Jumlahnya lebih dari seribu orang.
Setelah Prof Maftuch diskusi sama Dr Aqua Dwipayana, hasil kesepakatannya sharing juga diberikan kepada para tendik dan dosen. Mereka butuh penyegaran di sela-sela aktivitasnya melayani para mahasiswa.
“Saya sangat bersyukur dan senang sekali sebab Pak Aqua berkenan datang ke FPlK UB serta mau memberikan Sharing Komunikasi dan Motivasi sebanyak tiga sesi. Semuanya mendapat “sentuhan” dari beliau,” ujar Prof Maftuch.
Kehadiran Dr Aqua Dwipayana ke kampusnya menurut Prof Maftuch sangat bermanfaat. Dia meyakini selain mampu menyemangati semua peserta sharing, juga dapat meningkatkan kinerja mereka.
Dalam beberapa kali pertemuan baik di Malang maupun di Yogyakarta, Prof Maftuch menceritakan kepada Dr Aqua Dwipayana tentang FPIK UB. Semua cerita itu masukan sangat berharga buat motivator kawakan tersebut.
Berdasarkan cerita termasuk data dari Prof Maftuch, Dr Aqua Dwipayana mengolahnya menjadi materi yang menarik. Sehingga saat presentasi semua yang disampaikannya mengena kepada peserta sharing dan menggugah mereka agar dapat berbuat lebih baik lagi.
Prof Maftuch yang merupakan teman lama Dr Aqua Dwipayana tahu persis bahwa jadwal pria yang tinggal di Bogor, Jawa Barat itu sangat padat. Hampir setiap hari keliling Indonesia untuk melakukan silaturahim serta memberikan Sharing Komunikasi dan Motivasi ke berbagai pihak.
Mengetahui agenda Dr Aqua Dwipayana yang padat, sehingga jauh-jauh hari Prof Maftuch telah menyampaikan undangan secara lisan kepada motivator kawakan tersebut. Tujuannya agar pada hari dan tanggal yang telah ditetapkan bisa memberikan Sharing Komunikasi dan Motivasi kepada civitas akademika FPIK UB.
“Saat ketemu Dr Aqua Dwipayana di Malang, saya menyampaikan undangan secara lisan. Kemudian kembali mengingatkan beliau ketika kami jumpa di Yogyakarta pada Minggu 23 Juli 2023 di Yogyakarta,” ungkap Maftuch.
Pria yang berasal dari Lamongan, Jawa Timur itu sangat berharap Dr Aqua Dwipayana hadir di kampusnya untuk memberikan Sharing Komunikasi dan Motivasi. Dia tahu persis bahwa mereka termasuk mahasiswa baru membutuhkannya agar kinerja setiap individu meningkat bahkan optimal.
Selama ini Prof Maftuch memonitor aktivitas Dr Aqua Dwipayana. Ketua Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan dan Kelautan Indonesia (FP2TPKI) yang mengadakan pertemuan se-Indonesia di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada pada minggu ketiga Juli 2023 itu tahu persis bahwa pria yang hobi membaca tersebut telah memotivasi banyak orang. Karena itu dia ingin Dr Aqua Dwipayana melakukan hal yang sama di kampusnya.
Prof Maftuch sangat yakin mereka yang menghadiri Sharing Komunikasi dan Motivasi yang disampaikan Dr Aqua Dwipayana akan termotivasi untuk mengoptimalkan potensi diri. Sehingga hasil kinerjanya maksimal.
“Dr Aqua Dwipayana sangat piawai memberikan motivasi. Apalagi pekerjaan ini telah lama ditekuninya dan konsisten melakukannya. Sehingga kehadirannya di kampus kami pasti sangat bermanfaat,” pungkas Prof Maftuch.
FPIK Universitas Brawijaya
Sejarah
Sejarah Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Univeristas Brawijaya berawal dari Perguruan Tinggi Jurusan Perikanan Laut yang didirikan pada tanggal 28 Oktober 1962 oleh Yayasan Pendidikan Probolinggo. Sejak 25 Mei 1963, melalui Surat Keputusan Menteri PTIP No. 163 Tahun 1963, Perguruan Tinggi Jurusan Perikanan Laut tersebut menjadi salah satu Jurusan pada Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (FKHP) Universitas Brawijaya yang berkedudukan di Malang. Sedangkan Jurusan Perikanan Laut masih tetap berkedudukan di Probolinggo.
