Menu

Mode Gelap

Feature · 30 Mei 2022 21:54 WIB ·

Kota Bandung Masih Aman dari Cacar Monyet, Ini Cara Menghindarinya

 Kepala UPT Puskesmas Ibrahim Adjie, dr. Adnan A. Sofyan. (Foto: Apun).* Perbesar

Kepala UPT Puskesmas Ibrahim Adjie, dr. Adnan A. Sofyan. (Foto: Apun).*

KOTA BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID) – Sejak 13 Mei silam, cacar monyet menjadi penyakit yang mulai menggentayangi penjuru negeri. Tercatat 15 negara laporkan kasus cacar monyet, salah satunya negara tetangga Indonesia yakni Australia.

Meski begitu, sampai Minggu, 29 Mei 2022 kemarin, belum ada kasus cacar monyet yang terjadi di Indonesia. Namun, masyarakat tetap diimbau untuk terus menjaga kesehatan dan menghindari kontak dengan hewan liar demi mencegah virus ini berkembang di Indonesia.

Kepala UPT Puskesmas Ibrahim Adjie, dr. Adnan A. Sofyan mengatakan, jika cacar monyet sebenarnya tidak tergolong virus berbahaya yang mematikan.

“Cacar monyet atau monkeypox ini serupa dengan jenis cacar lainnya. Namun, memang cacar monyet termasuk penyakit zoonis, artinya dapat menular dari hewan ke manusia,” jelas Adnan, Senin (30/5/ 2022).

Hewan yang menularkan virus cacar ini berasal dari hewan liar seperti monyet dan hewan pengerat. Penularan dari hewan ini bisa terjadi akibat luka cakar atau gigitan, dan jika seseorang sembarangan mengonsumsi daging hewan liar.

“Sedangkan penularan sesama manusia itu bisa lewat udara, air liur, atau kulit ke kulit. Mirip cacar lainnya, virus ini menyerang semua orang, tapi hanya orang dengan kekebalan tubuh kurang yang akan terjangkit,” paparnya.

Adnan mengatakan, untuk gejalanya sendiri, cenderung lebih ringan dan mirip dengan cacar lainnya, antara lain:

  • Demam menggigil
  • Ruam atau bintik kemerahan di kulit
  • Sakit kepala
  • Kelelahan
  • Nyeri otot dan sendi
  • Panas dingin
  • Sakit punggung
  • Pembengkakan kelenjar getah bening

“Cacar ini cenderung bisa sembuh sendiri. Untuk vaksin khususnya, belum ada sampai saat ini,” ujarnya.

Meski belum ada kasusnya di Kota Bandung, tapi Adnan menuturkan, potensi penyebarannya bisa saja terjadi. Terlebih penyebaran cacar air ini juga lebih tinggi melalui udara.

“Untuk mencegahnya, selain hindari kontak dengan hewan liar, kita juga harus jaga asupan nutrisi. Istirahat yang cukup, tingkatkan kekebalan tubuh dengan olahraga. Lalu hindari juga orang yang terindentifikasi gejala cacar monyet,” imbuhnya.

Sebagai informasi, virus ini pertama kali ditemukan pada monyet di tahun 1958 di Kopenhagen, Denmark. Sedangkan kasus pertama pada manusia (anak-anak) terjadi pada tahun 1970 di Republik Kongo, Afrika.

Perbedaan utama antara gejala cacar monyet dengan cacar biasa adalah pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati).

Untuk masa inkubasinya, (waktu dari infeksi hingga gejala) cacar monyet biasanya berlangsung 7-14 hari. Namun, dapat berkisar antara 5-21 hari. ***

Artikel ini telah dibaca 49 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Langka dan Mengagumkan, Dua Pohon Karet Kebo Berumur Seabad Lebih di Selabintana Sukabumi

25 Agustus 2023 - 06:27 WIB

Stasiun Gubeng, Menghibur Calon Penumpang dengan Menghadirkan Langsung Awak Band

16 Agustus 2023 - 07:14 WIB

Telaga Ngipik Gresik, Semula Bukit Kapur untuk Bahan Baku Pabrik Semen Indonesia

11 Agustus 2023 - 20:46 WIB

Masjid Al-Mu’min Stasiun Bandung Resmi Berdiri Saat Pandemi Covid-19 dan Ekonomi Sulit

2 Agustus 2023 - 08:32 WIB

Kisah Perubahan Rute Perjalanan Menyusul Peresmian Tol Cisumdawu dan Bandara BIJB

31 Juli 2023 - 09:59 WIB

Alun-Alun Kejaksan, Area Membahagiakan Warga Minus Wahana Permainan Anak-anak

22 Juli 2023 - 14:30 WIB

Trending di Feature