TUGUBANDUNG.ID – Menjelang Musyawarah Provinsi KONI Jawa Barat (Jabar) sesuai jadwal di bulan September 2022, muncul 3 kandidat bakal calon Ketua KONI Jabar yang telah siap melanjutkan periode sukses Ahmad Saefudin membawa Jawa Barat dua kali berturut-turut sebagai Juara Umum Pekan Olahraga Nasional (PON).
Melanjutkan periode sukses Ketua KONI Jabar saat ini yang telah membawa Jawa Barat sebagai Juara Umum PON dua kali berturut-turut, bukan pekerjaan mudah bagi siapapun yang akan menggantikan posisi Ahmad Saefudin sebagai ketua berikutnya, mengingat tantangan olahraga ke depan cukup besar dan pelik, tapi dinamika suksesi KONI Jabar tetap terus menggeliat.
Tiga Bakal Calon
Ada 3 nama bakal calon Ketua KONI Jabar yang sudah melakukan konsolidasi dan digadang-gadang beberapa cabang olahraga (Cabor) dan KONI Kab./Kota, ketiga nama tersebut, yakni Daud Achmad, Budiana dan Arif Prayitno.
Tokoh olahraga Jawa Barat, Ade Koesjanto mengatakan bahwa Musyawarah Provinsi (Musprov) KONI Jabar tahun ini harus berani menghilangkan threshold. Threshold yang dimaksud di sini adalah tidak ada lagi ambang batas seseorang ketika mau mencalonkan diri sebagai Ketua KONI Jabar.
“Seperti yang selama ini dilakukan setiap Musprov bahwa seorang kandidat itu harus punya dukungan minimal berapa cabor, kita ingin musprov tahun 2022 ini semua yang punya kemauan, kemampuan dan kesiapan memimpin KONI silakan mendaftar dan tim penjaringan tidak membuat aturan yang membebankan terkait jumlah dukungan,” ujar Ade.
Fakta Integritas
Ade melanjutkan, ketika syarat pencalonan dipermudah tanpa ada batas minimal, namun harus sepakat ada syarat yang lain, yaitu fakta integritas bahwa ketika siapapun menjadi Ketua KONI Jabar dan ternyata gagal mempertahankan juara umum PON maka ketua tersebut wajib mundur. “Dua periode Ahmad Saefudin memimpin KONI Jabar dan sukses membawa Jawa Barat menjadi juara umum berturut-turut, maka wajib bagi yang ingin melanjutkannya harus ada kesiapan maksimal untuk juara lagi,” tegasnya.
Menurut Ade Koesjanto, anggaran KONI sangat besar maka wajar kalau yang dituntut adalah prestasi bukan regenerasi. “Hemat saya, kalau tidak ada yang bisa sekuat Ahmad Saefudin kenapa tidak dia lagi yang jadi Ketua KONI? Toh, sudah terbukti bisa membawa Jabar dua kali berturut-turut sebagai juara Umum PON,” tukas Ade.
Ade menambahkan, sangat wajar jika Ketua KONI penerus Ahmad Saefudin membuat perjanjian pasti jika yang bersangkutan menjadi Ketua KONI Jabar dan gagal membawa Jawa Barat sebagai juara umum maka konsekuensinya adalah mundur.
“Mundur dan tidak perlu membuat apologi atas ketidakmampuannya,” pungkas Ade.***