JAKARTA (TUGUBANDUNG.ID) – Peran wanita sebagai pemimpin dalam organisasi ambidextrous menjadi sorotan dalam diskusi yang digelar oleh Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) dalam acara “Human Capital Management Talks” bertema “Sustainability & Managing Diversity in Organization.”
Acara yang berlangsung di Jakarta ini menghadirkan pembahasan mendalam mengenai pentingnya keseimbangan antara efektivitas operasional dan inovasi dalam perusahaan, serta pemberdayaan pemimpin perempuan dalam menghadapi tantangan bisnis dan keberlanjutan.
Prof. Ignatius Pulung Nurprasetio Dekan SBM ITB, dalam sambutannya menekankan pentingnya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dalam menghadapi kompleksitas saat ini “Indonesia Emas 2045 bukan sekadar soal potensi besar dari jumlah sumber daya manusianya, tapi juga bagaimana membawa banyak pihak menjadi makmur dan sejahtera,” ujar Dekan SBM ITB.
Sementara itu, Ketua KK People and Knowledge Management (PKM) SBM ITB, Donald Crestofel Lantu, Ph.D., menekankan peran universitas sebagai jembatan kebutuhan zaman, dengan memastikan bahwa setiap individu tetap relevan menghadapi tantangan bisnis dan kepentingan keberlanjutan.
Pada sesi diskusi pertama, Tina T. Kemala Intan, Direktur Human Resources PT Pupuk Indonesia (Persero), berbagi pengalaman mengenai peran perempuan pada level pimpinan. Peraih penghargaan “Indonesia Most Powerful Women 2023” ini menyampaikan bahwa keterlibatan perempuan di BUMN terus meningkat, dari 6% menjadi 21% di tahun 2023. “Kepemimpinan perempuan bukan sekadar memberikan karpet merah, namun menciptakan lingkungan yang mendukung dan tetap berpegang pada nilai-nilai excellence,” jelas Tina.
Tina juga menyampaikan dengan lebih banyak keterlibatan Perempuan di BUMN terbukti meningkatkan kinerja ekonomi dan bisnis di perusahaannya. Pendekatan yang diterapkan untuk menciptakan ekosistem kerja suportif dilakukan melalui program kepemimpinan dan kebijakan perusahaan, seperti Respect Workplace Policy (RWP) dan Employee Well-Being Policy (EWP), guna mengoptimalkan peran perempuan dalam organisasi ambidextrous.
Pada sesi kedua, membahas tentang Mengelola Ambidextrous Organization Dr. Jaka Purwanto, Penasihat PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, mengulas konsep ambidextrous organization sebagai kapabilitas untuk menyeimbangkan tujuan operasional dan inovasi yang seringkali bertentangan. “Ambidextrous organization bertujuan untuk bertahan, relevan, memenangkan kompetisi, serta berkembang,” tutur Jaka.
Prof. Aurik Gustomo,Profesor di People Development SBM ITB, menambahkan pentingnya strategi organisasi yang menggabungkan produktivitas, kecepatan, dan kreativitas melalui pemetaan lingkungan bisnis, perancangan arsitektur organisasi, dan penguatan budaya korporasi.
Pertemuan tersebut di hadiri oleh lebih dari 50 perwakilan pimpinan HRD yang merupakan mitra dari SBM ITB, dari berbagai Perusahaan ternama di Indonesia.
Selain kedua topik tersebut, Human Capital Talks juga membahas tentang persiapan pensiun serta diskusi tentang masa depan Pendidikan dikaitkan dengan kebutuhan industry yang menghadirkan narasumber Indiana Jusi, Engagement Manager dari McKinsey & Company.***