Mengawali Pekan Kedua Warsa 2025 Pakar Komunikasi Dr Aqua Dwipayana Sampaikan Sharing Kepada Hampir Seribu Taruna Akademi Angkatan Laut

SURABAYA (TUGUBANDUNG.ID) – Mengawali pekan kedua warsa baru 2025, Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana menyampaikan Sharing Komunikasi dan Motivasi berupa Kuliah Umum kepada hampir seribu taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) di Gedung Maspardi Moro Krembangan Surabaya, Jawa Timur, Senin 6 Januari 2025. Gubernur AAL Laksda TNI Dato Rusman Sutan Nurdin yang langsung memimpin acara tersebut.

Doktor Komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran itu menyampaikan materi sharing bertajuk “Komunikasi Efektif dan Kepemimpinan Inspiratif untuk Taruna AAL: Langkah Membangun Kejayaan Maritim Indonesia”.

Peserta sekitar 887 taruna AAL dari  tingkat I = 201 orang, tingkat II = 242 orang, dan yingkat III = 250 orang. Sedangkan taruna tingkat IV = 194 orang tidak ikut karena sedang praktik di luar AAL. Sharing Komunikasi dan Motivasi kepada mereka akan diberikan tersendiri para Februari 2025 mendatang.

Dr Aqua Dwipayana membuka kuliahnya dengan mengajak semua taruna untuk banyak bersyukur karena Tuhan telah memberikan banyak rezeki kepada mereka. Sehingga tidak ada alasan untuk tidak mensyukuri semua yang diperoleh.

Kemudian pria rendah hati itu menjabarkan berbagai hal yang perlu disyukuri semua taruna. Sengaja menyampaikannya agar para taruna sadar betapa baiknya Tuhan kepada mereka.

FLYER agenda kegiatan sharing Dr Aqua Dwipayana di AAL.*

Pertama, mendapat kesehatan prima. Semua taruna dalam kondisi sehat, sehingga bisa melaksanakan beragam aktivitas termasuk menghadiri acara Sharing Komunikasi dan Motivasi yang disampaikan Dr Aqua Dwipayana.

“Kesehatan adalah rezeki yang utama. Untuk itu selalulah mensyukurinya. Terus berusaha agar tetap sehat,” pesan bapak dua anak itu.

Kunci agar selalu sehat, menurut Dr Aqua Dwipayana ada di hati yang bersih dan berpikir positif. Untuk itu berusahalah secara maksimal mewujudkannya. Jangan biarkan setitik noda pun.masuk ke dalam hati, sebab kalau terjadi bakal rugi sendiri.

Pria yang hobi silaturahim itu telah lama mempraktikkan dua hal tersebut yakni hatinya bersih dan selalu pikirannya positif. Telah sukses melaksanakannya sehingga mengajak banyak orang termasuk para taruna konsisten melakukannya. Kedua, berhasil menjadi taruna. Untuk masuk AAL tidaklah mudah. Melalui berbagai tahapan tes. Mengalahkan banyak saingan.

“Para taruna yang saat ini berada di sini dan taruna tingkat IV adalah orang-orang hebat dan istimewa. Berhasil menjadi taruna setelah melewati berbagai tahapan tes dan mengalahkan banyak saingannya,” ujar Dr Aqua Dwipayana.

Pembicara laris ini merasa terhormat melaksanakan Sharing Komunikasi dan Motivasi di AAL. Dengan para taruna yang merupakan orang-orang terbaik dan pilihan. Mereka telah berhasil melewati seleksi masuk AAL yang sangat kompetitif.

Dr Aqua Dwipayana yang mengatakan dirinya sebagai pelayan para taruna merasa terhormat berada di tengah-tengah para taruna. Pehobi membaca itu tahu persis di luar AAL banyak motivator hebat, pakar komunikasi yang luar biasa, dan penulis buku “best seller”. Di antara yang banyak itu, ia satu-satunya yang terpilih untuk sharing di AAL.

