MEMASUKI tahun 2023, Industri sepeda dan peralatan pendukungnya termasuk aksesori akan menghadapi masa sulit dikarenakan krisis energi dan situasi politik dunia yang cukup meresahkan akibat perang berkepanjangan invasi Rusia ke Ukraina. Hal ini di ungkapkan Erhard Buchel, pesiden WBIA (World Bicycle Industry Alliance).
Namun menurut Buchel perkembangan transport sepeda maupun sport sepeda tidak akan pernah redup dan diperkirakan akan tetap eksis bahkan bisa tetap tumbuh setelah situasi ekonomi dunia membaik dan resesi yang diprediksi akan dialami beberapa negara maju diharapkan tidak akan lama dan akan bisa pulih lebih cepat.
“Industri sepeda dengan perkembangan tehnologi E Bike akan semakin meningkatkan minat bersepeda karena bahan bakar minyak yang semakin mahal. Industri sepeda Eropa, di Prancis juga bangkit dengan memperluas fasilitas produksinya dan efisiensi seperti yang dilakukan oleh MFC (Manufacture Francaise du Cycle), tidak mau tergantung pada Taiwan,” ujar Buchel.
“Bersepeda dengan “booster” tenaga listrik akan memudahkan yang bekerja menggunakan sepeda, semakin terbantu untuk menempuh jarak tempuh yang lebih jauh karena ada “power” listrik yang membantu baik untuk meningkatkan kecepatan dan dorongan tenaga di tanjakan. Ini membantu pengendara sepeda tua maupun muda dan meningkatkan minat bersepeda,” tambahnya.
Secara keseluruhan industri sepeda dan peralatan pendukungnya menghadapi masa sulit bahkan sebelum tahun 2022 berakhir. Beberapa produsen sepeda dan frame serta peralatan lainnya asal Taiwan menghadapi kenyataan pahit, order yang sudah ditempatkan dari beberapa negara terkemuka Eropa untuk pengiriman akhir tahun 2022 di batalkan ataupun di tunda hingga situasi membaik. Padahal order-order itu sudah dibuat dan sebagian besar sudah selesai di produksi dan tengah disiapkan untuk dikirim.
Pembatalan dan penundaan itu karena kondisi pasar yang memburuk pada 2 bulan terakhir karena resesi semakin dekat menjadi kenyataan. (Bambang Kunthady)***