Wakil Ketua Umum Pengprov PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia) Jawa Barat Dr. H. Ijang Faisal, M.Si menilai tidak ada masalah atas inisiatif pertemuan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dengan 21 klub tenis meja dan 3 perwakian Pengprov PTMSI di Jakarta (18/11/2024).
Menurut dia, insan tenis meja Indonesia harus mengedepankan kebersamaan dan spirit prestasi di balik inisiasi pertemuan tersebut. Terlebih dirinya juga hadir pada pertemuan yang konstruktif tersebut.
“Sudah hampir 14 tahun sengketa ini tidak selesai, dan di waktu bersamaan,sudah berapa lama tenis meja Indonesia hampa prestasi? baik di tingkat regional maupun internasional” katanya dalam keterangan pers, Selasa (19/11/2024).
Karena itu, kata IF, sisi tersebut yang harus menjadi nyawa bersama dalam menyelesaikan konflik berlarut antara PP PTMSI dan PB PTMSI dimana selama ini satu sama lain saling mengklaim yang paling benar, dan akhirnya yang menjadi korban adalah atlet dan tenis meja itu sendiri.
Saat mengirim atlet tenis meja ke helatan regional saja, baik ASEAN dan Asian Games, prestasi juga tak kunjung dicetak karena konsentrasi sudah buyar sedari dari Indonesia.
“Karena itu jangan sampai kita berlarut-larut dalam polemik tak berkesudahan sementara pembinaan dan prestasi atlet tenis meja Indonesia, yang jadi kewajiban pengurus, tidak muncul-muncul,” katanya.
Menurut Ijang, dalam konteks hidup bernegara, keputusan dan kebijakan signifikan kerap lahir dari pemerintah. Inisiasi Menpora harus dipandang sebagai inisiatif besar untuk mensolidikan insan tenis meja tanah air.
“Bagaimanapun pemerintah itu punya kuasa, punya power. Kita harus membuka dan mengakomodir pada potensi kebijakan signifikan agar tenis meja Indonesia kembali bersatu dan berprestasi,” pungkasnya.