SURABAYA (TUGUBANDUNG.ID) – Keberadaan Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana di Akademi Angkatan Laut (AAL) Surabaya masih berlanjut. Setelah sesi pertama pada taruna AAL, sesi kedua doktor Komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran itu menyampaiakan Sharing Komunikasi dan Motivasi kepada para anggota tetap (Antap) dan Aparatur Sipil Negara (ASN) di AAL.
Sharing yang disampaikan bertajuk “Dedikasi Tanpa Batas: Komitmen Kita Masa Depan Mereka, Bersama Melahirkan Generasi Emas TNI AL”. Kegiatan berlangsung di Gedung Maspardi AAL, Moro Krembangan Surabaya, Senin 6 Januari 2025 siang. Dipimpin langsung oleh Gubernur AAL Laksda TNI Dato Rusman Sutan Nurdin.
Dr Aqua Dwipayana menekankan pentingnya dedikasi tanpa batas sebagai bentuk komitmen untuk mencetak generasi emas TNI AL. “Sebagai Antap dan ASN di AAL, tanggung jawab Anda tidak hanya berhenti pada tugas administratif atau teknis sehari-hari. Anda memiliki peran strategis dalam membentuk calon perwira TNI AL yang tidak hanya tangguh secara fisik, tetapi juga cerdas, berkarakter, dan memiliki daya juang tinggi,” tegas motivator kawakan ini.
Salah satu poin penting yang disampaikan adalah bagaimana komunikasi efektif dapat meningkatkan kolaborasi antarpersonel. Dr Aqua Dwipayana menjelaskan, tantangan besar dalam sebuah organisasi sebesar AAL adalah menyatukan visi dari berbagai elemen, baik militer maupun sipil. Untuk itu, komunikasi menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan tersebut.
“Tidak ada keberhasilan besar yang dicapai tanpa kolaborasi. Dan kolaborasi hanya akan berhasil jika kita mampu membangun komunikasi yang baik, saling menghormati, dan memiliki tujuan bersama,” ujar Dr Aqua Dwipayana.
Pria yang telah memotivasi lebih dari 2 juta orang baik di Indonesia maupun di puluhan negara ini mengajak para peserta untuk merefleksikan dedikasi mereka selama ini. “Apakah sudah memberikan yang terbaik untuk generasi muda yang dibina? Ingat, mereka adalah masa depan TNI AL. Kualitas mereka akan menentukan kualitas pertahanan negara kita ke depan,” tambah bapak dari Alira Vania Putri Dwipayana dan Savero Karamiveta Dwipayana.
Kepemimpinan yang Kuat
Dr Aqua Dwipayana menegaskan bahwa kepemimpinan yang kuat tidak hanya diukur dari kemampuan teknis atau strategi militer, tetapi juga dari cara seorang pemimpin berkomunikasi. Dalam dunia militer, komunikasi yang jelas, tegas, dan mudah dipahami sangat penting, terutama untuk memastikan koordinasi yang efektif di berbagai level.
“Seorang pemimpin harus mampu menyampaikan pesan yang dapat membangun kepercayaan, membangkitkan semangat, dan mengarahkan timnya untuk mencapai tujuan bersama. Komunikasi yang baik adalah kunci menciptakan hubungan yang harmonis di lingkungan kerja,” ujar Dr Aqua Dwipayana.
Mantan wartawan harian Jawa Pos ini juga menekankan pentingnya pemimpin memahami situasi emosional timnya, berempati terhadap kebutuhan mereka, dan menjalin hubungan yang saling menghormati. Dengan cara ini, taruna tidak hanya belajar untuk memimpin, tetapi juga membangun solidaritas di tengah dinamika organisasi.
Motivator kondang tersebut juga memaparkan bahwa sektor maritim menghadapi tantangan global, seperti keamanan wilayah laut, persaingan internasional, dan perkembangan teknologi. Namun, Indonesia juga memiliki potensi besar, termasuk sumber daya kelautan yang melimpah dan posisi strategis dalam perdagangan dunia.
