Savero Karamiveta Dwipayana: Kabar Palsu Menyebar Puluhan Kali Lebih Cepat dan Lebih Dalam Dibandingkan Informasi yang Benar!

MALANG (TUGUBANDUNG.ID) – Kabar palsu atau hoaks menyebar 20 kali lebih cepat dan lebih lama dibandingkan klarifikasi atau berita benar yang seharusnya diterima oleh masyarakat. Misinformasi dan disinformasi juga  menyebar lebih jauh hingga level 19 dengan waktu 10 kali lebih cepat daripada klarifikasinya yang terhenti hanya sampai di level 10.

Demikian diungkapkan Trainer Literasi Digital dari ICT Watch Savero Karamiveta Dwipayana ketika menyampaikan materi Workshop Jurnalistik bertajuk “Menulis Kreatif di Era Digital” di Gereja Isa Almasih Anambas Malang, Kamis 1 Juni 2023. Durasinya sekitar 4 jam dengan peserta hampir 100 orang. Savero mewakili Siberkreasi yang merupakan Gerakan Nasional Literasi Digital.

Pelaksananya Departemen PIK Sinode Gereja Isa Almasih dan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Pesertanya dari Majelis Daerah 5 yang meliputi Jatim, Bali, Sulawesi, dam Kalimantan Timur.

Baru tampil, Savero sebagai pembicara langsung “menyentak” ratusan peserta. Dengan meminta salah seorang yang hadir menyebutkan urutan Pancasila dari satu sampai lima. “Sekarang ini hari kelahiran Pancasila. Ayo sebutkan Pancasila sesuai urutannya,” kata Severo kepada seorang peserta yang di depannya.

Orang yang ditunjuk dengan tiba-tiba kaget. Sama sekali tidak menyangka hal itu bakal terjadi. Entah lupa atau tidak hafal Pancasila sehingga dia tidak dapan menjawab “tantangan” Ero.

Tanpa maksud mempermalukan orang tersebut, Ero kemudian menunjuk ke orang lain yang berada di dekatnya. Pertanyaan dan permintaannya sama. Dengan lancar dia menyebutkan satu-persatu isi Pancasila sesuai urutannya.

Begitu urutan terakhir selesai disebutkannya dan semuanya benar, Ero langsung “mengganjarnya” dengan hadiah berupa e-Money. “Ini ada isinya dan dapat dipakai buat belanja,” ucap Ero yang disambut tepuk tangan seluruh yang hadir.

Penampilan Savero yang sangat menarik dengan menyajikan data yang aktual membuat para peserta terkesima. Mereka antusias menyimak semua yang disampaikannya.

PENAMPILAN Savero yang sangat menarik dengan menyajikan data yang aktual membuat para peserta terkesima. Mereka antusias menyimak semua yang disampaikannya.*

Menurut putra bungsu dari Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana ini, hoaks sering kali dirancang untuk menarik perhatian dengan menawarkan judul atau klaim yang mengejutkan, kontroversial, atau sensasional. Ini menarik perhatian orang lebih cepat daripada berita yang lebih akurat atau jelas. Orang cenderung lebih tertarik untuk membagikan konten yang menarik perhatian mereka daripada berhenti dan memverifikasi kebenarannya.

Kemudian, kecepatan berbagi di media sosial. Platform media sosial memungkinkan berita atau informasi untuk menyebar dengan cepat melalui berbagi, retweet, atau tindakan serupa. “Orang-orang sering kali membagikan informasi tanpa memeriksa kebenarannya terlebih dahulu karena terdorong oleh dorongan untuk terlibat atau memberikan pandangan mereka. Sebagai hasilnya, hoaks dapat dengan cepat menyebar sebelum ada kesempatan untuk menyebarkan klarifikasi,” ungkap Savero Karamiveta Dwipayana yang akrab dipanggil Ero.

Lebih jauh disampaikan, orang cenderung mencari informasi yang sesuai dengan keyakinan atau pandangan mereka yang sudah ada. Jika seseorang mendapati hoaks yang mendukung keyakinan mereka, mereka mungkin lebih cenderung untuk mempercayainya dan membagikannya. “Sebaliknya, ketika ada klarifikasi atau penyangkalan yang bertentangan dengan keyakinan mereka, orang mungkin menolaknya atau tidak memberikan perhatian yang sama,” katanya.

Anak muda yang pada masa pandemi lalu aktif dalam Satuan Tugas Percepatan Penangggulangan Covid-19 Nasional ini menegaskan keterampilan dalam penyebaran hoaks juga menjadi faktor yang menentukan. Orang-orang yang dengan sengaja menyebarkan hoaks sering memiliki keterampilan dalam memanfaatkan algoritma dan pola perilaku di media sosial.

