SURABAYA (TUGUBANDUNG.ID) – Dari “Kota Timah” Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, lawatan Silaturahim serta Sharing Komunikasi dan Motivasi Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana kini berlanjut ke “Kota Pahlawan” Surabaya, Jawa Timur.
Pada Rabu 5 Juni 2024, doktor Komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran itu kembali dijadwalkan melaksanakan Sharing Komunikasi dan Motivasi sebanyak dua sesi, pagi dan siang hari. Pria dengan jejaring pertemanan sangat luas tersebut akan menyampaikan sharing bertema “Membangun Mental Raih Prestasi” kepada ratusan atlet dan pelatih dari berbagai cababg olahraga yang dibina Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Jawa Timur.
Sharing digelar di Ruang Auditorium Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan lantai III Universitas Negeri Surabaya Jl. Lidah Wetan Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya. Pada sharing sesi pertama ini akan hadir lebih kurang 250 atlet dari beberapa cabang olahraga yakni anggar sebanyak 5 atlet, gulat 18 atlet, judo 12 atlet, jujitsu 6 atlet, karate 17 atlet, kickboxing 13 atlet, kurash 10 atlet, muaythai 22 atlet, pencak silat 9 atlet, sambo 8 atlet, shorinji kempo 6 atlet, taekwondo 10 atlet, tarung derajat 6 atlet, tinju 9 atlet, wushu 25 atlet, panjat tebing 20 atlet, bola basket 32 atlet, bulutangkis 16 atlet.
Dalam pernyataannya, Dr Aqua Dwipayana menegaskan, jika ingin mendapat titel sebagai juara di bidang apapun, profesi, pendidikan, dan bahkan dalam persaingan atau kompetisi di olahraga, maka setiap orang atau atlet dalam sebuah tim harus mempunya visi yang sama. Kesamaan visi hanya bisa diperoleh oleh munculnya kekompakan dalam tim.
Doktor Komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Fikom Unpad) yang juga merupakan Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat ini melanjutkan jika ingin mencapai tujuan dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Sumatera Utara – Aceh pada September 2024 mendatang sebagai juara pertama dengan meraih medali emas terbanyak, maka kekompakan dan kebersamaan tim harus diutamakan dan konsisten dilaksanakan. Itu bisa tercipta kalau seluruh anggota tim memiliki kemampuan komunikasi yang efektif.
“Kita dapat melakukan hal itu termasuk para atlet di dalam sebuah tim atau kontingen. Caranya, pertama, kita harus menyesuaikan diri dengan karakter orang yang diajak berkomunikasi. Kemudian menggunakan pola komunikasi dua arah, aktif dan cerdas. Selanjutnya, selalu menghargai lawan bicara,” ujar Dr Aqua Dwipayana yang sudah memotivasi lebih dari dua juta orang baik di berbagai wilayah di tanah air maupun di puluhan negara.
Pria yang sudah mengumrahkan gratis lebih dari 160 orang dari hasil penjualan buku-buku “super best seller” trilogi The Power of Silaturahim karyanya itu melanjutkan membangun komunikasi efektif juga dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa yang baik dan selalu mengedepankan sopan santun.
“Selain itu, kita juga harus dapat mempelajari konsep bahasa nonverbal sehingga dalam setiap proses komunikasi, kita bisa menyampaikan dan menerima pesan komunikasi secara efektif,” ujar pria yang menempuh studi S1, S2, dan S3 linier di bidang Komunikasi tersebut.
Pesan Ketua KONI Pusat
Dalam kesempatan tersebut, Dr Aqua Dwipayana juga menyinggung pesan Ketua Umum KONI Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman yang secara khusus disampaikan kepadanya sebelum Sharing Komunikasi dan Motivasi di KONI Jawa Timur. Sebagai berikut:
– PON XXI 2024 Aceh – Sumatera Utara adalah multi event olahraga nasional terbesar yang digelar 4 Tahun sekali. Pertama kali digelar di 2 provinsi yang diikuti 38 provinsi termasuk 4 Daerah Otonomi Baru.
– Prestasi Atlet diharapkan lebih baik dari PON sebelumnya sebagai wujud hasil Pembinaan KONI Provinsi berkolaborasi dengan Pengurus Provinsi Cabang Olahraga kepada para atletnya.
– Atlet Jawa Timur harus membuat masyarakat Jawa Timur bangga atas prestasi yang dicapai. Pada PON Papua berada di peringkat ke-3, hanya selisih 1 medali emas dengan DKI Jakarta yang berada di peringkat ke-2.