Pada akhir tahun 1970, FKHP Universitas Brawijaya mempunyai jurusan baru yaitu Jurusan Kedokteran Hewan yang berkedudukan di Surabaya. Dengan demikian FKHP Universitas Brawijaya memiliki tiga jurusan yaitu Peternakan, Perikanan Laut dan Kedokteran Hewan. Kemudian pada bulan Agustus 1972, Jurusan Kedokteran Hewan menggabungkan diri dengan Universitas Airlangga di Surabaya, sedangkan Jurusan Perikanan Laut berubah menjadi Jurusan Perikanan. Guna memudahkan pengelolaan dan pengembangannya, maka sejak tahun 1972 itu pula Jurusan Perikanan secara bertahap dipindahkan ke Malang.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1982 dan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 59 tahun 1982 tentang Susunan Organisasi Universitas Brawijaya, maka Fakultas Peternakan dan Perikanan menjadi dua Fakultas, yaitu Fakultas Peternakan dan Fakultas Perikanan.
Sesuai Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0174/0/1983 tentang Penataan Jurusan pada Fakultas di lingkungan Universitas/Institut Negeri dan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 118/Dikti/1984 tentang jenis dan jumlah Program Studi di setiap Jurusan pada Fakultas di lingkungan Universitas Brawijaya, maka Fakultas Perikanan ditetapkan memiliki satu jurusan yaitu : Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan dengan membawahi tiga Program Studi yaitu : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perikanan (MSP), Program Studi Pengelolahan Hasil Perikanan (PHP), dan Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan (SEP).
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan untuk menghasilkan lulusan yang profesional dalam menerapkan prinsip eksplorasi, eksploitasi dan manajemen sumberdaya perikanan dan kelautan, maka sejak tanggal 2 Oktober 2006 dibentuklah Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan (PSPK). Pembentukan Jurusan PSPK ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 226/D/O/2006. Dengan dibentuknya jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan (PSPK) dan program studi Ilmu Kelautan serta berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Brawijaya Malang No. 041/SK/2008, maka Fakultas Perikanan dirubah namanya menjadi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK).
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya mulai membuka pendaftaran mahasiswa baru Program Doktor Ilmu Perikanan dan Kelautan pada Semester ganjil tahun 2008/2009 dengan surat ijin Rektor Universitas Brawijaya tanggal 22 April 2008 nomor 1357/J10/AK/2008 dan diperkuat Surat Dirjen Dikti Depdiknas nomor : 69/D/T/2009 tanggal 2 Januari 2009 tentang Ijin Penyelenggaraan Program Studi Baru Universitas Brawijaya.
Visi
FPIK Universitas Brawijaya menjadi lembaga pendidikan tinggi unggul yang berstandar internasional dengan menerapkan fisheries dan marine entrepreneurial strategy dan mampu berperan aktif dalam pembangunan bangsa melalui proses penyelarasan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Misi
- Menyelenggarakan proses pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berbasis entrepreneurship agar menghasilkan lulusan yang berkemampuan akademik, berstandar internasional, dan berkepribadian dalam perkembangan IPTEK di bidang perikanan dan kelautan
- Melakukan pengembangan IPTEK di bidang perikanan dan kelautan dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan yang produktif dan berwawasan lingkungan yang berkelanjutan.
- Mengimplementasikan IPTEK di bidang perikanan dan kelautan dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Program Sarjana
- Manajemen Sumberdaya Perairan (akreditas nasional unggul dan internasional aqas).
- Teknologi Hasil Perikanan (akreditas nasional unggul dan internasional aqas).
- Budidaya Perairan (akreditas nasional unggul dan internasional AUN QA).
- PSDKU Akuakultur.
- Agrobisnis Perikanan (akreditas nasional unggul dan internasional aqas).
- PSDKU Sosial Ekonomi Perikanan.
- Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (akreditas nasional unggul dan internasional aqas).
- Ilmu Kelautan (akreditas nasional unggul dan internasional aqas).
Pascasarjana
- Magister Budidaya Perairan.
- Doktor Ilmu Perikanan dan Kelautan.
Jumlah Dosen: 153 Orang.
Jumlah Tendik: 63 Orang.
Jumlah Mahasiswa Aktif: 4.008.***