CIANJUR (TUGUBANDUNG.ID) – Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana kembali “tancap gas” melaksanakan Sharing Komunikasi dan Motivasi. Pada Kamis 23 Februari 2023, doktor Komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran tersebut akan menyampaikan materi sharing bertajuk “Naik Kelas dengan Public Speaking dan Communication Skill: Best Practice di Lingkungan Kerja”.
Kegiatan yang digelar di Hotel Grand Aston Puncak Cipanas Jl. Raya Puncak – Gadog No.54, Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat ini dihadiri oleh sekitar 100 peserta dari Direktorat Kerja Sama dan Pemberdayaan Kekayaan Intelektual, Ditjen Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia.
Peserta kegiatan merupakan pejabat/pegawai Direktorat Kerja Sama dan Pemberdayaan Kekayaan Intelektual, pejabat/pegawai Bagian Program dan Perencanaan DJKI, pejabat/pegawai Bagian Kepegawaian dan Keuangan, pejabat Biro. Sharing Komunikasi dan Motivasi Dr Aqua di lingkungan Kemenkumham bukan yang pertama. Pria santun dan hobi menolong orang lain sudah banyak melakukan hal serupa, termasuk pada Sharing Komunikasi dan Motivasi di Lembaga Pemasyarakat Batu Pulau Nusakambangan, Jawa Tengah, pada Kamis 8 Desember 2022.
Kehadiran Dr Aqua dalam penyampaian materi Sharing Komunikasi dan Motivasi diharapkan dapat meningkatkan keahlian para pegawai Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) dalam hal public speaking dan kemampuan komunikasi.
“Para pegawai DJKI diharapkan dapat berkomunikasi dengan percaya diri, efektif, efisien, dan tepat sasaran. Juga dapat melaksanakan tugasnya dalan hal penyebarluasan informasi Kekayaan Intelektual dengan lebih baik lagi. Dengan pengalaman dan praktik langsung berkomunikasi dan membangun jejaring luas oleh Pak Dr Aqua Dwipayana diharapkan menjadi best practice yang menginspirasi semua pegawai dan pejabat di lingkungan DJKI,” ungkap Koordinator Pemberdayaan Kekayaan Intelektual, Erni Purnamasari.
Direktorat Kerja Sama dan Pemberdayaan kekayaan Intelektual memiliki tugas untuk penyiapan perumusan dan pelaksanaan pemberdayaan potensi kekayaan intelektual, diseminasi dan promosi, penyiapan media diseminasi dan promosi, inventarisasi kekayaan intelektual komunal, serta pengelolaan perpustakaan.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, dibutuhkan kemampuan untuk berkomunikasi, baik kepada masyarakat maupun para stakeholder Kekayaan Intelektual lainnya. Selain itu kemampuan untuk public speaking sehingga semua kebijakan terkait Kekayaan Intelektual dapat tersampaikan dengan efektif, efisien, dan tepat sasaran.
Personal branding
Dalam pernyataan menjelang Sharing Komunikasi dan Motivasi, Dr Aqua menegaskan komunikasi merupakan bagian penting dari personal branding seseorang. Cara berkomunikasi dan kualitas isi komunikasinya sendiri menunjukkan identitas diri. Komunikasi sangat menentukan dalam meraih simpati publik. Kesalahan komunikasi sekecil apapun bisa berdampak kontraproduktif yang bahkan bisa di luar dugaan kita,” ungkap Dr Aqua.
Sebelum berkomunikasi baik lisan maupun tulisan, ungkap Dr Aqua, pikir dulu pesan yang akan disampaikan. “Bayangkan reaksi penerima pesan. Gunakan etika dan kesantunan saat menyampaikannya sehingga orang yang menerima pesan tidak tersinggung, marah, dan emosi yang akhirnya bisa menimbulkan masalah dan konflik,” ujar Dr Aqua yang menempuh studi linier S1, S2, dan S3 di bidang Komunikasi.
Dalam Ilmu Komunikasi menurut Dr Aqua ada yang disebut dengan istilah ‘irreversible effect’ atau dampak dari pernyataan sebuah komunikasi yang tidak bisa ditarik kembali karena kadung sudah terjadi dampak akibat pernyataan kita. Pesan yang telah kita sampaikan pertama kali itu berdampak sangat besar.
“Mereka yang tersakiti, tentunya akan menerima permintaan maaf dari orang yang ucapannya menyakiti. Namun batinnya yang sudah terlanjur luka, butuh waktu lama untuk menyembuhkannya,” tutur pria yang selalu mengingatkan setiap orang agar hati dan pikirannya bersih dan jangan membiarkan setitik noda pun masuk ke dalam dirinya.
Menurut Dr Aqua, dalam setiap pesan komunikasi yang sudah disampaikan, kalaupun ada ralat atau revisi, dampak yang dirasakan pertama kali tidak bisa serta-merta terhapus oleh ralat itu. Itulah yang disebut “irreversible effect” dalam komunikasi. “Pikirkan dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna”, demikian peribahasa yang mencerminkan kearifan lokal orang tua kita dulu,” tegas pria yang selalu menghormati semua orang secara universal ini.***