BANDA ACEH (TUGUBANDUNG.ID) – Sharing komunikasi dan motivasi Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana berlanjut ke Provinsi “Serambi Mekkah” Aceh. Di salah satu provinsi penghasil kopi itu, doktor Komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran tersebut menyampaikan materi bertajuk “Meningkatkan Motivasi Komunikasi Personel Ditpolairud Polda Aceh yang Presisi Guna Mengoptimalkan Pelaksanaan Tugas”.
Sharing digelar pada Kamis pagi 16 Januari 2025 di Gedung Presisi Mapolda Aceh Jl. T. Nyak Arief, Jeulingke, Banda Aceh. Peserta sebanyak 100 personel dan Bhayangkari.
Dr Aqua Dwipayana melanjutkan Sharing Komunikasi dan Motivasi di jajaran Korps Kepolisian Perairan dan Udara Badan Pemelihara Keamanan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Korpolairud Baharkam Polri). Tepatnya di lingkungan Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Aceh.
Kegiatan itu merupakan amanah dari Kepala Korpolairud Baharkam Polri Irjen Pol Mohammad Yasin Kosasih kepada Dr Aqua Dwipayana. Di awal menjabat Kakorpolairud Yasin meminta pembicara laris itu memberikan Sharing Komunikasi dan Motivasi kepada sekitar 8.000 anggota yang bertugas di Mako Korpolairud di Jakarta dan di 34 Polda.
Dr Aqua Dwipayana yang senang berbagi termasuk membagikan ilmu, wawasan, pengetahuan, dan pengalamannya ke banyak orang, dengan dengan senang hati dan penuh syukur menerima dan melaksanakan semua amanah dari Yasin. Meski jadwalnya padat untuk silaturahim serta Sharing Komunikasi dan Motivasi, ia tetap memprioritas menuntaskan kepercayaan itu.
Selanjutkan Dr Aqua Dwipayana melanjutkan kiprah serupa di Polda Maluku. Pelaksanaan Sharing Komunikasi dan Motivasi di sana rencananya awal Februari 2025.
Masih ada tiga Polda lagi yang akan didatangi Dr Aqua Dwipayana untuk menuntaskan tugas dari Yasin. Ketiga Polda itu adalah Polda Papua, Polda Papua Barat, dan Polda Maluku Utara.
Komunikasi Efektif
Dr Aqua Dwipayana menegaskan bahwa keberhasilan tugas di Ditpolairud tidak hanya ditentukan oleh kemampuan teknis dan fisik, tetapi juga terkait komunikasi yang efektif, baik di internal institusi maupun di eksternal termasuk dengan masyarakat. Untuk itu seluruh personil agar serius dan sungguh-sungguh mendalami komunikasi.
“Dasarnya adalah berkomunikasi dengan hati dan hati-hati. Lakukan itu secara konsisten baik di internal maupun di eksternal Ditpolairud,” pesan Dr Aqua Dwipayana.
Pembicara laris itu mengingatkan agar setiap personel Polri dan keluarganya membiasakan untuk berpikir dulu sebelum berkomunikasi. Membayangkan reaksi penerima pesan.
Terkait itu, lanjut pria yang hobi membaca ini, agar mengemas pesan yang disampaikan sehingga penerima pesannya senang dan responnya sesuai dengan yang diharapkan. Dengan begitu komunikasinya lancar.
Dr Aqua Dwipayana mengingatkan karakter setiap orang berbeda-beda, sehingga komunikasi tidak bisa seragam. Agar komunikasinya efektif upayakan menyesuaikan dengan sifat setiap individu.
“Komunikasi adalah solusi. Jadi yakinlah komunikasi dengan hati dan hati-hati dapat menuntaskan semua masalah yang muncul,” tegas pria yang mendalami komunikasi secara komprhensif ini.
Dr Aqua Dwipayana melanjutkan tidak ada satu masalah pun yang tidak dapat dituntaskan dengan komunikasi. Asal semua pihak yang terlibat punya niat baik untuk menuntaskannya.
Mantan wartawan di banyak media besar ini menyebutkan, “Komunikasi yang presisi, yaitu tepat sasaran, menjadi kunci penting dalam menjalankan tugas di lingkungan Ditpolairud, terutama menghadapi dinamika yang kompleks di wilayah perairan Aceh.”
