KAMIS 18 Mei 2023 lalu, mengisi hari libur, serombongan guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) I Kota Bandung meluncur ke Ciwidey, Kabupaten Bandung. Mereka sengaja memilih bukan ke obyek wisata terkenal, tetapi ke kebun milik keluarga seorang guru kimia. Tujuannya membangun keakraban di lokasi yang baru.
Dalam keseharian mengajar, belasan guru eksak itu mempunyai hobi makan bersama, sekadar mengurangi stres. Mereka membentuk “grup kuliner”, yang tidak harus selalu ke rumah makan terkenal.
Kalaupun beberapa kali telanjur ke luar Bandung, bahkan pernah ke Purwakarta dan Cirebon hanya untuk makan siang, tapi selingan hobi “makan enak” itu malah menimbulkan kesadaran baru. Apa itu?
Mereka rela menyisihkan sebagian gajinya untuk berbagi, misalnya saja dikemas dengan kegiatan “Jumat Berkah”. Uang yang dikumpulkannya secara sukarela, mereka sepakati untuk membantu beberapa pelajar yang kurang mampu. Termasuk murid yang diterima masuk perguruan tinggi tapi kekurangan dana. Atau ada murid yang mendadak sakit dan perlu dibantu. Juga berbagi sarapan dengan beberapa tenaga keamanan di lingkungan MAN I yang kampusnya memang sangat luas.
“Geng Kuliner” yang semula beranggotakan delapan orang itu kemudian membentuk komunitas “Qolbu Salim”. Anggotanya kini 32 orang, termasuk guru-guru non-IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Tujuannya agar kiprah sosial “Geng Kuliner” bisa meningkat dan bermanfaat bagi lingkungan warga MAN I yang kini muridnya seribu lebih.
Mendengar gerakan positif itu, pihak pimpinan sekolah pernah meminta agar wadah aktivitasnya diformalkan. Namun mereka tidak setuju. Sebab, sekali menggunakan wadah resmi, mereka merasa malah harus berurusan dengan prosedur formal birokrasi, ribet.
Berbagi cerita tentang pertanian
Saat “botram” di Dusun Cisondari, Desa Cigambung, Kecamatan Ciwidey itu mereka berbagi pengalaman masing-masing di luar kesehariannya sebagai guru. Sebagai contoh adalah Pak Kurnia (61 tahun), suami Bu Leny, guru kimia yang pernah menempuh jenjang S2 di Australia.
Pak Kurnia, mantan karyawan perusahaan tekstil, dalam beberapa tahun terakhir ini menekuni bidang pertanian. Dia dipercaya keluarga besarnya untuk mengelola lahan pertanian di beberapa lokasi, termasuk di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan di Ciwidey tempat makan bareng tersebut.
Secara umum, menurut Pak Kurnia, nasib petani pemilik maupun penggarap lahan cenderung tidak memetik banyak untung. Kalah dengan kelincahan kalangan broker atau para pemasar hasil-hasil pertanian. “Kalau ingin untung yang lumayan, selain punya lahan, kami juga harus punya kios sendiri misalnya di Pasar Induk Caringin, Kota Bandung,” ungkapnya.
Pelatihan membuat tepung labu siam
Dusun Cisondari, Desa Gambung, Kecamatan Ciwidey ternyata merupakan pusat produsen tanaman sayur labu siam di Kabupaten Bandung. Menurut Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Tahun 2017, sebagai contoh, pada tahun 2016 lalu daerah ini menghasilkan 591.470 kuintal (5.914 ton) labu siam. Pada tahun itu realisasi luas tanam 373 hektare dan luas panen mencapai 2.849 hektare.
Mungkin menyimak nasib para petani seperti yang diungkapkan Pak Kurnia tersebut, maka wajar kemudian Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Jati pada Februari 2023 lalu mengadakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Dusun Cisondari, Desa Gambung.
Jajaran dosen dan mahasiswa mengadakan “Pelatihan Pembuatan Tepung Labu Siam sebagai Alternatif Bakan Baku Produk Pangan Cemilan Tinggi Serat”. Kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan nilai tambah labu siam itu diikuti ibu-ibu rumah tangga di sana. Jurusan Biologi UIN SGD ingin memaksimalkan potensi labu siam di sektor olahan pangan inovasi. (bio.uinsgd.ac.id, 22/2/2023)
Pimpinan dan warga Dusun Cisondari menyambut baik kegiatan tersebut. Mereka menyadari bahwa selama ini labu siam hanya diolah sebagai sayur. Dengan memperoleh pengetahuan dan latihan keterampilan memproduksi tepung labu siam, diharapkan nilai ekonomi yang diperoleh para petani labu siam di Cisondari juga meningkat.
Manfaat labu siam untuk kesehatan
Labu siam atau Sechium edule adalah salah satu sayur yang sering dimakan masyarakar Indonesia. Sayuran ini dapat langsung dinikmati dengan cara direbus bersama kulitnya maupun diolah menjadi berbagai masakan dengan mengupas kulitnya terlebih dahulu.
Rasanya yang enak dan manis membuat sayuran ini mudah untuk diolah. Selain itu, sayuran ini memiliki manfaat kesehatan yang tidak kalah banyak dengan jenis sayuran lainnya. Selain tinggi kandungan karbohidrat, protein, serat, vitamin, mineral, labu siam kaya akan kandungan folat.
Selain itu, sayuran ini ternyata mengandung sejumlah kecil antioksidan poliponon, aglikon, flavonoid yang sangat penting dalam membantu memerangi radikal bebas. (Fajarina Nurin, hellosehat.com, 21/6/2022)
Berikut beberapa manfaat labu siam bagi kesehatan. Yakni, baik untuk wanita hamil; mengendalikan kadar kolesterol dan berat badan; mengontrol tekanan darah tinggi; membantu mengatasi anemia; menangkal radikal bebas; antikanker; merawat kesehatan organ hati.
Labu siam juga mempunyai efek samping. Yakni, mempengaruhi kinerja obat; dan alergi makanan. Ada beberapa jenis obat yang bisa berinteraksi dengan labu siam, salah satunya aspirin. Obat ini bekerja sebagai pengencer darah sehingga tidak menyumbat pembuluh darah.
Sayangnya, labu siam ternyata juga berpotensi mengencerkan darah. Bila kita mengonsumsi makanan sekaligus obat yang bekerja dengan cara serupa, dikhawatirkan efeknya tidak terkendali.
Sebenarnya alergi labu siam jarang ditemukan. Namun, bukan tidak mungkin bila ini terjadi. Setiap sayuran bisa memicu alergi, tak terkecuali labu siam. Kondisi ini biasanya menyebabkan reaksi alergi, seperti gatal-gatal, mulut membengkak, serta pilek dan hidung meler.
Dalam kasus yang parah, efek samping labu siam bisa menyebabkan reaksi alergi yang mengancam nyawa manusia atau anafilaksis. (Widodo A, TuguBandung.id)***