– Pada PON XXI 2024 saatnya Jawa Timur menjadi Juara Umum dengan dukungan luar biasa yang diberikan Gubernur, Pemda, dan bantuan masyarakat Jawa Timur. Hal tersebut sangat mungkin dicapai.
– Raih Prestasi terbaik dengan menjunjung tinggi sportivitas. Juara PON adalah mereka yang akan mewakili Indonesia pada multi dan single event internasional. Buat masyarakat Jawa Timur dan orang tua bangga atas prestasi yang dicapai.
– Bicara Olahraga bicara Merah Putih. Olahraga Pemersatu Bangsa. Jadilah agen Pemersatu Bangsa dan Garda Terdepan yang mewujudkan perdamaian dimanapun patriot olahraga berada.
Kecerdasan komunikasi dan hati
Pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara pada 23 Januari 1970 itu mengungkapkan untuk bisa menggapai keberhasilan dalam kehidupan, seseorang tidak hanya dapat mengandalkan pada kecerdasan berpikir.
“Keberhasilan dan kebahagiaan dalam hidup hanya bisa diperoleh lewat kecerdasan komunikasi dan kecerdasan hati. Oleh karena itu, setiap kalangan termasuk para atlet dituntut mengasah kemampuan komunikasi secara komprehensif tanpa harus belajar secara formal,” jelas ayah dua anak tersebut.
Mantan wartawan di banyak media besar itu kemudian menguraikan bahwa efektivitas komunikasi dapat dijalankan dengan rumus REACH Plus A+C. Hal ini berlaku secara universal di mana saja berada.
Aspek pertama adalah sikap menghargai orang lain tanpa kecuali yang diwakili dengan kata “Respect”. Dr Aqua Dwipayana menegaskan di mana pun kita berada, jangan pernah menganggap remeh siapa pun. Hormati dan hargai semua orang.
“Salah satu contohnya saya paling respek sama sopir yang mengemudikan mobil saya. Biasanya dipanggil Mas Darmadi dan Mas Adi. Kenapa, karena ketika saya di mobil dan mereka mengemudikannya, maka keselamatan dan “nyawa” saya selama dalam perjalanan ada di “tangan” mereka sebagai sopir,” tutur Dr Aqua Dwipayana.
Kedua adalah sikap empati (empathy). Salah satu contohnya saat latihan dan bertanding, pelatih agar selalu memperhatikan aktivitas para atletnya. Jika mereka kelelahan setelah tugas di lapangan, tunjukkan sikap memperhatikan mereka. Pelatih harus dapat merasakan yang dirasakan seluruh atletnya.
“Beri kesempatan mereka istirahat. Dipersilakan untuk minum dalam suasana rileks. Ajak ngobrol santai dengan topik yang ringan-ringan. Setelah suasananya nyaman baru membicarakan hal-hal serius saat berlatih atau bertanding,” tutur Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Pusat tersebut.
Ketiga adalah “audible” atau dapat dipahami dan dimengerti. Semua yang disampaikan kepada orang lain pesannya dapat mereka terima. Contohnya instruksi dari pelatih ke para pemain.
“Pesan yang kita sampaikan diupayakan secara maksimal dapat dipahami oleh penerima pesan. Ini sangat penting agar mereka tidak salah memahaminya sehingga umpan baliknya sesuai dengan yang diharapkan,” ungkap penulis buku “super best seller” Trilogi The Power of Silaturahim ini.
Aspek selanjutnya adalah “clarity” atau terpahami. Apapun pesan komunikasi yang disampaikan harus dapat dipahami oleh pihak lain, dengan penyampaian yang sederhana dan apa adanya. Gunakan kalimat terbuka.
“Semua pesan yang disampaikan harus jelas agar tidak terjadi multi interpretasi atau penafsiran yang berbeda dari penerima pesan. Jika itu terjadi dampaknya bisa fatal,” papar Dr Aqua Dwipayana.
Terakhir adalah “humble” atau rendah hati. Jangan pernah tinggi hati dan sombong karena itulah awal dari keterpurukan kita sebagai manusia. “Contohnya adalah jabatan seseorang. Itu ibarat kapas di ujung telunjuk. Begitu ditiup bisa langsung hilang. Sebagai manusia tidak ada yang perlu kita sombongkan. Semuanya milik Tuhan. Kita hanya dititipkan saja. Setiap saat yang kita miliki bisa diambil pemiliknya dan kita diminta pertanggungjawabannya,” tegas Dr Aqua Dwipayana yang rendah hati ini.
