KENDARI (TUGUBANDUNG.ID) – Kiprah Sharing Komunikasi dan Motivasi dari Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana di lingkungan Korps Kepolisian Air dan Udara Badan Pemeliharaan Keamanan Kepolisian Republik Indonesia (Korpolairud Baharkam Polri) terus bergulir. Kini tiba di Direktorat Kepolisian Air dan Udara Kepolisian Daerah (Ditpolairud Polda) Sulawesi Tenggara.
Di “Bumi Anoa” Sulawesi Tenggara, doktor Komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran tersebut akan menyampaikan sharing bertajuk “Membangun Karakter dalam Kebersamaan Untuk Optimalisasi Pelaksanaan Tugas di Ditpolairud Polda Sulawesi Tenggara”, Kamis 30 Mei 2024, di Hotel Fortune & Convention Jalan Kedondong No. 889, Anduonohu, Kecamatam Poasia, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, dengan peserta hampir 200 orang dari berbagai unsur di lingkungan Ditpolaiorud Polda Sultra.
Pada siang harinya, Dr Aqua melaksanakan sharing serupa di lingkungan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Kendari. Sebelum sharing dilaksanakan, seperti kebiasaannya, Dr Aqua Dwipayana bersilaturahim kepada pimpinan kedua institusi tersebut. Ia bertemu dan berbincang hangat dengan Dirpolairud Polda Sultra Kombes Pol Faisal F. Napitupulu serta Danlanal Kendari Kolonel Laut (P) I Gede Dharma Yoga.
Dalam pernyataan menjelang kehadiran di Kota “Lulo” Kendari, Dr Aqua Dwipayana yang hobi silaturahim itu mengungkapkan, Korpolairud berperan vital dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), khususnya di wilayah perairan dan udara Indonesia. Mereka harus dapat memastikan bahwa hukum ditegakkan, lingkungan dilindungi, dan masyarakat dapat merasa aman dari ancaman kejahatan perairan. Maka, membangun karakter dalam kebersamaan harus menjadi keniscayaan bagi setiap personel.
Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat itu melanjutkan, untuk meningkatkan peran Polisi Air dan Udara dalam menjaga kamtibmas, berbagai strategi dan langkah bisa diterapkan. Salah satunya, memberikan pelatihan berkala kepada personel Polairud untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam penanganan kejahatan di perairan, penyelamatan, dan operasi SAR.
Kemudian, kata penulis buku super best seller Trilogi The Power of Silaturahim tersebut, mendorong personel untuk mendapatkan sertifikasi dalam bidang-bidang khusus seperti penyelam profesional, pilot drone, atau operator kapal cepat. Juga, Mengadakan peralatan modern seperti kapal patroli cepat, pesawat tanpa awak (drone), radar, dan sistem komunikasi canggih untuk meningkatkan efektivitas patroli dan respon terhadap insiden.
“Selanjutnya, sistem informasi dan monitoring dengan cara mengembangkan sistem informasi dan monitoring berbasis teknologi untuk memantau pergerakan di perairan secara real-time, memungkinkan respon cepat terhadap aktivitas mencurigakan. Yang juga utama, meningkatkan kerjasama dengan instansi lain seperti TNI Angkatan Laut, Bea Cukai, dan Badan Keamanan Laut (Bakamla) untuk operasi bersama dan berbagi informasi,” ujar Dr Aqua Dwipayana menguraikan.
Pria dengan jejaring pertemanan sangat luas itu menegaskan konteks kerjasama internasional dapat diperluas dengan negara-negara tetangga dalam rangka menjaga perairan internasional dan mencegah kejahatan lintas negara.
“Menambah frekuensi dan intensitas patroli di wilayah-wilayah rawan kejahatan untuk meningkatkan kehadiran Polairud dan mencegah kejahatan di perairan,” kata pria yang menempuh studi linier S1, S2, dan S3 di bidang komunikasi ini.
Dr Aqua Dwipayana melanjutkan, juga melaksanakan operasi penegakan hukum secara rutin untuk menangkap pelaku kejahatan dan memberikan efek jera bagi pelanggar hukum.
Terkait pemberdayaan masyarakat pesisir, Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Pusat ini mendorong upaya edukasi dan sosialisasi. “Misalnya, mengadakan program edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat pesisir tentang pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban di perairan serta melaporkan aktivitas mencurigakan serta mengajak masyarakat pesisir untuk terlibat dalam program keamanan komunitas, seperti pembentukan kelompok nelayan sadar hukum atau pos pantau masyarakat,” kata Dr Aqua Dwipayana.
