Permudah Akses Finansial di Sektor Akuakultur, Amartha Gandeng eFishery untuk Perkuat Ketahanan Pangan Nasional

KOTA BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID) – PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), prosperity platform yang menghadirkan layanan keuangan inklusif untuk ekonomi akar rumput melalui teknologi dan prinsip keberlanjutan, berkolaborasi dengan eFishery, perusahaan yang bergerak di bidang teknologi akuakultur dengan fokus pembudidayaan ikan dan udang, untuk mendorong ketahanan pangan melalui penguatan potensi akuakultur.

Kolaborasi Amartha dan eFishery memberi peluang bagi para pembudidaya ikan dan petambak udang yang tergabung dalam ekosistem eFishery untuk mendapatkan akses finansial secara inklusif dan mengembangkan usaha di sektor perikanan.

Dalam sebuah diskusi di Bandung, Rabu (7/6/2023), Head of Business Partnership Lending Adityo Putranto, Amartha menyampaikan tujuan kolaborasi ini bahwa, akuakultur di Indonesia memiliki potensi cukup besar untuk menjaga ketahanan pangan.

“Namun, keterbatasan akses permodalan menjadi salah satu tantangan bagi pembudidaya untuk meningkatkan kapasitas usahanya. Oleh karena itu kolaborasi Amartha dengan eFishery diharapkan dapat membuka akses yang seluas-luasnya bagi para pembudidaya, sehingga dapat memberikan dampak yang berkelanjutan, mulai dari peningkatan ekonomi pembudidaya, kualitas hasil panen, hingga pemenuhan nutrisi generasi mendatang,” katanya.

Amartha telah menjalin kolaborasi dengan eFishery sejak tahun 2022 melalui program ‘Kasih Bayar Nanti’ (Kabayan) yang merupakan bagian dari layanan eFishery mall (eMall). Hingga Mei 2023, Amartha telah menyalurkan modal mencapai 114 miliar rupiah dan berkomitmen terus mendukung penyaluran akses keuangan hingga 500 miliar rupiah.

“Program Kabayan telah menjangkau 1.600 pembudidaya ikan yang menjadi bagian dari ekosistem eFishery. Berbeda dengan skema tanggung renteng yang diterapkan pada mitra Amartha, lewat program Kabayan, pembudidaya ikan di ekosistem eFishery dapat mengajukan pinjaman mulai dari tiga juta hingga 100 juta rupiah, dengan tenor satu sampai enam bulan,” tambah Adityo.

Head of Fund & Operation eFishery Diajeng Reisa Manik, menyampaikan, program Kabayan dirancang untuk membantu pembudidaya mendapatkan akses permodalan dan teknologi yang inklusif.

“Data kami menunjukkan realisasi program Kabayan meningkat 250% setiap tahunnya dan di tahun 2022 ini peningkatan realisasi program Kabayan mencapai lebih dari 228 miliar rupiah. Sementara dari sisi pendapatan usaha pembudidaya, rata-rata mengalami peningkatan setelah bergabung dengan eFishery. Di sisi lain, kami meyakini bahwa sektor akuakultur masih sangat berpotensi untuk terus berkembang,” jelasnya.

Oleh karena itu, Diajeng berharap hadirnya eFishery mampu memecahkan masalah mendasar di industri akuakultur, mengatasi permasalahan pangan, menghadirkan teknologi yang terjangkau, serta memberikan akses inklusif terhadap ekonomi digital, salah satunya dengan kerja sama ini.

eFishery merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penyedia sarana teknologi, platform digital, dan e-commerce budidaya ikan dan udang. Melalui akses inklusif yang didapatkan dengan bergabung eFishery, pembudidaya di setiap skala usaha mengalami peningkatan positif dalam pendapatan rata-ratanya.

Potensi Akuakultur untuk Ketahanan Pangan Nasional Indonesia memiliki potensi besar di industri akuakultur yang memenuhi empat indikator pengukuran ketahanan pangan, yaitu harga pangan, ketersediaan pasokan, kualitas nutrisi, serta keberlanjutan dan adaptasi.

Hal ini pun diperkuat dengan fakta bahwa Indonesia saat ini tercatat sebagai negara penghasil perikanan budidaya terbesar kedua di dunia dengan volume produksi 14,8 juta ton, dan berdasarkan prediksi FAO, perikanan budidaya Indonesia akan tumbuh sebesar 26% pada tahun 2030. (Pun)***

Komentar