Terkait dengan rendah hati di tim cabang olahraga apapun jelas penulis banyak buku itu “super best seller” ini, salah satunya harus ditunjukkan oleh para pemain atau atlet senior kepada semua pemain junior. Rangkullah mereka seperti adik sendiri, sehingga selama bersama-sama di lapangan termasuk saat bertanding seluruhnya merasa nyaman.
“REACH” menurut laki-laki yang hobi membaca dan menolong banyak orang itu tidak ada artinya jika tidak dilengkapi dengan huruf ‘A’ dan ‘C’ yakni Action dan Consistency atau Tindakan nyata dan cepat serta Konsistensi dalam pelaksanaannya. Jadi yang paling penting adalah implementasinya pelaksanaannya terus-menerus.
Lebih jauh Dr Aqua Dwipayana mengatakan setiap manusia yang berhasil dilahirkan adalah hasil dari sperma juara yang sukses mengalahkan jutaan sperma lainnya membuahi sel telur. Jadi, kita memang terlahir sebagai juara yang tangguh. Maka, jika gagal sekalipun dalam berbagai kesempatan, kita tetap harus bersyukur karena belum tentu orang lain pernah mencobanya.
“Bila kamu adalah pribadi yang telah dewasa, persoalan hidup akan dipandang sebagai hal biasa yang harus dihadapi dan syukuri. Kamu tahu kapan harus bersedih dan kapan harus menjadi kuat,” ucap Dr Aqua Dwipayana.
Pria yang sejak puluhan tahun lalu hobi silaturahim ini menambahkan telah mendapat gambaran para atlet daerah. Banyak yang potensial bahkan ada sebagian yang telah berprestasi di kejuraan tingkat internasional. Semua itu adalah modal kuat untuk meraih medali emas pada PON mendatang.
Bapak dari Alira Vania Putri Dwipayana dan Savero Karamiveta Dwipayana ini melanjutkan dalam setiap persiapan tim yang akan menuju sebuah event akbar pastilah selalu ada mengalami kendala. Hal itu bisa berupa dana yang tidak ada atau minim, honorarium terbatas, kemudian anggota tim juga tidak sepenuhnya menjadi atlet karena juga ada yang berstatus pekerja atau siswa sekolah, sehingga kerap cabang olahraganya itu sendiri seolah tidak menjadi fokus.
“Namun demikian, kita tetap harus memiliki spirit kuat dan motivasi yang tinggi untuk dapat mengantisipasi semua kendala. Yang paling penting adalah kedepankan rasa bersyukur bahwa dalam situasi krisis akibat pandemi, setiap atlet masih diberikan kesehatan dan dapat menyiapkan diri menghadapi ajang besar olahraga. Rasa bersyukur akan menjadi awal bagi penguatan tekad dan semangat kita,” kata Dr Aqua Dwipayana yang memiliki jejaring pertemanan sangat luas serta meniatkan diri konsisten menjalankan silaturahim dan berbuat kebaikan sosial tersebut.
Mulai dari Jawa Timur
Kehadiran Dr Aqua Dwipayana di Surabaya untuk melaksanakan Sharing Komunikasi dan Motivasi kepada ratusan atlet dan pelatih dari berbagai cabang olahraga merupakan awal dari kegiatan motivasinya kepada KONI provinsi. Tujuan utamanya untuk memberi semangat kepada seluruh peserta agar optimal berjuang untuk meraih prestasi terbaik dan meningkatkan kemampuan komunikasi mereka.
Rencananya setelah dari Jawa Timur, Dr Aqua Dwipayana akan melaksanakan Sharing Komunikasi dan Motivasi di KONI 37 provinsi lainnya. Di sela jadwalnya yang sangat padat termasuk melaksanakan silaturahim, pembicara laris itu berusaha secara maksimal agar sebelum PON XXI Aceh dan Sumatera Utara pada September 204 mendatang, telah menuntaskan kegiatannya.
Ketua Umum KONI Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman yang secara khusus menugaskan Dr Aqua Dwipayana untuk melakukan itu. Meminta motivator kawakan tersebut memprioritaskan waktunya mendatangi 38 KONI Provinsi untuk memberikan Sharing Komunikasi dan Motivasi kepada para pengurus KONI Provinsi dan semua pegawainya, para atlet, dan semua pelatih.