Untuk menghadapi tantangan ini, menurut Dr Aqua Dwipayana, jauh-jauh hari para taruna dibimbing seluruh pengasuhnya agar berusaha untuk terus-menerus meningkatkan kualitas komunikasi mereka. Dengan komunikasi yang efektif, para calon perwira mampu menjalin kerjasama yang kokoh, baik di lingkungan internal maupun eksternal. Hal ini juga menjadi modal penting dalam membangun kedaulatan maritim Indonesia.
Tekankan Harapan Gubernur AAL
Pada kesempatan itu Dr Aqua Dwipayana menekankan harapan Dato sebagai Gubernur AAL dalam membentuk taruna AAL sebagai calon pemimpin TNI AL dan bangsa. Disampaikan akhir 2024 lalu.
Semuanya ada tujuh hal yang terkait erat dengan komunikasi untuk kelancaran dan kesuksesan pelaksanaannya. Sehingga Dr Aqua Dwipayana menyarankan agar Antap dan ASN memperkuat kemampuan komunikasi mereka.
Pertama, Menjadi Teladan dalam Nilai-Nilai Keperwiraan. Setiap prajurit dan ASN di AAL dapat menjadi contoh nyata dalam disiplin, integritas, loyalitas, dan profesionalisme. Kehadiran Anda sebagai figur yang dapat dipercaya dan dihormati akan menginspirasi taruna untuk menanamkan nilai-nilai tersebut dalam dirinya.
Kedua, Membangun Lingkungan Pendidikan yang Berkualitas. AAL adalah kawah chandradimuka yang mempersiapkan calon perwira TNI AL dan pemimpin bangsa. Setiap prajurit dan ASN berperan aktif dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif, penuh dedikasi, dan berorientasi pada pembentukan karakter dan kompetensi taruna.
Ketiga, Menanamkan Disiplin dan Kepatuhan dalam Kehidupan Taruna. Prajurit dan ASN memiliki tanggung jawab untuk menanamkan nilai-nilai kedisiplinan dan kepatuhan pada aturan kepada para taruna. Laksanakan tugas dengan tegas, adil, dan penuh tanggung jawab, sehingga taruna memahami pentingnya mematuhi perintah dan aturan dalam setiap aspek kehidupan militer.
Keempat, Mengedepankan Pendekatan Humanis dan Inspiratif. Dalam membentuk taruna sebagai calon pemimpin, pendekatan yang humanis namun tetap tegas adalah kunci keberhasilan. Tidak hanya mendidik mereka secara teknis dan taktis, tetapi juga menjadi mentor yang menginspirasi, membimbing mereka dengan penuh empati, dan memotivasi mereka untuk menggapai potensi terbaiknya.
Kelima, Memberikan Pembinaan yang Komprehensif. Proses pendidikan di AAL tidak hanya mencakup aspek akademis, tetapi juga pembentukan mental, fisik, dan moral. Pembinaan yang komprehensif, meliputi:
- Fisik: Menyiapkan taruna menjadi prajurit yang tangguh.
- Mental: Membentuk daya tahan dan kepercayaan diri mereka.
- Moral: Menanamkan nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan cinta Tanah Air.
Keenam, Memiliki Komitmen terhadap Tugas dan Pengabdian. Seluruh prajurit dan ASN di AAL agar memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugas dan pengabdian. Tugas kita adalah mencetak perwira terbaik untuk TNI AL dan bangsa. Untuk itu, dedikasi dalam menjalankan peran sebagai pelatih, pengasuh, dan pendidik adalah bagian penting dari keberhasilan misi besar ini.
Ketujuh, Berperan Aktif dalam Membentuk Pemimpin Masa Depan. Taruna yang kita didik hari ini adalah pemimpin TNI AL dan bangsa Indonesia di masa depan. Saya berharap setiap prajurit dan ASN di AAL selalu menyadari tanggung jawab besar ini. Dengan kerja keras, keteladanan, dan dedikasi Anda, kita bersama-sama akan mencetak generasi pemimpin yang tanggap, tanggon, dan trengginas.
Pesan Akhir: “Prajurit dan ASN AAL adalah garda terdepan dalam mencetak calon perwira TNI AL dan pemimpin bangsa. Laksanakan tugas ini dengan penuh kebanggaan, tanggung jawab, dan semangat pengabdian. Bersama kita membentuk perwira yang membanggakan bagi TNI AL, bangsa, dan negara.”