“Begitu mendapat amanah dari Gubernur AAL Bapak Dato Rusman untuk melaksanakan Sharing Komunikasi dan Motivasi kepada para taruna, anggota tetap (antap), dan Aparatur Sipil Negara (ASN), langsung saya optimal. Agar Pak Dato sebagai pemberi amanah tidak kecewa,” tutur Dr Aqua Dwipayana.

Paling utama, lanjut motivator kawakan ini, ikhlas melakukannya. Sehingga tidak ada beban saat melaksanakan Sharing Komunikasi dan Motivasi di AAL dan kegiatannya lancar sekali.

GUBERNUR AAL Laksamana Muda TNI Dato Rusman Sutan Nurdin, SE, MSi, M.Tr. Opsla memberikan sambutan.*

Ketiga, mendapat amanah Gubernur AAL yang terbaik. Bersyukurlah para taruna karena saat ini dipimpin oleh Gubernur AAL yang rekam jejaknya luar biasa dan berkarakter.

“Saya ketemu Pak Dato pertama kali pada 2010 di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) Cipulir Jakarta. Ketika itu saya sebagai dosen luar bisa bidang Komunikasi. Sedangkan beliau sebagai siswa. Pertemuan pertama itu kesan positifnya mendalam sekali,” kata Dr Aqua Dwipayana.

Gubernur AAL yang merupakan lulusan terbaik (Adhi Makayasa) 94, ucap motivator ulung ini, rekam jejaknya luar biasa. Di mana pun bertugas selalu menunjukkan keteladanan.

Terkait itu Dr Aqua Dwipayana menyarankan agar semua taruna menjadikan Gubernur AAL sebagai role model. Mencontoh semua keteladanannya.

“Salah satu dari banyak kelebihan Pak Dato adalah memiliki karakter yang kuat. Semua yang disampaikannya selalu ada argumentasi yang dapat dipertanggungjawabkan, sehingga orang yang berkomunikasi dengannya mengikuti yang disampaikan beliau,” tutur Dr Aqua Dwipayana.

PARA taruna Akademi Angkatan Laut.*

Komunikasi Efektif

Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat itu menekankan pentingnya komunikasi efektif dalam membangun kepemimpinan yang inspiratif. Ini menjadi dasar untuk keberhasilan mewujudkannya.

“Komunikasi adalah kunci utama dalam menjalankan tugas sebagai seorang perwira. Kepemimpinan tidak hanya ditentukan oleh kemampuan memerintah, tetapi juga oleh keterampilan menyimak, memahami, dan menyampaikan pesan secara tepat,” tegas Dr Aqua Dwipayana.

Mantan wartawan di banyak media besar ini juga menggarisbawahi bahwa kepemimpinan inspiratif membutuhkan integritas, empati, dan visi yang jelas. Dalam konteks membangun kejayaan maritim Indonesia, para taruna AAL diharapkan mampu menjadi pemimpin yang tidak hanya kompeten di bidang teknis, tetapi juga memiliki kemampuan memotivasi dan memberdayakan orang lain.

“Pemimpin yang inspiratif akan mampu membawa perubahan positif dan memobilisasi sumber daya manusia untuk mencapai tujuan bersama,” tambahnya.

Dr Aqua Dwipayana berpesan kepada semua taruna agar terus-menerus mendalami komunikasi karena hal ini bakal mensukseskan semua aktivitas mereka. Dasarnya selalu berkomunikasi dengan hati dan hati-hati.

“Biasakan berpikir dulu baru berkomunikasi. Bukan setelah komunikasi, kemudian menyesal karena yang disampaikan membuat sakit hati orang yang diajak bicara,” tutur Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia Pusat ini.

Menurut Dr Aqua Dwipayana efektivitas komunikasi dapat dilaksanakan dengan melaksanakan lima hukum komunikasi yang efektif yakni REACH Plus AC. Ini berlaku secara universal.

