Dr. H. Buky Wibawa Karya Guna, S.Pd, M.Si: Sosok Budayawan di Pucuk Pimpinan Parlemen Jawa Barat

DI balik jabatan strategis sebagai pimpinan parlemen Jawa Barat, terdapat sosok Dr H. Buky Wibawa Karya Guna, S.Pd, M.Si, atau yang lebih dikenal sebagai Boecky Wikagoe. Sebagai seorang budayawan, Buky tidak hanya menjadi wakil rakyat, tetapi juga jembatan yang menghubungkan tradisi dan budaya Sunda dengan kebijakan publik. Dalam setiap kiprahnya, Buky membawa misi untuk mengangkat nilai-nilai budaya agar tetap relevan dalam tata kelola pemerintahan dan kehidupan modern.

Dari Budayawan ke Panggung Politik

Sejak muda, Boeki telah aktif dalam dunia seni dan budaya Sunda. Ia dikenal sebagai sosok yang gigih melestarikan budaya leluhurnya dan memiliki kepedulian tinggi terhadap perkembangan seni lokal. Karier budayanya membawa Buky ke berbagai komunitas seni dan budaya, menjadikannya salah satu tokoh yang dihormati di kalangan seniman Jawa Barat.

Terjun ke politik merupakan salah satu langkah besar dalam hidupnya. Buky percaya bahwa kebijakan publik yang sensitif terhadap nilai-nilai budaya akan menciptakan masyarakat yang lebih harmonis. Ketika akhirnya duduk di pucuk pimpinan parlemen Jawa Barat, Buky melihat ini sebagai peluang untuk mengangkat suara-suara budaya yang sering terpinggirkan dalam pengambilan keputusan. Menurutnya, “Budaya bukan sekadar identitas, tetapi fondasi utama bagi masyarakat. Di parlemen, saya ingin memastikan bahwa fondasi ini tetap kokoh.” Buky sendiri sebelumnya dikenal sebagau musisi yang juga kakak kandung penyanyi rock legendaris Nicky Astria.

Buky percaya bahwa kebudayaan bukanlah sesuatu yang terpisah dari politik, melainkan bagian tak terpisahkan dari proses pemerintahan. Sebagai pimpinan parlemen, ia mendorong kebijakan-kebijakan yang pro-budaya, mulai dari pelestarian situs budaya, dukungan untuk seniman lokal, hingga pengembangan pariwisata berbasis kearifan lokal. Ia juga menginisiasi berbagai program yang melibatkan komunitas budaya untuk memberikan masukan dalam proses perumusan kebijakan daerah.

“Saat budaya menjadi bagian dari kebijakan, masyarakat akan merasa lebih terwakili. Mereka melihat pemerintah sebagai bagian dari mereka, bukan sebagai pihak yang asing. Ini penting bagi keberlanjutan nilai-nilai lokal di tengah modernisasi yang pesat,” ujar Buky

Inspirator

Sebagai budayawan yang kini berada di panggung politik, bahkan menjadi pucuk pimpinan DPRD Provinsi Jawa Barat, Boeki berusaha menginspirasi generasi muda untuk turut terlibat dalam pelestarian budaya Sunda.

Beberapa waktu lalu, Buky Wibawa Karya Guna ditetapkan sebagai Ketua DPRD Jawa Barat periode 2024-2029 bersama Wakil Ketua I, Iwan Suryawan, Wakil Ketua II, M.Q. Iswara, Wakil Ketua III, Ono Surono, Wakil Ketua DPRD Jawa Barat IV, Acep Jamaludin.

Dalam berbagai kesempatan, Buky kerap memberikan ceramah dan menjadi pembicara di hadapan kaum muda, menekankan pentingnya menghargai akar budaya sebagai identitas dan kekuatan bangsa. Baginya, generasi muda adalah penjaga estafet budaya, yang harus dibekali dengan pemahaman akan pentingnya kearifan lokal dalam menghadapi perubahan zaman.

Buky percaya bahwa anak muda akan lebih mencintai budayanya jika mereka merasa budaya tersebut tidak ketinggalan zaman. Oleh karena itu, ia mendukung inovasi dalam pelestarian budaya, termasuk kolaborasi dengan teknologi digital, seperti melalui media sosial dan platform digital lainnya, untuk mengenalkan budaya Sunda kepada khalayak luas. “Kita bisa melestarikan budaya tanpa harus terpaku pada cara-cara lama. Dengan pendekatan baru, budaya Sunda akan terus berkembang dan menjadi kebanggaan bagi generasi mendatang,” tambahnya.

Pemersatu Berbagai Kalangan

Kiprah Buky di parlemen tidak hanya untuk memperjuangkan aspirasi politik, tetapi juga untuk merangkul berbagai kalangan masyarakat, termasuk komunitas adat, seniman, dan tokoh agama. Ia percaya bahwa peran budaya adalah sebagai perekat sosial, yang menyatukan masyarakat dari berbagai latar belakang. Dengan pendekatannya yang inklusif, Buky berhasil membangun hubungan baik dengan berbagai kelompok, menjadikannya sebagai tokoh pemersatu di tengah pluralitas masyarakat Jawa Barat.

Pendekatan ini juga ia terapkan dalam lingkungan kerja di parlemen. Buky selalu mengedepankan komunikasi yang baik dan pendekatan berbasis budaya dalam memimpin parlemen, sehingga menciptakan suasana kerja yang lebih harmonis dan produktif. “Di Jawa Barat, kita hidup dalam keragaman yang indah. Tugas kita adalah memastikan bahwa keragaman ini terus hidup berdampingan dalam semangat persatuan,” katanya.

Masa Depan Jawa Barat Berbasis Budaya

Sebagai seorang budayawan di pucuk pimpinan politik, Buky memiliki pandangan bahwa kemajuan Jawa Barat harus tetap berlandaskan budaya. Baginya, pembangunan yang berkelanjutan tidak hanya dilihat dari aspek ekonomi dan infrastruktur, tetapi juga dari sejauh mana kebijakan yang diambil mampu menjaga nilai-nilai budaya dan identitas lokal. Ia berkomitmen untuk terus memperjuangkan kebijakan yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat, tanpa melupakan jati diri budaya yang menjadi akar kuat bagi Jawa Barat.

Bagi sosok ramah dan rendah hati ini, kesuksesan kepemimpinannya bukan hanya diukur dari keberhasilan politik semata, tetapi juga dari seberapa besar kontribusi budaya dalam setiap aspek pembangunan daerah. “Politik itu sementara, tapi budaya adalah warisan. Jika saya bisa menguatkan budaya dalam kebijakan, itulah yang akan tetap hidup dalam masyarakat kita,” ujarnya dengan penuh keyakinan.

Buky Wibawa Karya Guna alias Boecky Wikagoe adalah bukti nyata bahwa seorang budayawan dapat menjadi pemimpin yang membawa visi besar di panggung politik. Melalui perannya di parlemen, Boecky tak hanya berjuang untuk kemajuan Jawa Barat, tetapi juga untuk keberlangsungan nilai-nilai budaya yang menjadi jiwa masyarakat. Dengan segala kiprahnya, ia terus membuktikan bahwa budaya dan politik dapat berjalan beriringan, memberikan arah yang lebih bermakna bagi kemajuan daerah. ***

Komentar