KABUPATEN BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID) – PAGI itu Ketua Bank Sampah Sabilulungan, Desa Campakamulya, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung Dodo Sunandar dan dua pekerjanya sedang sibuk mengolah sampah botol kaca yang sudah menumpuk di gudang, Kamis (24/10/2024).
Sejak menerima bantuan mesin pengolah sampah kaca dari PLN UPT Bandung melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan untuk mengatasi berbagai isu permasalahan sesuai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), Dodo mengakui warga di tiga desa sudah tidak kebingungan lagi untuk membuang sampah kaca karena ditempatnya sampah-sampah tersebut bisa diolah menjadi bahan baku bangunan yakni batu bata dan paving block.
Metode pengolahan yang digunakan dalam pembuatan produk ini yaitu dengan menghancurkan limbah botol kaca menjadi serbuk kaca.
Serbuk ini kemudian akan digunakan sebagai campuran dalam pembuatan batu bata atau paving block, bersama bahan baku lain yakni pasir dan semen.
Dodo mengatakan bahwa sampah kaca dari tiga desa yang dikirimkan ke tempatnya bisa mencapai satu kuintal lebih perharinya. Apabila diolah menjadi batu bata, dari satu kuintal itu bisa menjadi sekitar 30 buah batu bata.
Bank sampah yang ada sejak 2017 itu, kini menjadi satu satunya tempat yang menerima sampah kaca karena tempat lain tidak memiliki mesin penghancur seperti miliknya.
Selain meningkatkan volume sampah kaca yang diolah karena banyak warga yang sadar untuk mengumpulkan dan menjual sampahnya ke Bank Sampah Sabilulungan, program pengelolaan sampah di Desa Campakamulya ini menjadi salah satu wujud kontribusi kepedulian PLN terhadap permasalahan lingkungan.
Kedepannya, Dodo berharap hasil produksi batu bata dan paving block di Bank Sampah Sabilulungan bisa dipasarkan dengan baik sehingga makin meluas kebermanfaatannya. (Foto : Ade Bayu Indra/Tugubandung.id)***
Komentar