Pertama, Respect atau perhatian yaitu di mana saja, kapan pun, kepada siapa pun selalu menghormati. Para taruna agar melaksanakan itu baik di AAL maupun saat di luar kampus.

“Menghormati setiap orang tidak ada ruginya. Untungnya banyak sekali. Umpan baliknya akan mendapat penghormatan serupa bakal lebih,” kata Dr penulis banyak buku “super best seller” ini.

Kedua, Empati atau bisa menempatkan diri yaitu bagaimana merasakan apa yang dirasakan orang lain. Dengan bersikap seperti itu pasti menimbulkan kepedulian kepada sesama.

“Para taruna agar selalu berempati kepada setiap orang baik di AAL maupun di luar AAL. Tunjukkan kepedulian kepada sesama,” tutur Dr Aqua Dwipayana.

Ketiga, Audible atau dapat dimengerti yaitu semua yang disampaikan dengan mudah dipahami seluruh orang meski latar belakang termasuk pendidikannya berbeda-beda. Saat berkomunikasi gunakanlah bahasa yang umum agar lawan bicaranya paham.

DR Aqua Dwipayana tengah menyampaikan materi.*

Dr Aqua Dwipayana mengingatkan jangan menggunakan istilah bahasa militer kepada pihak eksternal. Mereka tidak paham sehingga komunikasinya bisa gagal sebab responnya tidak sesuai harapan.

“Dengan menggunakan bahasa yang umum dan menghindari istilah-istilah militer terutama saat bicara dengan pihak eksternal maka komunikasinya bakal berhasil,” kata Dr Aqua Dwipayana.

Keempat, Clarity atau penyampaiannya menggunakan kalimat terbuka dan sederhana. Ini sangat penting dan  menentukan keberhasilan dalam berkomunikasi.

Dengan menggunakan kalimat terbuka dan sederhana, lanjut Dr Aqua Dwipayana, orang yang diajak berkomunikasi lebih memahami maksud yang disampaikan. Mereka kemudian meresponnya dengan tepat.

“Biasakanlah melakukan itu. Konsisten melaksanakannya agar komunikasinya sukses sesuai dengan harapan,” ujar pria yang selama puluhan tahun menekuni Ilmu Komunikasi.

Kelima atau terakhir adalah Humble atau rendah hati, tidak ada yang perlu disombongkan. Setiap taruna memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga harus saling mengisi atau melengkapi dengan sesama.

Dengan bersikap rendah hati, ujar Dr Aqua Dwipayana, berkomunikasi dengan siapa saja dan di mana saja bakal sukses. Keberadaannya diterima lingkungan.

“Mereka yang rendah hati hidupnya nyaman. Di mana saja berada selalu diterima lingkungan. Bahkan kehadirannya sering dinantikan,” ungkap pria yang berasal dari Kota Padang, Sumatera Barat ini.

REACH akan sangat efektif pelaksanaannya jika dilengkapi dengan huruf ‘A’ dan ‘C’. Menjadi lengkap dan komprehensif komunikasinya.

‘A’ yaitu Action yang merupakan tindakan nyata. Jadi ada implementasinya. Tidak sekedar berteori dan berwacana. Apalagi penjabarannya sangat mudah  dan sederhana.

“Butuh kerendahan hati dan kesungguhan untuk melaksanakannya secara terus menerus. Sehingga menjadi kebiasaan sehari-hari,” kata Dr Aqua Dwipayana.

Sedang ‘C’ adalah Consistency atau tindakan nyata dan cepat serta konsisten dalam pelaksanaannya. Dengan begitu REACH langsung dieksekusi serta terus menerus dilaksanakan.

“Konsistensi membuat hal tersebut langsung diaplikasikan dan berkesinambungan. Bisa dirasakan langsung hasilnya yang dahsyat dan luar biasa,” papar pria yang 20 tahun terakhir ini mandiri.

