Pengembangan Edukasi Baduta dan Kesehatan Reproduksi, Pemkab Tasikmalaya Gulirkan BKB Kit

KABUPATEN TASIKMALAYA, (TUGU BANDUNG.ID).- Dalam pengembangan edukasi bagi warga yang memiliki Bayi Bawah Dua Tahun (Baduta) saat ini di sejumlah Kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya sudah ada bantuan sarana dan permainan edukatif.

Selain itu sarana infrastruktur bagi kegiatan penyuluhan pun saat ini sudah tersedia. Dimana bagi warga akan lebih mudah dalam mendapatkan informasi terkait tumbuh kembang dan kesehatan balita serta ibu hamil dan menyusui.

Ketua Gerakan Mahasiswa Kabupaten Tasikmalaya M Rizky Firmansyah menyebut, dengan adanya beberapa bantuan tersebut yang dikeluarkan oleh Dinas Sosial Kabupaten Tasikmalaya, diharapkan dapat membantu mengedukasi warga dalam meningkatkan taraf hidup sehat.

“Bantuan dari Dinsos Kabupaten Tasikmalaya melalui program BKB Kit. Program itu yakni sarana untuk penyuluhan atau alat bantu penyuluhan. Diantaranya, berupa seperangkat alat permainan edukatif dan seperangkat media yang berisi materi yang dipergunakan kader untuk memberikan penyuluhan kepada keluarga yang mempunyai balita agar meningkatkan penerapan pengasuhan,” kata Rizky, Minggu (11/08/2024).

Program BKB Kit juga termasuk pembangunan Gedung Balai Penyuluh KB untuk sarana memberikan informasi dan konseling kepada masyarakat tentang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.

Dengan adanya program tersebut, kata dia, sangat berdampak dan terasa oleh masyarakat manfaatnya. Dimana, sebagai upaya pemerintah dalam membantu masyarakat yang kurang mampu maupun warga terdampak dari melemahnya perekonomian dan melemahnya daya beli seiring dengan melonjaknya harga-harga saat ini.

Di sisi lain peran serta mahasiswa yang berkolaborasi dengan Pemerintah setempat kerap menuai reaksi yang miring. Tak sedikit lontaran sinis terhadap beberapa gerakan kolaboratif yang dilakukan antara aktivis kampus bersama Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya.

“Ada kritik, ketika ada sekelompok orang yang mengatasnamakan masyarakat atau pemerhati mengklaim bahwa program tersebut itu banyak kekurangan. Kita harus akui memang masih ada kekurangan, tetapi kita harus bisa melihat dengan sudut pandang yang adil, karena bagaimana kita bisa menginginkan keadilan kalau kita tidak dimulai adil dari cara pandang pemerhati sendiri,” katanya.

“Coba kita berfikir sejenak bagaimana upaya pemerintah yang senantiasa berusaha hadir meski dengan keterbatasan PAD. Berbeda dengan Kabupaten atau Kota yang memiliki PAD cukup besar, Kab.Tasikmalaya masih konsisten memaksimalkan dan menggulirkan program- program sosial ditengah masyarakat,” ujarnya menambahkan.

Oleh sebab itu, lanjut dia, sebaiknya mari kita bangun pikiran atau kritik yang konstruktif tetapi dengan solusi. Sehingga nantinya tidak menjadi kendaraan tumpangan yang ditumpangi kepentingan pribadi atau golongan tertentu yang hanya melempar sentimen bukan argumen.

Apalagi saat ini sedang menghangatnya momentum politik 5 tahunan, kata dia, hampir dipastikan berbagai pendapat dan cara pandang yang beragam dari para lawan politik maupun praktisi dan pemerhati bahwa program pemerintah saat ini dilihat dengan sudut pandang suka atau tidak suka

“Maka dengan ini kami berharap supaya objektif dalam melakukan kritik, perbanyak koordinasi dan kurangi kompetisi demi kepentingan masyarakat. Jangan terlihat tendisi dan ada muatan politik walaupun kita sebagai manusia berada dalam zoon politicon atau makhluk politik di dalamnya,” ujarnya.

Semetara itu, ditambahkan Rizky, disisi lain masyarakat yang menerima bantuan tersebut sangat terbantu dan terasa dampaknya. Seperti yang dikeluarkan oleh Dinas Sosial PPKBP3A Kabupaten Tasikmalaya, mulai dari BPNT, Bantuan Langsung Tunai, Sembako, BKB KIT Standing, dan Pengadaan Gedung Balai Penyuluh KB di beberapa Kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya.

“Gelontoran bantuan itu cukup membantu pemenuhan pangan dan gizi yang seimbang bagi masyarakat Kabupaten Tasikmalaya. Berdasar jumlah penduduk dalam kriteria DTKS sangat banyak, sementara kemampuan masih terbatas,” pungkas dia. (ERW).***

 

Komentar