Ditpolairud Polda Sulawesi Tenggara
Visi:
“Terwujudnya personel Ditpolair Polda Sulawesi Tenggara yang makin profesional, unggul dan dipercaya masyarakat guna mendukung terciptanya Sulawesi Tenggara yang mandiri, berkepribadian dan berdaya saing dengan berlandaskan semangat gotong royong”.
Misi:
- Mewujudkan pemuliaan dan kepercayaan publik (trust building) dengan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan sampai lini terdepan.
- Mewujudkan pemberdayaan kualitas sumber daya manusia Ditpolair Polda Sulawesi Tenggara yang profesional dan kompeten, yang menjunjung etika dan sendi-sendi hak asasi manusia.
- Meningkatkan motivasi dan mengusulkan peningkatan kesejahteraan personel Polri (well motivated and welfare).
- Mewujudkan deteksi aksi melalui kegiatan deteksi dini, peringatan dini dan cegah dini secara cepat, akurat dan efektif di wilayah perairan Polda Sultra.
- Mewujudkan pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat dengan pemahaman, kesadaran dan kepatuhan hukum melalui strategi Polmas serta membangun sinergi polisional yang proaktif dengan instansi pemerintah/lembaga.
- Mewujudkan penegakan hukum yang berkeadilan, menjunjung tinggi HAM dan anti-KKN.
- Mewujudkan keamanan, keselamatan dan ketertiban di kawasan perairan laut untuk mendukung visi pembangunan wilayah kamaritiman.
- Mewujudkan anggota Ditpolair Polda Sulawesi Tenggara yang kompeten dengan mengikutsertakan dalam diklat kecakapan kecabangan profesional
- Mewujudkan intelijen kepolisian yang profesional dan kompeten untuk memastikan dukungan yang handal bagi keamanan, pencegahan dini kriminalitas dan pengambilan keputusan yang tepat pada kebijakan keamanan di wilayah perairan Polda Sulawesi Tenggara.

Pimpinan: Kombes Pol Faisal F Napitupulu, S.I.K, M.H (Dirpolairud Polda Sultra).
Nilai-nilai yang selalu ditekankan pimpinan:
- Tanamkan sikap disiplin dalam tugas bagi setiap pers Ditpolairud Polda Sulawesi Tenggara.
- Hindari pelanggaran-pelanggaran yang dapat merugikan diri personel yang dapat menurunkan kewibawaan dan citra Ditpolairud Polda Sulawesi Tenggara.
- Maksimalkan penggunaan dukungan anggaran dan dukunganBBM dalam menunjang pelaksanaan tugas-tugas Ditpolairud.
- Hindari penyelewengan penggunaan dukungan anggaran yang tidak sesuai dengan DIPA Ditpolairud.
- Tanamkan sifat saling menghargai sesama personel, jaga soliditas, dan kekompakan.
- Jalin kerjasama yang baik di antara personel dan jalin kerjasama yang baik dengan stakeholder dan istansi maritim terkait.
Personel yang berprestasi:
Kombes Pol Faisal F. Napitupulu, S.I.K. Nrp 78020703 Jabatan Dirpolairud Polda Sulawesi Tenggara telah mendapat penghargaan dari Kapolri Nomor : KEP/12894/IX/2023 tanggal 25 September 2023 telah berhasil melakukan pengungkapan dan menyelesaikan penyidikan sampai dengan P-21 perkara mafia tanah yang merupakan atensi Presiden Republik Indonesia dan program prioritas Kapolri.
Kombes Pol Faisal F. Napitupulu, S.I.K. Nrp 78020703 Jabatan Dirpolairud Polda Sultra telah mendapat penghargaan berupa Pin Emas dari Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Republik Indonesia Nomor: 1836/SK-SK.05/XI/2023 tanggal 8 November 2023 pemberian Pin Emas dalam rangka penyelesaian target operasi utama dan target operasi tambahan tindak pidana pertanahan Kementerian Agararia dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Tahun 2023.
Aipda Muhammad Yusuf, S.H. Nrp 78121114 Jabatan Dan Kp. XX – 2014 April 2021 telah mendapat penghargaan dari Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan atas dedikasi, kerja keras, dan capaian kinerjanya dalam mendukung pelaksanaan Program Nasional Pemberantasan Kegiatan Penangkapan Ikan dengan cara merusak (Destruktif Fishing).