Kejayaan Maritim

Dr Aqua Dwipayana mengajak para taruna untuk memahami peran strategis mereka dalam mewujudkan visi Indonesia sebagai poros maritim dunia. Ia memaparkan tantangan global di sektor maritim, seperti ancaman keamanan laut, persaingan geopolitik, dan perubahan iklim, yang semuanya memerlukan kepemimpinan tangguh dan komunikasi yang efektif.

“Sebagai generasi penerus, kalian memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga kedaulatan maritim Indonesia. Mulailah dari hal kecil seperti membangun disiplin diri dan rasa cinta Tanah Air,” ujar pria bapak dari Alira Vania Putri Dwipayana dan Savero Karamiveta Dwipayana.

Menurutnya para taruna kelak terutama setelah selesai melaksanakan pendidikan di AAL merasakan secara langsung tantangan di dunia maritim. Karena berada di lapangan yang sering bersentuhan dengan negara lain.

“Ketika itulah dibutuhkan kemampuan komunikasi terutama diplomasi. Harus menghadapi berbagai pihak dari banyak negara terutama yang bertetangga dengan Indonesia,” kata Dr Aqua Dwipayana.

Pelajaran dan pengalaman saat taruna, ungkap Dr Aqua Dwipayana, sedikit banyak membantu ketika berdiplomasi dengan pihak luar. Targetnya memenangkan diplomasi tersebut.

DR Aqua Dwipayana menerima plakat dari Gubernur AAL yang merupakaan sahabatnya Laksamana Muda TNI Dato Rusman Sutan Nurdin, SE, MSi, M.Tr. Opsla.*

 Laksanakan Pesan Gubernur AAL

Saat memaparkan materinya, Dr Aqua Dwipayana menyinggung tujuh pesan Gubernur AAL Dato Rusman yang disampaikan kepada para taruna pada Jumat, 3 Januari 2025. Itu merupakan arahan pertama bapak empat anak tersebut setelah menjabat Gubernur AAL.

“Laksanakan secara serius, sungguh-sungguh, dan terus menerus semua pesan Pak Dato Rusman sebagai Gubernur AAL. Beliau merumuskan itu dengan penuh perenungan dan keyakinan yang kuat bahwa seluruh taruna bisa melakukannya,” ungkap Dr Aqua Dwipayana.

Pesan tersebut satu, Menjadi Pemimpin yang Berkarakter. Harapannya taruna yang lulus menjadi perwira TNI AL tumbuh menjadi pemimpin yang tidak hanya tangguh secara fisik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat. Nilai-nilai integritas, loyalitas, disiplin, dan keberanian moral harus tertanam dalam setiap tindakan. Menjadi pemimpin yang dapat dipercaya, dihormati, dan menjadi teladan bagi orang lain.

Kedua, Menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Modern. Sebagai calon perwira, taruna harus terus belajar dan mengembangkan diri untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam bidang maritim dan militer. Pendidikan di AAL adalah kesempatan bagi taruna untuk membangun kompetensi, sehingga mampu menghadapi tantangan di medan tugas maupun perubahan lingkungan strategis global yg demikian dinamis.

Ketiga, Menjunjung Tinggi Kepatuhan dan Disiplin. Dua hal itu adalah dasar keberhasilan taruna di AAL dan sebagai perwira TNI AL. Hormati dan patuhi setiap arahan dari pelatih, pengasuh, dan dosen. Jadikan mereka sebagai panutan dan pembimbing dalam menjalani proses pendidikan ini. Kesetiaan pada tugas dan aturan akan membawa menuju kesuksesan.

Keempat, Memanfaatkan Pendidikan di AAL dengan Maksimal. AAL adalah kawah chandradimuka yang dirancang untuk mempersiapkan taruna menjadi perwira yang tanggap, tanggon, dan trengginas. Jangan sia-siakan kesempatan ini. Gunakan waktu dengan bijak untuk belajar, berlatih, dan membangun diri.

