RIO Ferdinand Awom, seorang jemaat setia Gereja Kristen Indonesia (GKI) Maulana Yusuf, Jl. Maulana Yusuf No.20, Citarum, Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung,. Dirinya merasa bahwa gereja bukan hanya sekadar tempat untuk beribadah, tetapi juga tempat di mana kasih dan kepedulian terhadap sesama dapat dirasakan.
Sebagai jemaat GKI, ia sering mengikuti berbagai kegiatan dan program yang diselenggarakan oleh gereja. Pada kebaktian Minggu pagi, ia mengetahui bahwa di antara diakonia yang ada di Gereja Kristen Injil, terdapat pula persembahan diakonia yang disalurkan pada bidang pendidikan. “Ternyata gereja mengelola Diakonia Pendidikan itu secara terstruktur,” ungkapnya.
Melalui tayangan warta jemaat, dengan hati terbuka ia mengetahui diakonia pendidikan disalurkan kepada anak-anak yang membutuhkan dana bantuan. Mereka yang mempunyai keinginan untuk bersekolah, namun memiliki batasan dalam perekonomiannya. Program yang dirancang untuk meringankan beban tersebut pun berperan dalam memenuhi biaya pendidikan. “Pendidikan sebagai kunci utama bagi masa depan yang lebih baik, dukungan berbentuk apa pun akan sangat berarti bagi mereka yang kurang beruntung,” ujar pria berambut ikal tersebut.
“Seorang anak perempuan yang berjuang memenuhi pendidikannya, di tengah keadaan orang tua yang telah tiada.” Dengan mata yang tersorot ke atas, ia mengungkapkan apa yang didengar pada tayangan hari itu. Mendengar kisah tentang Nadya, seorang siswi kelas 12 SMA yang menjadi salah satu penerima dana bantuan program ini.
Kehilangan kedua orang tuanya membuat gadis itu hidup tak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga adiknya. Meskipun dihadapkan pada banyak kesulitan, Nadya tetap berusaha keras mengusahakan jenjang pendidikannya. Cerita gadis itu membuat jiwa kuat Rio terenyuh serta pikirannya terfokus pada betapa pentingnya program Diakonia Pendidikan yang dijalankan oleh GKI Maulana Yusuf.
“GKI Maulana Yusuf Bandung dapat terus menjadi tempat di mana kasih Tuhan diwujudkan dalam tindakan nyata, dalam program yang dijalankan,” ungkap pria berumur 21 tahun. TPD Pendidikan adalah bentuk nyata uluran kasih dan dukungan komunitas gereja terhadap masa depan anak-anak dan generasi muda. Mereka berkomitmen untuk memberikan mereka kesempatan yang lebih baik melalui nilai kasih, kepedulian, dan dukungan terhadap sesama manusia yang membutuhkan.
Pemuda itu bersiteguh bahwa tidak semua orang memiliki akses yang mudah terhadap pendidikan, terutama mereka yang mengalami kesulitan finansial. Dengan adanya dana bantuan pendidikan ini, ia yakin bahwa lebih banyak anak seperti Nadya yang akan mendapatkan kesempatan untuk meraih pendidikan yang layak menggapai cita-citanya. Hal ini memastikan bahwa dana yang dikumpulkan benar-benar tepat sasaran dan memberikan dampak positif bagi mereka yang memerlukan.
Dengan semangat dan komitmen tinggi, Rio berencana untuk lebih terlibat dalam mendukung program TPD Pendidikan. Ia akan mengajak jemaat lainnya untuk bersama-sama memberikan kontribusi, baik dalam bentuk donasi maupun partisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang mendukung program pendidikan ini.
Dalam kehidupan saat ini ia percaya bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang yang tidak hanya mengubah hidup individu, tetapi juga membawa dampak positif bagi masyarakat secara keseluruhan. Ia meyakini bahwa dengan kerjasama dan dukungan dari seluruh jemaat, GKI Maulana Yusuf Bandung dapat terus melangkah maju dalam melayani dan membawa harapan bagi mereka yang membutuhkan.
“Mari bersama-sama menjadi saksi cinta kasih Tuhan melalui tindakan nyata kita kepada sesame,” ujarnya dengan penuh semangat, mencerminkan tekadnya untuk berbuat baik dan memberi harapan bagi mereka yang membutuhkan. Seiring dengan langkah-langkahnya dalam menyesuaikan diri dengan kehidupan gereja, Rio yakin bahwa melalui dukungan dan partisipasi aktif dalam program-program seperti TPD Pendidikan, dia dapat menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri.***
Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Pasundan yang mengikuti perkuliahan Media dan Agama (Clairene Avila Justine Kalalo dan Mena Dewi) melakukan peliputan jurnalistik beberapa waktu lalu. Feature ini adalah salah satu karya yang dihasilkan mereka.*
Komentar