Dr Aqua Dwipayana mengapresiasi semua yang disampaikan Dato. Menurutnya semua Antap dan ASN dapat melaksanakannya asal mereka yakin, sesius, sungguh-sungguh. Paling utama konsisten melakukannya.
“Pak Dato pasti menyampaikan harapan itu dengan penuh perenungan setelah melihat kondisi AAL secara keseluruhan termasuk para Antap, ASN, dan taruna. Beliau yakin semua yang disampaikannya dapat diwujudkan,” ucap Dr Aqua Dwipayana.
Terkait itu pria yang berasal dari Kota Padang, Sumatera Barat ini mengingatkan semua Antap dan ASN serius melaksanakan dan mewujudkan harapan Dato. Diawali dengan keyakinan yang kuat.
“Bersama-sama mewujudkan harapan Pak Dato. Jangan sampai mengecewakan beliau yang untuk ketiga kalinya kembali bertugas di AAL. Semua Antap dan ASN agar mengoptimalkan kinerja masing-masing,” tutur pria yang sering sharing di lembaga pendidikan ini.
Transformasi Diri
Dalam sesi ini, Dr Aqua Dwipayana juga berbicara tentang transformasi diri sebagai bagian dari profesionalisme. Ia menyampaikan bahwa setiap anggota TNI dan ASN perlu terus belajar dan meningkatkan kompetensinya agar mampu menghadapi perubahan zaman.
“Era digital menuntut kita untuk lebih adaptif dan inovatif. Jangan pernah merasa cukup dengan apa yang sudah dicapai. Jadilah pembelajar sepanjang hayat agar Anda dapat memberikan kontribusi maksimal bagi institusi dan bangsa ini,” pesan Dr Aqua Dwipayana.
Kegiatan Sharing Komunikasi dan Motivasi semakin menarik dengan ditampilkannya beberapa video yang menggugah semangat untuk mengoptimalkan potensi diri. Seluruh yang hadir menyimak semua video itu dengan serius.
Respon peserta sangat antusias. Beberapa peserta bahkan memberikan testimoni langsung tentang betapa inspiratifnya sesi tersebut. “Sharing ini sangat membuka wawasan kami tentang pentingnya peran Antap dan ASN dalam membentuk calon perwira yang berkualitas. Dr Aqua Dwipayana benar-benar memberikan motivasi yang membangun,” ujar salah satu perwira yang hadir.
Sesi diakhiri dengan ajakan dari Dr Aqua Dwipayana kepada seluruh peserta untuk menjadikan dedikasi tanpa batas sebagai prinsip kerja. “Mari bersama-sama kita lahirkan generasi emas TNI AL yang tidak hanya unggul di bidang militer, tetapi juga memiliki integritas dan jiwa kepemimpinan yang kuat,” ucap motivator terkemuka itu.
Ahli Surga
Di awal menyampaikan materinya, Dr Aqua Dwipayana mengapresiasi para Antap dan ASN yang pekerjaannya sangat mulia. Mendidik para taruna agar kelak menjadi perwira yang berkualitas.
Menurut pria yang mendalami komunikasi secara komprehensif ini, tidak semua prajurit mendapat kesempatan bekerja di lembaga pendidikan. Sehinga kesempatan emas ini jangan disia-siakan.
“Saat bertugas di AAL, optimalkanlah. Tunjukkan kinerja terbaik. Menjadi role model bagi lingkungannya termasuk di hadapan taruna. Sehingga banyak yang mencontoh keteladanannya,” ungkap Dr Aqua Dwipayana.
Betapa mulianya bekerja di AAL, tambah pria yang hobi membaca ini, sehingga Antap dan ASN adalah ahli surga. Memiliki banyak kesempatan untuk melakukan yang terbaik. Tidak semua orang termasuk prajurit yang seberuntung mereka.
“InsyaAllah Antap dan ASN masuk surga kalau kerjanya selalu ikhlas. Meniatkan bekerja sebagai ibadah, sepenuhnya karena Tuhan. Sama sekali tidak pernah mengeluh meski beban kerjanya lumayan,” kata Dr Aqua Dwipayana.
Menurutnya mengeluh sama sekali tidak menyelesaikan masalah. Malah tambah masalah. Untuk itu, selalulah bersikap ikhlas melaksanakan semua aktivitas.