Pria yang hobi silaturahim ini juga menggarisbawahi bahwa Aceh, sebagai salah satu provinsi yang strategis dengan perairan luas dan kaya akan sumber daya laut, menghadapi tantangan tersendiri bagi Ditpolairud. Oleh karena itu, kemampuan berkomunikasi yang komprehensif, baik dalam menyampaikan pesan kepada tim maupun saat berinteraksi dengan masyarakat, sangat diperlukan untuk menjaga kepercayaan dan kolaborasi.
Dengan gaya penyampaian yang interaktif, Dr Aqua Dwipayana mengajak seluruh peserta untuk terlibat aktif dalam diskusi dan simulasi yang ia rancang khusus. Para peserta tidak hanya diajak menyimak presentasinya, tetapi juga mempraktikkan teknik-teknik komunikasi yang dapat diterapkan langsung dalam tugas mereka.
“Sebagai bagian dari Ditpolairud, seluruh anggota adalah garda terdepan dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah perairan Aceh. Oleh karena itu, harus mampu menyampaikan pesan dengan jelas dan tegas, tanpa menimbulkan kesalahpahaman, baik kepada sesama anggota maupun masyarakat,” ujar pria yang hobi berbagi kepada sesama ini.
Komunikasi Senjata Utama
Dr Aqua Dwipayana menegaskan bahwa komunikasi adalah senjata utama setiap anggota polisi. Agar sukses melaksanakan tugas-tugasnya maka harus mendalami komunikasi dan rutin mempraktikkannya dalam tugas sehari-hari.
“Senjata utama polisi adalah komunikasi. Setiap saat selama 24 jam berkomunikasi dengan masyarakat. Sehingga semua anggota polisi perlu mendalami komunikasi,” papar pria yang senang belajar komunikasi ini.
Dr Aqua Dwipayana yang sejak lama intens beriteraksi dengan dengan banyak polisi menambahkan, sampai saat ini kelemahan utama polisi adalah komunikasi. Hal itu terlihat nyata dengan banyaknya kasus yang melibatkan polisi.
“Ironisnya sampai sekarang kelemahan polisi pada umumnya di komunikasi. Padahal itu dapat dieliminir asal semua anggota polisi bersama-sama memperbaiki komunikasinya dan tidak mengulangi kesalahan yang sama,” ungkap pria yang berasal dari Padang, Sumatera Barat ini.
Dr Aqua menyarankan agar para polisi memberi prioritas untuk mendalami komunikasi. Bisa belajar secara otodidak asal serius menekuninya dan rutin mempraktikkannya saat bertugas.
Semangat Kolaborasi
Selain meningkatkan kemampuan teknis komunikasi, Dr Aqua Dwipayana juga menanamkan nilai-nilai kolaborasi dan humanisme kepada para peserta. Menurutnya, dalam menjalankan tugas, pendekatan humanis menjadi salah satu elemen penting untuk membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat.
“Saat menjalankan tugas, ingatlah bahwa para personel tidak hanya mewakili institusi, tetapi juga menjadi wajah negara di mata masyarakat. Sampaikan pesan dengan sikap yang ramah namun tegas. Jadikan komunikasi sebagai alat untuk membangun kepercayaan dan menciptakan suasana kondusif,” tegas Dr Aqua Dwipayana.
Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia Pusat ini menambahkan, kolaborasi dengan pihak-pihak terkait, seperti pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan komunitas nelayan, juga harus dilakukan secara intensif. Hal ini bertujuan untuk menciptakan sinergi dalam menjaga keamanan dan mengatasi berbagai tantangan di wilayah perairan Aceh.
Dr Aqua Dwipayana melanjutkan untuk mewujudkan kolaborasi sebaiknya para personel yang lebih dulu berinisiatif. Mengajak semua pihak terkait bermitra. Yakinlah mereka yang diajak akan menyambutnya dengan gembira dan penuh suka cita.
“Selama ini umumnya berbagai pihak senang diajak bermitra dengan polisi. Mereka merasakan banyak manfaatnya. Apalagi kemitraan itu saling menguntungkan,” ujar Dr Aqua Dwipayana.