“Mereka dapat menggunakan berbagai strategi seperti bot otomatis, akun palsu, atau jaringan yang terorganisir untuk mempercepat penyebaran hoaks. Klarifikasi, di sisi lain, sering kali datang dari sumber resmi yang tidak memiliki akses yang sama ke jaringan atau keterampilan yang sama dalam mempengaruhi aliran informasi,” ucap Ero yang pernah meraih penghargaan Mahasiswa Berprestasi Bidang Pengabdian Masyarakat dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran ini.

Namun, Ero menegaskan, penting untuk mencatat bahwa meskipun hoaks dapat menyebar lebih cepat, upaya  menyebarkan klarifikasi dan informasi yang akurat tetap urgen. “Memverifikasi informasi sebelum membagikannya dan membantu menyebarkan klarifikasi yang sahih dapat membantu memerangi penyebaran hoaks dan menjaga kebenaran informasi yang diterima oleh masyarakat,” ucapnya.

DALAM pemaparannya, Ero menegaskan, penting untuk mencatat bahwa meskipun hoaks dapat menyebar lebih cepat, upaya  menyebarkan klarifikasi dan informasi yang akurat tetap urgen.*

Semakin matang

Ero semakin aktif dan produktif. Kiprah anak muda ini semakin meluas. Ia kerap berkeliling Nusantara untuk terus menyampaikan materi pelatihan, seminar, workshop, dan lain-lain, utamanya dalam bidang komunikasi.

Ero semakin matang dalam menyampaikan materi presentasi di depan publik. Selain itu, tema-tema dan penyampaian materinya sangat up to date dan relevan dengan kondisi mutakhir. Itulah mengapa dalam setiap sesi Sharing Komunikasi dan Motivasi baik dilakukan bersama ayahandanya maupun seorang diri, peserta selalu antusias dan kerap mendapat insight penting dan pemahaman komprehensif tentang berbagai isu yang berkembang. Utamanya dalam kaitan bidang komunikasi, selaras dengan latar belakang keilmuan Ero.

ERO semakin matang dalam menyampaikan materi presentasi di depan publik. Selain itu, tema-tema dan penyampaian materinya sangat up to date dan relevan dengan kondisi mutakhir.*

Sebagai mahasiswa dengan latar belakang keilmuan Komunikasi, Ero amat memahami bahwa literasi digital dan media sosial adalah keharusan bahkan semestinya menjadi keniscayaan bagi seluruh kaum muda. Dengan paparan dan jargon yang mudah dipahami serta gaya penyampaian yang selalu menyenangkan karena tidak terkesan seperti menggurui, putra bungsu dari dua bersaudara itu banyak menyampaikan materi yang sangat mendasar dan penting yakni etika berkomunikasi. Sebuah hal penting dan mendasar bahkan dalam konteks diskursus di ranah digital atau virtual.

Materi yang disampaikan Ero tak sekadar merepresentasikan kompetensi keilmuan dan pengalaman emasnya dalam beragam kiprah positifnya di berbagai kesempatan dan lembaga. Termasuk keberadaannya sebagai relawan Satuan Tugas Percepatan Penangggulangan Covid-19 Nasional yang dipimpin Letjen TNI Purn Doni Monardo selama lebih dari dua tahun pada masa pandemi.

Lebih dari itu, apa yang disampaikan Ero terasa autentik dan relevan bagi anak muda tersebut. Apa yang diucapkan di depan publik adalah praktik berkomunikasinya sehari-hari. Ero selalu mengedepankan sikap santun, rendah hati, serta sangat menghargai lawan bicara karena sejak dini dibesarkan dalam lingkungan yang terbiasa menjalankan nilai-nilai positif demikian.

ERO saat ini menjadi aktivis dan trainer literasi digital di ICT Watch. Putra bungsu Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana ini juga menjadi Direktur Keuangan dan Kemitraan Portal Kesehatan Masyarakat atau Portkesmas.*

Ero saat ini menjadi aktivis dan trainer literasi digital di ICT Watch yang merupakan organisasi masyarakat sipil yang telah menginisiasi sejumlah inisiatif dan gerakan literasi digital di Indonesia.

Ero juga menjadi Direktur Keuangan dan Kemitraan Portal Kesehatan Masyarakat atau Portkesmas. Merupakan organisasi nonpemerintah yang aktif melakukan advokasi secara multi stakeholder untuk memperoleh dukungan strategis dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia melalui berbagai program yang dilakukan.***

Komentar