“Tidak ada dedikasi yang sia-sia ketika kita bekerja untuk bangsa. Setiap langkah kecil hari ini adalah pijakan besar untuk masa depan,” pungkas Dr Aqua Dwipayana dengan penuh motivasi.
Dosen Banyak Perwira
Di awal acara Dato memberikan sambutan. Ia mengucapkan selamat datang di Bumimoro kepada Dr Aqua Dwipayana.
Baginya dan seluruh keluarga besar AAL, kehadiran Dr Aqua Dwipayana merupakan kehormatan. Apalagi sengaja hadir di sela-sela jadwalnya yang padat di awal tahun 2025.
“Saya tahu persis jadwal Pak Aqua padat sekali termasuk di awal tahun 2025 ini. Sehingga kehadiran beliau di AAL merupakan rezeki buat kita semua yakni Antap, ASN, dan taruna,” ucap Dato.
Pria yang memiliki karakter kuat itu kemudian mengungkapkan telah lama kenal Dr Aqua Dwipayana. Tepatnya 2010 di Sekolah Staf dan Komando TNI AL (Seskoal). Ketika itu Dato sebagai siswa yang mengikuti pendidikan. Sedangkan pembicara kawakan ini sebagai dosen Komunikasi.
“Jadi saya dan umumnya pejabat utama di AAL adalah siswanya Pak Aqua. Kami pernah diajar beliau saat di Seskoal,” tutur Dato.
Mengawali 2025 Dato sengaja mengundang Dr Aqua Dwipayana. Momentum di awal tahun sangat tepat karena memulai aktivitas. Selain itu kegiatannya belum banyak.
Kepada seluruh yang hadir, Dato meminta untuk serius menyimak semua yang disampaikan Dr Aqua Dwipayana. Ia yakin banyak hal penting yang disampaikan dan bermaat sekali buat Antap dan ASN.
Gubernur juga mengingatkan bahwa setiap tindakan yang dilakukan hari ini akan menentukan masa depan bangsa. “Laut Indonesia adalah masa depan kita. Jadilah perwira yang tidak hanya menjaga kedaulatan, tetapi juga membawa kebanggaan bagi TNI AL, bangsa, dan negara,” tambahnya.
Melalui pendekatan yang mengintegrasikan pendidikan karakter, penguasaan strategi, dan komunikasi yang inspiratif, AAL terus membentuk calon pemimpin masa depan yang tanggap terhadap dinamika global. Program ini diharapkan dapat memberikan bekal yang kokoh bagi taruna dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang untuk membawa kejayaan maritim Indonesia.
Akademi Angkatan Laut
Visi dan Misi AAL
Visi :
Menjadi perguruan tinggi vokasi yang unggul dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan strategi militer keangkatan lautan berkelas dunia.
Misi :
- Menyelenggarakan pendidikan vokasi yang mampu mengembangkan ilm pengetahuan, teknologi dan strategi militer keangkatan lautan.
- Melaksanakan penelitian untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan strategi militer keangkatan lautan modern.
- Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat untuk menerapkan hasil penelitian yang memberikan manfaat untuk masyarakat.
- Menyelenggarakan pendidikan berkarakter keangkatanlautan dan memiliki kemampuan kesamaptaaan jasmani.
Sejarah AAL
Pada tahun 1951, Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) membuka Institut Angkatan Laut (IAL) berdasarkan Surat Keputusan Mentri Pertahanan Nomor D/MP/279/1951 tanggal 29 Juni 1951. Kemudian disusul dengan S.K. Nomor: D/MP/313/51 tanggal 28 Juli 1951 yang memuat program pendidikan ALRI yang dilaksanakan secara mandiri.
Secara Internal pendidikan di IAL sudah dimulai pada tanggal 10 September 1951 dengan Komandan IAL pertama adalah Mayor Pelaut R. S. Hadiwinarso. Akan tetapi, IAL baru diresmikan oleh Presiden Soekarno pada hari Rabu, 10 Oktober 1951, pukul 04.50 WIB.