Laksanakan 3B
Di awal menyampaikan materinya pria rendah hati itu mengajak para peserta secara konsisten melaksanakan 3B. Hal itu sangat penting untuk keberhasilan dalam melaksanakan semua tugasnya.
“3B itu agar menjadi pedoman bagi seluruh personel dan keluarganya. Paling utama melaksanakannya secara terus-menerus agar sukses mengerjakan seluruh tugasnya,” tutur Dr Aqua Dwipayana.
B yang pertama adalah Berdoa. Biasakan setiap bangun tidur dan sebelum memulai aktivitas, lebih dulu berdoa. Memohon petunjuk dan kemudahan kepada Tuhan untuk kelancaran melaksanakan semua kegiatan.
“Tanpa dukungan Tuhan, setiap individu tidak bisa berbuat apa-apa. Untuk itu selalulah melibatkan Tuhan dalam berbagai kegiatan,” pesan Dr Aqua Dwipayana.
Begitu kegiatannya selesai dan tuntas, lanjut motivator yang telah memotivasi lebih dari 2 juta orang baik di Indonesia maupun di puluhan negara ini, berterima kasihlah ke Tuhan. Dengan sungguh-sungguh menyampaikan rasa syukur.
B yang kedua adalah Bekerja. Begitu memasuki area kantor atau tempat bertugas, seriuslah melakukan berbagai aktivitas yang terkait dengan pekerjaan. Jangan main-main apalagi melakukannya dengan kegiatan lain yang tidak ada hubungannya dengan tugas kantor.
“Proses tidak akan mengkhianati hasil. Mereka yang bekerja dengan serius dan sungguh-sungguh akan merasakan hasilnya. Jadi bekerjalah secara optimal,” pesan Dr Aqua Dwipayana.
Bapak dari Alira Putri Dwipayana dan Savero Karamiveta Dwipayana ini menyarankan agar sesama personel saling menyemangati dan membantu saat bekerja. Kebiasaan positif ini supaya menjadi budaya di lingkungan kantor.
B yang ketiga adalah Bersyukur. Setelah melaksanakan semua aktivitas, ucapkan syukur. Atas kehendak dan pertolongan Tuhan sehingga bisa menuntaskan semua pekerjaan.
“Semakin sering bersyukur bertambah baik. Tuhan akan menambah kenikmatannya dan memudahkan setiap aktivitas yang dilakukan,” kata Dr Aqua Dwipayana.
Sebelumnya motivator kawakan ini menyampaikan para polisi telah banyak mendapatkan rezeki. Ia menguraikannya satu-persatu. Hal itu harus disyukuri.
Di akhir sesi, Dr Aqua Dwipayana memberikan pesan penutup yang penuh motivasi kepada seluruh peserta. Ia berharap bahwa seluruh personel Ditpolairud Polda Aceh dapat terus meningkatkan kemampuan komunikasi mereka, sehingga tugas-tugas yang diemban dapat dilaksanakan dengan lebih optimal.
“Komunikasi adalah seni dan ilmu yang terus berkembang. semua personel memiliki potensi besar untuk menjadi komunikator andal yang tidak hanya menyelesaikan tugas, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat. Jadikan motivasi ini sebagai energi baru untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara,” pungkas Dr Aqua Dwipayana.
Kegiatan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab dan foto bersama, yang semakin mempererat semangat kebersamaan di antara para peserta. Dengan berbekal ilmu dan motivasi dari Dr Aqua Dwipayana, para personel Ditpolairud Polda Aceh diharapkan dapat menjalankan tugas mereka dengan lebih efektif, profesional, dan humanis.
Sementara Direktur Polairud Polda Aceh Kombes Pol Wahyu Prihatmaka menyampaikan terima kasih kepada Dr Aqua Dwipayana yang telah memotivasi jajarannya dan Bhayangkari. Menurutnya kegiatan tersebut sangat bermanfaat buat mereka.
Wahyu berharap motivasi yang diberikan Dr Aqua Dwipayana dapat mendorong peningkatan profesionalisme anggota dalam bertugas dan meminimalkan pelanggaran di lapangan. Juga agar ibu-ibu Bhayangkari mendukung penuh tugas suaminya.
“Dengan kehadiran Dr Aqua, kami termotivasi untuk bekerja lebih baik dan mengurangi pelanggaran-pelanggaran yang mungkin terjadi,” ujar Wahyu.
