KABUPATEN GARUT, (TUGU BANDUNG.ID).- Calon legsilatif (Caleg) yang gagal atau kalah dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 DPRD Kabupaten Garut menutup akses jalan di Desa Kersamanah Kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut.
Akses jalan yang ditutup dengan tembok bata itu dikeluhkan oleh warga, pasalnya aktivitas warga jadi terganggu. Bahkan anak sekolah harus mencari jalan lain untuk bisa ke sekolah, meski harus memutar dan jaraknya lebih jauh.
Penutupan jalan tersebut sempat viral di media sosial, bahkan banyak warga net yang memberikan komentar yang menyesalkan.
Salah satu warga sekitar, Yudi (23) mengatakan, ia baru mengetahui jalan ditembok saat hendak mengantar anaknya ke sekolah. Hal ini dirasa kurang etis ketika Caleg yang gagal melakukan penutupan jalan itu.
Sebab, hal itu tidak memberikan contoh yang baik bagi warga, bahkan bagi para pendukungnya. “Ini jelas kurang bagus dalam kehidupan bermasyarakat. Terlebih dia kan ikut kontestasi Pileg. Masa Caleg yang harusnya mengedepankan kepentingan masyarakat ini malah berbuat menyengsarakan rakyat,” katanya, Jumat (1/3/2024).
Menindaklanjuti kejadian pembentengan atau penutupan akses jalan gang warga oleh seorang caleg yang diduga kalah dalam pelaksanaan pemilu , Polsek Cibatu Polres Garut lakukan upaya mediasi.
Kapolres Garut AKBP Rohman Yonky Dilatha didampingi Kapolsek Cibatu AKP Misno Winoto mengatakan, jika memang kejadian penutupan akses jalan warga tersebut sempat viral di dunia maya beberapa hari yang lalu. Namun segera kejadian tersebut dilakukan mediasi, tapi belum menemukan titik terang.
Hingga akhirnya pihaknya, kata Misno bersama Muspika Kersamanah melakukan upaya musyawarah antara pemilik tanah (caleg) dan tokoh masyarakat setempat untuk mendapatkan solusi yang terbaik.
Disaksikan oleh warga dan Muspika Kersamanah beserta Polsek Cibatu Polres Garut, salah satu caleg tersebut bersedia membuka kembali akses jalan yang sempat ia tutup tersebut.
Dalam proses musyawarah salah satu caleg dari Partai Gerindra itu Wawan Setiawan mengaku tidak ada maksud lain dengan menutup akses jalan apalagi untuk minta ganti rugi.
Ia hanya bermaksud untuk mendidik supaya warga mengerti tujuan ia mencalonkan diri atau nyaleg hanya untuk kepentingan warga sekitar dan ingin memajukan ekonomi warga jika seandainya ia terpilih.
Memang lokasi yang ditembok itu merupakan pekarangan rumah caleg itu, tapi jarang ditinggali melainkan hanya sebagai rumah singgah karena ia berbisnis di daerah lain.
Ia juga mengatakan ingin bersilaturahmi dengan warga karena ia merupakan putra daerah, menurutnya warga tidak bisa bekerja sama untuk membangun daerahnya sendiri dan lebih mementingkan caleg dari luar daerah dibanding dirinya.
Ia berkeinginan untuk lebih intens berkumpul dengan warga dengan difasilitasi oleh tokoh agama, tokoh masyarakat maupun pemerintahan tingkat bawah.
Ia juga meminta maaf jika keputusannya menutup jalan menjadi hal yang kisruh dan membuat seluruh masyarakat menjadi tidak nyaman.
Warga pun menanggapi keluhan dari salah satu caleg itu dengan mempersilahkan apabila dirinya ingin berkomunikasi dengan warga dan ucapan terimakasih pun warga sampaikan kepadanya atas jasanya selama ini yang sudah banyak berkontribusi.***
Komentar