“Saya tahu selama ini jadwal silaturahim serta Sharing Komunikasi dan Motivasi Pak Aqua sangat padat. Nyaris hampir setiap hari keliling Indonesia bahkan juga ke mancanegara. Meski begitu saya minta Pak Aqua untuk memprioritaskan waktunya untuk menyemangati teman-teman di KONI Provinsi termasuk para atlet dan semua pelatih,” ujar Marciano sambil menyampaikan harapannya.
Dr Aqua Dwipayana dengan penuh rasa syukur menyambut gembira yang disampaikan Marciano. Berniat dan bertekad melaksanakannya hingga tuntas dengan hasil yang berkualitas.
“InsyaAllah semua pesan Pak Marciano dengan senang hati saya laksanakan. Memulainya di KONI Jawa Timur. Bismillahirrohmannirrohim…” Ucap Dr Aqua Dwipayana.
KONI Provinsi Jawa Timur
Visi
Terwujudnya Puslatda Jawa Timur 100-V dalam mendukung Provinsi Jawa Timur menduduki posisi terbaik pada PON XXI tahun 2024 di Aceh dan Sumatera Utara.
Misi
- Menyiapkan dan menyelenggarakan kegiatan Puslatda Jawa Timur 100-V yang terintegrasi dan berkualitas dengan mengoptimalkan sumber-sumber yang ada;
- Meningkatkan prestasi olahraga dengan pendekatan Ilmu pengetahuan dan teknologi secara profesional dengan sumber daya terbatas;
- Mencapai prestasi cabang olahraga dalam setiap kejuaraan nasional dan internasional;
- Mencapai prestasi puncak dan memecahkan rekor prestasi pada PON XXI tahun 2024 untuk beberapa caang olahraga terukur tertentu; dan menjadi penyumbang terbesar atlet-atlet nasional.
Prestasi pada tiga PON terakhir
– PON XVIII 2012 : Juara umum III.
– PON XIX 2016 : Juara umum II.
– PON XX 2021 : Juara Umum III.
Target KONI Jawa Timur pada PON XXI: juara umum I di PON XXI 2024 Aceh dan Sumatera Utara.
Pimpinan: Drs. Muhammad Nabil M.Si (Ketua Umum KONI Jawa Timur).
Nilai-nilai yang selalu ditanamkan:
– Fokus dan Konsisten dalam pelaksanaan Puslatda.
– Pelatih dan atlet harus percaya diri dan tidak sombong.
– Pelatih dan atlet harus memiliki integritas.
KONI dan Sejarah Pendirian
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) atau Komite Olahraga Nasional (KON) adalah lembaga otoritas keolahragaan di Indonesia. Mengutip laman resmi KONI, Komite Olahraga Nasional Indonesia adalah satu-satunya organisasi yang berwenang dan bertanggung jawab mengelola, membina, mengembangkan, dan mengkoordinasikan seluruh pelaksanaan kegiatan olahraga prestasi setiap anggota di Indonesia.
Kantor pusat KONI berada di Jakarta. Adapun, Ketua Umum KONI saat ini dijabat oleh Letjen TNI (Purn) Marciano Norman. KONI memiliki anggota 38 KONI Provinsi yang membawahi 514 KONI Kabupaten/Kota, 71 organisasi induk cabang olahraga dan 6 organisasi fungsional.
Berdirinya KONI diawali dari pembentukan Ikatan Sport Indonesia (ISI) yang dibentuk pada tanggal 8 Oktober 1938 dengan Sutardjo Kartohadikusumo sebagai ketua. ISI dibentuk oleh beberapa organisasi olahraga yaitu Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Perserikatan Lawn Tenis Indonesia (Pelti), dan Perserikatan Bola Keranjang Seluruh Indonesia (PBKSI) yang sekarang dikenal sebagai Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi).
Saat didirikan, ISI memiliki tujuan sebagai sarana perjuangan bangsa Indonesia agar dihargai pemerintah kolonial Belanda, memperbaiki dan memperkuat organisasi olahraga yang telah ada sebelumnya, serta sebagai alat pendidikan nasional yang dapat menyehatkan jiwa bangsa Indonesia.
Pada 15-22 Oktober 1938, ISI menggelar Pekan Olahraga ISI di Surakarta. Tanggal 15 Oktober 1938 pun menjadi momentum perjuangan bangsa Indonesia melalui olahraga dan sebagai hari berdirinya Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
Pada 2005, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dan melakukan reorganisasi KONI menjadi Komite Olahraga Nasional (KON) dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI). KON melakukan pembinaan dalam negeri dan penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON), sementara KOI melakukan kegiatan pengiriman atlet ke luar negeri dan penyelenggara pekan olahraga internasional di Indonesia.***