Ditpolairud Polda Aceh
Visi :
Ditpolairud Polda Aceh yang dapat memberikan pengayoman, pelindung, dan pelayan masyarakat perairan serta menegakkan hukum secara profesional, bermoral, santun, dan dipercaya masyarakat.
Misi :
- Memelihara Kamtibmas agar tetap aman dan kondusif;
- Memberikan perlindungan, pengayoman, pelayanan, pengamanan, dan pengawalan bagi masyarakat;
- Menegakkan hukum dengan menjunjung tinggi supremasi hukum dan HAM;
- Melaksanakan Bimmasluh perairan yang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk patuh pada hukum dengan mengajak Tomas, Toga, dan Toda;
- Memberikan pelayanan bantuan SAR perairan;
- Melaksanakan tugas secara profesional dan proporsional serta menjalin hubungan yang baik dengan TNI, satuan kewilayahan setempat dan instansi terkait;
- Melakukan perbaikan, pengawasan dan pengendalian kedalam dan memelihara kebersamaan serta solidaritas kesatuan;
- Meningkatkan ketrampilan personil dengan mengusulkan personil untuk mengikuti Dikbang, Dikjur, Dikkum di luar Polri dan latihan-latihan fungsi teknis perairan di kesatuan.
Pimpinan: Kombes Pol Wahyu Prihatmaka, S.H (Dirpolairud Polda Aceh).
Nilai-Nilai yang selalu ditekankan pimpinan kepada semua personil.
- Bekerja Sesuai Tupoksi, Hindari Pelanggaran;
- Berubah Lebih Baik Adalah Pilihan Tetapi Merasa Paling Baik Adalah Kesalahan.
Sejarah Polairud
Pada masa reformasi melalui TAP MPR No: TAP/VI/MPR/2000 tentang pemisahan TNI dan Polri dan TAP/VII/MPR/2000 tentang peran TNI dan Polri, Dengan adanya pemisahan Polri dari ABRI sejak saat itu juga melakukan reorganisasi di dalam tubuh Polri terutama Dit Samapta Polri dan Subdit-subditnya.
Sehingga pada tahun 2000, Subdit Polair dan Subdit Poludara kembali dipersatukan menjadi Direktorat Polairud yang dipimpin oleh Brigjen Pol Drs. F. X. Soemardi SH. kemudian, Kapolri mengeluarkan SK No. Skep/9/V/2001 tanggal 25 Mei 2001 yang mengatur bahwa Dit Polairud dibawah koordinasi Deops Kapolri yang membawahi Subdit Polair dan Subdit Poludara.
Namun, penggabungan tersebut tidak berlangsung lama setelah Kapolri kembali mengeluarkan SK No: Skep/53/X/2002 tanggal 17 Oktober 2002 yang memisahkan kembali Polair dan Poludara. Sehingga, terbentuklah Dit Polair dan Dit Poludara yang masing-masing dipimpin oleh seorang Brigjen Polisi dan berada dibawah Babinkam Polri.
Pada tanggal 14 September 2010, Kapolri mengeluarkan peraturan Kapolri No.21 tahun 2010 tentang Struktur Organisasi Tata Kerja pada tingkat Mabes Polri. Seiring dengan perubahan organisasi, Babinkam Polri berubah menjadi Badan Pemeliharaan dan Keamanan Polri (BAHARKAM POLRI). Oleh karena itu, Ditpolair berubah menjadi Ditpolair Baharkam Polri dan Ditpoludara berubah menjadi Ditpoludara Baharkam Polri.
Pada tahun 2017, berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 5 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia, kembali Ditpolair dan Ditpoludara mengalami perubahan organisasi , yang semula dibawah langsung Baharkam Polri sekarang menjadi menjadi di bawah Korpolairud (Korps Kepolisian Perairan dan Udara) Baharkam Polri.
Korpolairud Baharkam Polri merupakan unsur pelaksana utama yang berada dibawah Kabaharkam Polri yang dipimpin oleh Kakorpolairud dan bertanggung jawab kepada Kabaharkam Polri, serta membawahi dua Direktorat yaitu Direktorat Kepolisian Perairan dan Direktorat Kepolisian Udara.***
Komentar