Kelima, Menghindari Kesalahan yang Merusak Masa Depan. Para taruna menjaga nama baik diri sendiri, keluarga, dan institusi. Hindari pelanggaran yang dapat mencoreng reputasi sebagai taruna AAL. Jangan pernah mengambil langkah yang berpotensi membuat taruna dikeluarkan dari AAL.

Keenam, Menjadi Inspirasi Bagi Orang Lain. Sebagai calon perwira TNI AL, jadilah sosok yang menginspirasi, baik bagi sesama taruna maupun bagi bangsa ini. Tunjukkan bahwa Anda adalah pribadi yang bertanggung jawab, bersemangat, dan memiliki dedikasi tinggi dalam menjalankan setiap tugas.

Ketujuh, Berkomitmen untuk Kejayaan Bangsa. Ingatlah bahwa taruna adalah harapan bangsa untuk menjaga kedaulatan maritim Indonesia. Jadikan pengabdian kepada negara sebagai tujuan hidup Anda. Jika Anda memiliki komitmen yang kuat, Anda akan mampu menghadapi segala tantangan di masa depan.

Mengakhiri kuliah umum, Dr Aqua Dwipayana memberikan pesan motivasi kepada para taruna. “Jadilah perwira yang tidak hanya mahir dalam strategi perang, tetapi juga memiliki hati yang tulus untuk melayani bangsa dan negara. Indonesia membutuhkan pemimpin maritim yang berkarakter, kompeten, dan inspiratif untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan.”

Kuliah umum ini diharapkan dapat memberikan bekal berharga bagi para taruna AAL dalam menjalani pendidikan dan mempersiapkan diri sebagai pemimpin masa depan TNI AL. Acara diakhiri dengan sesi foto bersama dan pemberian cenderamata dari Gubernur AAL Dato Rusman kepada Dr Aqua Dwipayana sebagai bentuk apresiasi atas ilmu dan inspirasi yang telah dibagikan.

Akademi Angkatan Laut

Visi dan Misi AAL

Visi :

Menjadi perguruan tinggi vokasi yang unggul dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan strategi militer keangkatan lautan berkelas dunia.

Misi :

  • Menyelenggarakan pendidikan vokasi yang mampu mengembangkan ilm pengetahuan, teknologi dan strategi militer keangkatan lautan.
  • Melaksanakan penelitian untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan strategi militer keangkatan lautan modern.
  • Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat untuk menerapkan hasil penelitian yang memberikan manfaat untuk masyarakat.
  • Menyelenggarakan pendidikan berkarakter keangkatanlautan dan memiliki kemampuan kesamaptaaan jasmani.

Sejarah AAL

Pada tahun 1951, Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) membuka InstitutAngkatan Laut (IAL) berdasarkan Surat Keputusan Mentri Pertahanan Nomor: D/MP/279/1951 tanggal 29 Juni 1951. Kemudian disusul dengan S.K. Nomor: D/MP/313/51 tanggal 28 Juli 1951 yang memuat program pendidikan ALRI yang dilaksanakan secara mandiri.

Secara Internal pendidikan di IAL sudah dimulai pada tanggal 10 September 1951 dengan Komandan IAL pertama adalah Mayor Pelaut R. S. Hadiwinarso. Akan tetapi, IAL baru diresmikan oleh Presiden Soekarno pada hari Rabu, 10 Oktober 1951, pukul 04.50 WIB.

Peresmian pembukaan IAL yang berlokasi di Morokrembangan Surabaya atau yag dikenal dengan nama Bumimoro ini disaksikan oleh para pejabat Pemerintah. Antara lain Menteri Pertahanan Sultan Hamengkubuwono IX, Sekjen Kementerian Pertahanan Mr. Ali Budiharjo, Menteri Penerangan Arnold Mononutu, KSAD Kolonel T.B. Simatupang, KSAL Kolonel R. Soebijakto, KSAU Komodor Soerjadarma, Gubernur, Petinggi Militer dan Sipil Jawa Timur.