Peresmian pembukaan IAL yang berlokasi di Morokrembangan Surabaya atau yag dikenal dengan nama Bumimoro ini disaksikan oleh para pejabat Pemerintah. Antara lain Menteri Pertahanan Sultan Hamengkubuwono IX, Sekjen Kementerian Pertahanan Mr. Ali Budiharjo, Menteri Penerangan Arnold Mononutu, KSAD Kolonel T.B. Simatupang, KSAL Kolonel R. Soebijakto, KSAU Komodor Soerjadarma, Gubernur, Petinggi Militer dan Sipil Jawa Timur.
Pada Angkatan I, IAL membuka tiga jurusan atau korps yaitu Korps Navigasi, Korps Teknik Mesin, dan Korps Administrasi. Lama pendidikan tiga tahun yang terbagi atas dua tahun teori dan satu tahun praktik. Pada pelajaran teori, sebagian besar diberikan oleh anggota Misi Militer Belanda (MMB) dan banyak menggunakan bahasa Belanda. Sedangkan untuk penggemblengan watak dan fisik diberikan oleh pihak ALRI sendiri. Satu tahun kemudian yaitu pada penerimaan Angkatan II, ditambah dua korps yaitu Korps Komando (KKO) dan Korps Elektronika.
Pada tanggal 13 Desember 1956, IAL berubah menjadi Akademi Angkatan Laut (AAL) dengan sistem pendidikan tetap tiga tahun. Selanjutnya pada tahun 1961, karena sistem pendidikan tiga tahun dianggap terlalu singkat, maka diubah menjadi sistem pendidikan empat tahun. Prosentase pelajaran yang diberikan menjadi 73% pelajaran praktik/latihan serta teori kemiliteran/keangkatan lautan (profesi), dan 27% pengetahuan akademik (Iptek). Sedangkan sistem lima korps yang ada dilebur menjadi hanya tiga korps, yaitu Korps Pelaut ( gabungan dari Pelaut, Teknik, dan Elektro), Administrasi dan Komando/Marinir. Tiga korps ini disebut sebagai “sistem laut”.
Pada tanggal 16 Desember 1965, telah diputuskan oleh Presiden selaku Panglima Tertinggi ABRI/Panglima Besar Komando Operasi Tertinggi, tentang peresmian berdirinya Lembaga Pendidikan AKADEMI BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA (AKABRI) berdasarkan Surat Keputusan No. 185/KOTI/1965. Dengan demikian, lembaga-lembaga pendidikan militer sebelumnya, AMN, AAL, AAU, dan AAK dihapuskan.
Pada tanggal 5 Oktober 1966, dibentuklah markas Komando AKABRI di Jakarta yang merupakan badan pelaksana pusat dalam Departemen HANKAM. Berdasarkan S.K. WAPERDAM BIDANG HANKAM No. KEP/E/61/66, diangkatlah Mayor Jenderal TNI achmad Tahir, Gubernur AMN di Magelang. sebagai Komandan Jenderal AKABRI yang pertama.
Dalam kaitannya dengan upaya integrasi, kegiatan-kegiatan pendidikan utama yang bersifat integrasi mendapatkan perhatian serius yang meliputi: Pendidikan Dasar Prajurit, Latihan Integrasi Taruna Weda, dan Kegiatan Pekan Olah Raga Bersama. Periode ini menghasilkan lulusan angkatan ke XVI s/d angkatan ke XXXI Akademi TNI Angkatan Laut (1984–sekarang).
Berdasarkan Keputusan Pangab No. Kep/29/X/1984, tanggal 10 November 1984, AKABRI Bagian Laut berubah menjadi Akademi TNI Angkatan Laut disingkat AAL. Dalam perkembangan lebih lanjut, AAL menetapkan pola kurikulum 5 bulan + 3 tahun + 7 bulan. Beban studi dihitung dalam satuan kredit semester (SKS) yang dilaksanakan berdasarkan SKep. KASAL nomor: SKep/331/III/1999, tanggal 2 Maret 1999, tentang kurikulum pendidikan Mapwa TNI AL dan Dikpasis. Dan Sejak tahun 2003, Korps Administrasi diubah menjadi Korps Suplai. HUT AAL sesua Perkasal No. 77/X/2009 memutuskan hari AAL tanggal 10 Oktober 1951.
Pimpinan: Laksama Muda TNI Dato Rusman Sutan Nurdin, SE, MSi, M.Tr. Opsla (Gubernur AAL).***
Komentar