Sejarah Polairud
Kepolisian Air dan Udara lahir ketika Menteri Dalam Negeri mengeluarkan keputusan tertanggal 14 Maret 1951 soal penetapan Polisi Perairan sebagai bagian dari Jawatan Kepolisian Negara terhitung mulai 1 Desember 1950. Keputusan ini disempurnakan lagi dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Perdana Menteri RI tanggal 5 Desember 1956 tentang pembentukan Seksi Udara pada Djawatan Kepolisian Negara.
Sejak itu, bagian Polisi Perairan menjadi bagian Polisi Perairan dan Udara. Di awal berdirinya, Polisi Perairan bermodalkan sebuah kapal “Angkloeng”. Baru pada akhir tahun 50-an, jumlah kapal bertambah hingga mencapai 35 buah. Sementara Polisi Udara hanya memiliki sebuah pesawat Cessna-180.
Setelah melalui beberapa kali perombakan, penyempurnaan organisasi baru terjadi pada tahun 1985. Satuan Utama Polisi Air dilebur ke dalam Sub Direktorat Polisi Air dan Satuan Utama Polisi Udara menjadi Subditpol Udara. Kedua subdirektorat ini beroperasi dibawah kendali Direktorat Samapta Polri. Hingga akhirnya berkiblat kepada sejarah kelahirannya, 1 Desember diputuskan sebagai hari keramatnya Polisi Air dan Udara.
Para Pejabat Negara, dengan pandangan jauh ke depan telah mengeluarkan Keputusan-keputusan yang strategis berupa Keputusan Menteri Dalam Negeri RI No. 4/2/3/Um, tanggal 14 Maret 1951 tentang Penetapan Polisi Perairan sebagai Bagian dari Djawatan Kepolisian Negara terhitung mulai tanggal 1 Desember 1950. Dengan lahirnya Djawatan Polisi Perairan maka seluruh wilayah Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau yang tersebar di khatulistiwa, di tengah hamparan laut Indonesia yang sangat luas telah diantisipasi perlunya pemeliharaan keamanan dan ketertiban serta penegakan hukum.
Pada tahun 1953 sampai 1958 berdasarkan Surat Perintah KKN No. Pol.: 2/XIV/1953, tanggal 16 Januari 1953 dibentuk dua Pangkalan Polisi Perairan masing-masing di Belawan dan Surabaya. Terdorong dari kesulitan-kesulitan yang sering timbul dikarenakan kondisi geografis wilayah Nusantara maka dibentuklah Polisi Udara dengan SK Perdana Menteri Nomor 510.PM/1956 tanggal 5 Desember 1956. Resmilah tanggal 1 Desember 1956 nama bagian Polisi Perairan dan Polisi Udara yang dipimpin oleh Komisaris Besar Polisi RP. Sudarsono, dengan memiliki 35 kapal dari berbagai tipe dan sebuah pesawat jenis Cesna-180. Dengan Armada yang dimiliki Polisi Perairan dan Udara ikut serta dalam pemberantasan penyelundupan, bajak laut, dan operasi-operasi militer seperti pemberantasan DI/TII di Aceh dan Pantai Karawang Jawa Barat.
Setelah melalui beberapa kali perombakan, penyempurnaan organisasi baru terjadi pada tahun 1985. Satuan Utama Polisi Air dilebur ke dalam Subditpol Air dan Satuan Utama Polisi Udara menjadi Sub Direktorat Polisi Udara. Kedua subdirektorat ini beroperasi dibawah kendali Direktorat Samapta Polri. Dengan pertimbangan perkembangan situasi dan berdasarkan Skep Kapolri No. Pol.: Skep/9/V/ 2001, tanggal 25 Mei 2001 struktur Polairud dibawah Deops Kapolri dengan sebutan Dit Polairud Deops Polri.
Pada Oktober 2002 terjadi Validasi Organisasi dengan Keputusan Kapolri No. Pol.: Kep /53/ X/ 2002, tanggal 17 Oktober 2002 dengan sebutan Dit Polair Babinkam Polri. Pada bulan Oktober 2010 terjadi Restrukturisasi organisasi di tubuh Polri dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor. 52 Tahun 2010, yang kemudian dijabarkan dalam Peraturan Kapolri Nomor 21 Tahun 2010 Tanggal 14 Oktober 2010 untuk tingkat Mabes Polri dan Peraturan Kapolri Nomor.l 22 Tanggal 14 Oktober 2010 untuk tingkat Kepolisian Daerah. Hingga akhirnya berpedoman kepada sejarah kelahirannya, 1 Desember diputuskan sebagai hari Ulang Tahun Polairud.***
Komentar