Pada Angkatan I, IAL membuka tiga jurusan atau korps yaitu Korps Navigasi, Korps Teknik Mesin, dan Korps Administrasi. Lama pendidikan tiga tahun yang terbagi atas dua tahun teori dan satu tahun praktik. Pada pelajaran teori, sebagian besar diberikan oleh anggota Misi Militer Belanda (MMB) dan banyak menggunakan bahasa Belanda. Sedangkan untuk penggemblengan watak dan fisik diberikan oleh pihak ALRI sendiri. Satu tahun kemudian yaitu pada penerimaan Angkatan II, ditambah dua korps yaitu Korps Komando (KKO) dan Korps Elektronika.

Pada tanggal 13 Desember 1956, IAL berubah menjadi Akademi Angkatan Laut (AAL) dengan sistem pendidikan tetap tiga tahun. Selanjutnya pada tahun 1961, karena sistem pendidikan tiga tahun dianggap terlalu singkat, maka diubah menjadi sistem pendidikan empat tahun. Prosentase pelajaran yang diberikan menjadi 73% pelajaran praktik/latihan serta teori kemiliteran/keangkatan lautan (profesi), dan 27% pengetahuan akademik (Iptek). Sedangkan sistem lima korps yang ada dilebur menjadi hanya tiga korps, yaitu Korps Pelaut ( gabungan dari Pelaut, Teknik, dan Elektro), Administrasi dan Komando/Marinir. Tiga korps ini disebut sebagai “sistem laut”.

Pada tanggal 16 Desember 1965, telah diputuskan oleh Presiden selaku Panglima Tertinggi ABRI/Panglima Besar Komando Operasi Tertinggi, tentang peresmian berdirinya Lembaga Pendidikan AKADEMI BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA (AKABRI) berdasarkan Surat Keputusan No. 185/KOTI/1965. Dengan demikian, lembaga-lembaga pendidikan militer sebelumnya, AMN, AAL, AAU, dan AAK dihapuskan.

Pada tanggal 5 Oktober 1966, dibentuklah markas Komando AKABRI di Jakarta yang merupakan badan pelaksana pusat dalam Departemen HANKAM. Berdasarkan S.K. WAPERDAM BIDANG HANKAM No. KEP/E/61/66, diangkatlah Mayor Jenderal TNI achmad Tahir, Gubernur AMN di Magelang. sebagai Komandan Jenderal AKABRI yang pertama.

Dalam kaitannya dengan upaya integrasi, kegiatan-kegiatan pendidikan utama yang bersifat integrasi mendapatkan perhatian serius yang meliputi: Pendidikan Dasar Prajurit, Latihan Integrasi Taruna Weda, dan Kegiatan Pekan Olah Raga Bersama. Periode ini menghasilkan lulusan angkatan ke XVI s/d angkatan ke XXXI Akademi TNI Angkatan Laut (1984–sekarang).

Berdasarkan Keputusan Pangab No. Kep/29/X/1984, tanggal 10 November 1984, AKABRI Bagian Laut berubah menjadi Akademi TNI Angkatan Laut disingkat AAL. Dalam perkembangan lebih lanjut, AAL menetapkan pola kurikulum 5 bulan + 3 tahun + 7 bulan. Beban studi dihitung dalam satuan kredit semester (SKS) yang dilaksanakan berdasarkan SKep. KASAL nomor: SKep/331/III/1999, tanggal 2 Maret 1999, tentang kurikulum pendidikan Mapwa TNI AL dan Dikpasis. Dan Sejak tahun 2003, Korps Administrasi diubah menjadi Korps Suplai. HUT AAL sesuai Perkasal No. 77/X/2009 memutuskan hari AAL tanggal 10 Oktober 1951.

Pimpinan: Laksamana Muda TNI Dato Rusman Sutan Nurdin, SE, MSi, M.Tr. Opsla (Gubernur AAL).***

Komentar