KOTA BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID) – Umumnya banyak wanita yang belum memahami ataupun mengetahui apa yang menyebabkan munculnya gejala awal dari kanker serviks.
“Bisa dikataksn, sebagian ciri-ciri kanker serviks di tahap awal itu mirip dengan masalah kewanitaan seperti keputihan sampai masalah pada haid,” ucap Kepala Divisi Pemasaran Domestik Bio Farma, Fitri Puspadewi di Gedung Sate, Minggu (22/1/2023).
“Untuk kita bisa tahu apakah mengidap gejala tersebut atau tidak, kita harus mau melakukan pendeteksian secara dini,” ungkap Fitri.
Lebih lanjut Fitri mengatakan, bahwa kanker serviks adalah penyebab kematian tertinggi nomor 3 pada perempuan di Indonesia.
Menurutnya, kanker yang kerap disebut sebagai kanker leher rahim itu dapat dicegah, diantaranya dengan pemberian vaksin Human Papilloma Virus (HPV).
“Virus HPV ini yang menyebabkan kanker serviks terjadi, dan ini masuk urutan ke 3 penyebab kematian bagi perempuan di Indonesia. Virus ini muncul salah satunya karena gaya hidup seperti aktivitas seksual yang kurang sehat,” kata Fitri.
“Ada juga yang menyebut kanker serviks karena disebabkan oleh toilet yang kotor atau air yang kurang bagus, namun hal itu perlu ada riset lebih lanjut ya. Nah yang sudah pasti karena virus tadi,” papar Fitri.
Itulah mengapa, lanjut Fitri, perempuan-perempuan di Indonesia harus mau melakukan deteksi dini atau skrinning.
“Perempuan kadang merasa sehat dan tidak mengalami keluhan sehingga tidak merasa perlu di skrining,” kata Fitri.
“Umumnya juga untuk skriningnya itu dengan swab dengan harga yang mahal dan metode yang merepotkan, namun kali ini bisa diketahui melalui urin,” papar Fitri
Fitri menjelaskan, saat ini Bio Farma tengah memproduksi CervicScan, sebuah alat untuk mendeteksi apakah seorang perempuan terinveksi virus HPV yang bisa menimbulkan kanker serviks atau tidak melalui cairan urin.
Fitri mengungkapkan bahwa untuk melakukan pendendeteksian dini kanker serviks, Bio Farma sudah melakukan uji klinis kepada 900 subjek dengan melakukan tes urin di pagi hari.
“Jadi sudah bisa mendeteksi meskipun urinnya bukan yang fresh,” pungkas Fitri. (Purnawan/Tugu Bandung)