SAITAMA, JEPANG (TUGUBANDUNG.ID) – Tim Repsol Honda sebagai tim pabrikan Honda Motor Co., Ltd di arena MotoGP cukup lama terbenam tak terdengar namanya di arena lomba MotoGP sejak terakhir kali pembalap andalanya, Marc Marquez (Spanyol) tim Repsol Honda menjadi juara dunia MotoGP 2019 untuk ke-6 kalinya sejak 2013.
Setelah Marc Marquez cedera dan pandemi Covid-19 mewabah tahun 2020, tim Repsol Honda terpuruk di lomba MotoGP hingga kini, sedangkan dua tim pabrikan Motor Jepang lainnya masih sempat unjuk gigi, tahun 2020 Joan Mir (Spanyol) andalan tim Suzuki Ecstar menjadi juara dunia MotoGP 2020, kemudian tahun 2021, Fabio Quartararo (Prancis) dari tim Monster Energy Yamaha menjadi juara dunia MotoGP 2021.
Setelah itu mulai 2022 hingga kini 2024 pabrikan Eropa (Ducati, KTM dan Aprila) merajai arena MotoGP, khususnya Ducati (Italia) yang terus mengembangkan kapasitas teknologinya selama pandemi Covid dan kini menjadi penguasa kelas MotoGP. Sementara pabrikan motor Jepang semuanya terpuruk di lomba Grand Prix Motor kelas MotoGP, Honda, Yamaha dan Suzuki, Bahkan Suzuki sudah mundur dari arena MotoGP mulai 2022.
Insinyur Aprilia
Untuk meningkatkan kemampuan Honda RC213V yang sudah empat tahun tertinggal jauh melawan Ducati, Aprilia dan KTM.
HRC (Honda Racing Corporation) Divisi Racing Honda Motor Co., Ltd khusus membuat motor balap Honda, melakukan terobosan mulai 2025 merekrut Romano Albesiano (Italia) eks. pimpinan proyek Aprilia MotoGP, menjadi Direktur Teknik HRC untuk menangani proyek HRC, MotoGP serta pengembangan selanjutnya Honda RC213V yang kini digunakan pada arena MotoGP 2024 di tim pabrikan Repsol Honda dan tim satelit, LCR Honda.
Romano Albesiano memiliki 30 tahun lebih pengalaman merancang motor balap dan pengembangan di beberapa pabrikan motor balap Italia terkemuka. Terakhir Albesiano selama 11 tahun hingga saat ini bekerja sebagai pimpinan proyek Aprilia MotoGP yang sukses bisa bersaing dengan Ducati di arena MotoGP.
Filofosi Honda Dilanggar
Ini adalah pertama kali HRC merekut Engineer (Insiyjur) non Jepang untuk menjadi Direktur Teknik untuk memimpin proyek Divisi Racingnya. Karena sejak awal Honda terjun ke arena balap motor di awal tahun 60an, filosofi Soichiro Honda pendiri Honda Motor Co., Ltd yang hobi balap motor, adalah mengembangkan teknologi motor balap oleh para isinyur Jepang untuk bersaing di arena balap motor dunia.
Mungkin tidak terpikirkan oleh almarhum Soichiro Honda pada generasi sekarang ternyata divisi balap pabrik motor Honda yang dirintisnya merekrut insinyur bukan orang Jepang untuk memimpin pengembangan proyek MotoGP, kelas tertinggi di arena balap motor. Filosofi ini dilanggar oleh generasi penerus Soichiro Honda. (Bambang Kunthady)***
Komentar